Longgena Ginting, Alam Telah Memberi Banyak Hal untuk Kita

Reading time: 4 menit
Kepala Greenpeace Indonesia, Longgena Ginting. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Kepala Greenpeace Indonesia, Longgena Ginting. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Bangun Dukungan Dana Publik

Selama di Walhi, kasus eksternal yang paling mencuat dan pernah ditanganinya adalah kasus pencemaran teluk buyat yang dilakukan oleh sebuah perusahaan pertambangan emas besar, PT Newmont Gold Company. Dampak aktivitas tambang tersebut mengakibatkan beberapa masyarakat meninggal dan banyak mengalami sakit yang tidak wajar. Di sana ia bersama tim melakukan penelitian secara menyeluruh apakah ada pencemaran yang masuk ketubuh manusia melalui pemeriksaan kuku hingga rambut.

“Itu pemeriksaan yang sudah tidak bisa dibantah kalau pencemaran itu sudah sampai masuk ke kuku atau rambut dan kami menemukan itu. Pencemaran arsenik pada waktu itu sudah terjadi,” ceritanya lagi.

Di internal Walhi sendiri, Longgena mengaku mulai membangun sistem dukungan dana dari publik untuk menjawab kemandirian dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) karena LSM, menurutnya, seringkali tergantung pada badan-badan dana dari luar negeri. Agar LSM tidak lagi tergantung dari donor dan mulai berdiri secara independen, Longgena pun membuat satu pernyataan yang tidak biasa yang dilakukan oleh LSM.

“Waktu itu Walhi menolak pendanaan dari tiga negara yang menjadi sponsor agresi militer ke Irak pada tahun 2001-2002 yang dimotori oleh Amerika, Australia dan Inggris,” tegasnya.

Keberhasilan Longgena memperjuangkan lingkungan di tingkat nasional ternyata melesat dan karirnya menanjak ketika pada tahun 2004 bergabung dengan Friends of The Earth International sebagai koordinator kampanye internasional yang fokus pada isu institusi finansial global (IFL – International Financial Institution). Selain itu, Longgena juga pernah menjadi bagian di World Rainforest Movement (WRM) dan menjadi board di The Global Forest Coalition, dan pada akhir tahun 2012 hingga saat ini ia menjabat sebagai Kepala Greenpeace Indonesia.

Hobi Yoga dan Memasak

Selain traveling, Longgena juga gemar sekali melakukan yoga dan memasak. Awalnya, Longgena yang sempat tinggal di Belanda selama tujuh tahun mengaku bahwa kegemarannya memasak lebih dikarenakan terpaksa karena harga makanan di Belanda cukup mahal sehingga mengharuskannya belajar memasak. Namun, setelah tujuh tahun ia selalu memasak dan mencoba setiap ada resep baru, akhirnya ia menjadikan memasak sebagai hobi dan meditasi yang mampu membuat dirinya lebih tenang terutama setelah pulang bekerja.

“Dahulu saya suka melihat orang masak, memperhatikan dan akhirnya memang menyenangkan sekali. Hingga lama-lama saya mendapati kalau masak itu bisa jadi sebuah meditasi untuk saya,” tuturnya.

Top