Nugie Hindari Plastik Sekali Pakai

Reading time: 2 menit
Musisi Nugie tak hanya bermusik tapi juga aktif di berbagai aksi kepedulian lingkungan. Foto: Greeners/Ramadani Wahyu

Jakarta (Greeners) – Sampah plastik menjadi permasalahan lingkungan yang perlu dapat perhatian. Guna menekan sampah plastik yang terbuang ke lingkungan, musisi sekaligus aktivis lingkungan Nugie mengaku memiliki kebiasaan menghindari produk plastik sekali pakai.

“Paling tidak, saya berusaha untuk tidak menghasilkan plastik. Selama ini saya pakai tumbler, tas guna ulang, hingga bawa asbak sendiri,” katanya saat Greeners temui di sebuah acara baru-baru ini.

Kebiasaan tersebut telah ia lakukan secara konsisten sejak tahun 2010. Nugie pun menularkan kebiasaannya itu kepada keluarga dan teman-temannya. Selain sadar terhadap bahaya sampah terhadap lingkungan, Nugie memiliki alasan personal di balik kebiasaannya itu.

Sama halnya dengan anak-anak zaman dahulu yang suka bermain di Sungai Ciliwung. Nugie mengaku sangat merindukan masa kecilnya dulu saat bisa bermain getek secara bebas di Sungai Ciliwung. Ia merasakan betul asri dan indahnya Sungai Ciliwung yang kini tak bisa ia rasakan lagi.

“Dulu saya selalu bermain getek di Sungai Ciliwung tapi sekarang sungai itu sudah banyak sampah plastik sehingga menyebabkan macet-macet. Sekarang juga tak tampak indah dan asri,” kata pemilik nama lengkap Agustinus Gusti Nugroho ini.

Kini Nugie Aktif Kampanyekan Isu Lingkungan

Melihat kondisi tersebut, ia menyayangkan asri dan indahnya Sungai Ciliwung tak lagi bisa generasi sekarang nikmati, termasuk anak-anaknya.

“Oleh karenanya ayo kita mulai sadar akan sampah yang kita hasilkan. Jangan sampai anak cucu kita semakin kehilangan kekayaan indahnya tak hanya Sungai Ciliwung. Akan tetapi juga sungai-sungai di Indonesia,” paparnya.

Ia juga menekankan agar masyarakat melakukan kebiasaan-kebiasaan kecil mengurangi produk sekali pakai yang mencemari lingkungan. Pola perilaku ini harus dilakukan sejak dini mulai dari keluarga dan teman-teman terdekat.

“Kebiasaan ini tak susah. Bisa siapa saja lakukan. Hanya butuh niat dan kekonsistenan,” kata lelaki kelahiran 31 Agustus 1971 ini.

Hingga saat ini, Nugie telah lama aktif melakukan kampanye meningkatkan kepedulian, kesadaran dan aksi masyarakat berkaitan dengan lingkungan.

Ia juga aktif mendorong pelibatan generasi muda mulai mendaur ulang sampah menjadi energi terbarukan yang bermanfaat terhadap masyarakat luas.

“Misalnya melalui inovasi mesin pengubah sampah plastik menjadi bahan bakar yang teman-teman Yayasan Get Plastic lakukan. Ini harus didukung oleh generasi muda,” imbuhnya.

Ribuan pohon di sepanjang Sungai Ciliwung terlilit sampah plastik. Foto: Ecoton

Dorong Generasi Muda Peduli Lingkungan

Kepedulian dan kontribusi pelibatan generasi muda sangat penting menjadi penentu nasib sektor lingkungan di masa yang akan datang. Tanpa keterlibatan generasi muda, maka gerakan-gerakan yang terkait dengan isu lingkungan tidak akan menghasilkan perubahan signifikan.

Atas konsistensinya beraksi hijau, adik Katon Bagaskara ini pun pernah meraih penghargaan Satyalancana Wira Karya dari pemerintah. Penghargaan ini Nugie terima atas jasanya di sektor lingkungan.

Dalam bermusik, lagu garapan Nugie juga identik dengan dunia lingkungan hidup. Ia merilis album trilogi pertamanya tahun 1995, yaitu Bumi. Kemudian Air pada tahun 1996, dan Udara tahun 1998.

Lagu-lagu ciptaannya juga banyak bercerita tentang lingkungan dan makhluk hidup, seperti Burung Gereja dan Teman Baik, Pembuat Teh, Pelukis Malam, Mulailah Dari Diri Sendiri, dan Lentera Jiwa.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top