Bicara Udara Kawal Perbaikan Kualitas Udara

Reading time: 2 menit
Aksi dorong kualitas udara bersih dan sehat bagi masyarakat. Foto: Bicara Udara

Jakarta (Greeners) – Polusi udara masih menjadi permasalahan yang belum tuntas terselesaikan. Bicara Udara muncul untuk membawa harapan baru membantu memenuhi hak masyarakat atas udara bersih.

Bicara Udara merupakan sebuah komunitas yang sekelompok orang prakarsai karena merasakan pentingnya menyuarakan kepedulian terhadap kualitas udara di tempat mereka beraktivitas. Kehadirannya di tengah polusi udara membuka jalan untuk mencapai hidup bebas dari polusi.

Terbentuknya Bicara Udara, berawal dari kecemasan tiga orang ibu terhadap masalah lingkungan salah satunya polusi udara yang membahayakan anaknya. Novita Natalia sekaligus Co Founder Bicara Udara menjadi salah satu yang merasakan kecemasan tersebut.

“Pertama kali Bicara Udara ada yaitu karena kita masuk ke isu yang paling dekat dahulu yaitu orang yang membakar sampah, hal ini relate di kehidupan sehari-hari,” kata Novita kepada Greeners baru-baru ini.

Berasal dari kegelisahan tersebut, akhirnya Novita bersama komunitasnya mengadakan petisi yang berhasil mengumpulkan 78.000 tanda tangan tentang pentingnya udara bersih. Novita berpendapat, masalah pencemaran udara tidak hanya berasal dari pembakaran sampah, melainkan ada penyebab yang jauh lebih besar sehingga masyarakat harus teredukasi.

Bicara Udara berharap dengan adanya petisi seperti ini bisa membentuk tekanan publik yang bisa mereka ajukan kepada pemerintah. Sebab, pemerintah memiliki andil dalam mengatasi polusi udara melalui kebijakan demi mencapai hak hidup atas udara bersih di Indonesia.

Bicara Udara Gandeng Pemerintah

Setelah tiga tahun giat memerangi polusi udara, Bicara Udara telah mengantongi keberhasilan dari serangkaian upayanya. Mereka berhasil mendapat perhatian dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk mengambil langkah lebih serius dalam mengatasi persoalan polusi udara.

“Kalau dari sisi kebijakan itu yang goal yaitu ke Kementerian Kesehatan, kita berhasil meeting tiga kali bersama menteri kesehatan. Awalnya kita launching film dokumenter Sengal. Kemudian menteri kesehatan melihat ada masalah kesehatan masyarakat dari hal ini,” ungkap Novita.

Tidak lama berselang, Bicara Udara diajak bekerja sama oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersama dengan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan untuk membentuk komite penyakit respirasi dan dampak polusi udara. Sejauh ini, gagasan tersebut masih dalam tahap proses.

Novita berharap, melalui kerja sama ini, pemerintah dapat mendorong sensor kualitas udara yang berperan sebagai peringatan dini, sehingga masyarakat bisa melakukan antisipasi ketika polusi udara meningkat. Bicara Udara juga berupaya menjadikan polusi udara sebagai isu perbincangan pada pemilu tahun 2024.

Foto: Bicara Udara

Wadah Aspirasi dan Edukasi

Dalam menjalankan komitmennya, edukasi polusi udara menjadi satu hal yang mereka pegang teguh. Komunitas ini ingin terus menjadi wadah aspirasi dan edukasi bagi masyarakat untuk terlibat dalam pemecahan solusi.

Dilema polusi udara bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Masyarakat juga berperan penting dalam melakukan upaya menjaga kualitas udara. Oleh karena itu, Bicara Udara ingin memengaruhi kesadaran publik tentang masalah ini melalui campaign atau kampanye offline maupun online secara rutin.

Melalui campaign mereka kerap mengangkat isu-isu terkini seputar polusi udara dari berbagai sudut pandang. Misalnya, dari segi kesehatan dan ekonomi. Saat ini mereka pun sedang fokus membahas transisi energi. Hal ini terus mereka lakukan untuk membantu masyarakat memahami kondisi polusi udara terkini.

Penulis : Dini Jembar Wardani

Editor : Ari Rikin

Top