Zaini Alif, Mencintai Lingkungan lewat Permainan Tradisional

Reading time: 4 menit
zaini alif

Zaini Alif. Foto: youtube.com

Komunitas HONG, Memanusiakan Manusia

Zaini mendirikan komunitas HONG pada tahun 2003 sebagai wahana untuk mengenalkan dan melestarikan permainan tradisional kepada masyarakat yang lebih luas. Selain itu, keberadaan komunitas HONG ini juga memberdayakan masyarakat sekitar dalam kegiatannya. Mulai dari pembuatan alat bermain, menjadi mentor permainan, memasak makanan-makanan tradisional dilakoni oleh masyarakat setempat sehingga terjadi perputaran ekonomi yang dapat menjaga komunitas ini tetap berlanjut.

Tidak hanya lebih bermartabat, HONG secara tidak langsung juga telah mengangkat derajat orang-orang yang terlibat di dalamnya, dari awalnya orang yang dipandang sebelah mata menjadi orang yang didengarkan oleh para tamu dari kalangan terpelajar atau malah direksi perusahaan. Ada kebanggaan yang terus ditanamkan Zaini pada anggota Hong, bahwa manusia terlahir dengan potensi, bakat, serta rezeki masing-masing.

Perubahan hidup tidak hanya dirasakan oleh penggiat komunitas HONG tapi juga pengunjung yang pernah bermain di Komunitas Hong. Lewat permainan tradisional tersebut, pengunjung, terutama anak-anak, merasa lebih percaya diri, berani, dan luwes. Daya kreativitas juga dirangsang dengan permainan-permainan yang mengharuskan pengunjung untuk membuat sesuatu seperti kolecer dan keris-kerisan.

Berkat segala manfaat yang diberikan oleh keberadaan komunitas HONG ini, Zaini kemudian diganjar dengan berbagai penghargaan. Beberapa penghargaan yang berhasil diraih antara lain British Council Social Entrepreneurship 2010, Liputan 6 Award untuk Inspirasi Indonesia, penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada 2012, dan Juara 1 Culture Preneur Award 2015 dari Njonja Meneer & Neera Ayu Foundation.

Namun hal ini tidak membuat Zaini jumawa. Ia mempunyai tujuan yang lebih besar dari sekadar mendapat penghargaan, yakni bisa membawa permainan tradisional ke posisi yang lebih layak dalam sistem pendidikan di Indonesia. “Saya ingin permainan tradisional kita ini bisa sampai masuk ke kurikulum pelajaran,” tegas Zaini.

Top