Aktivis Cilik Gresik Kembali Kirim Surat ke Prabowo, Desak Pembatasan Plastik

Reading time: 2 menit
Aktivis cilik Gresik, Aeshnina Azzahra kirim surat ke Presiden Prabowo Subianto. Foto: Ecoton
Aktivis cilik Gresik, Aeshnina Azzahra kirim surat ke Presiden Prabowo Subianto. Foto: Ecoton

Jakarta (Greeners) – Aeshnina Azzahra Aqilani (Nina), pelajar dan aktivis cilik Gresik, Jawa Timur, kembali melanjutkan perjuangannya pada tahun 2025 untuk mendorong pemerintah membatasi produksi plastik. Ia menyampaikan hal ini lewat surat yang ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto.

Nina mendorong pembatasan produksi plastik untuk mengatasi krisis pencemaran plastik yang semakin berdampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dalam suratnya, Nina menyampaikan bahaya mikroplastik terhadap kesehatan manusia. Ia juga mencatat penemuan mikroplastik dalam berbagai organ tubuh, seperti darah, paru-paru, sperma, plasenta, dan ginjal.

“Dari penelitian oleh berbagai literatur, mikroplastik bisa menyebabkan gangguan hormon, peradangan, hingga penyakit serius seperti kanker dan penyakit jantung,” ujar Nina lewat keterangan tertulisnya

Aktivis cilik kelas 12 SMA ini menyampaikan kekhawatirannya karena anak muda dianggap menjadi kelompok yang paling rentan merasakan bahaya ini.

BACA JUGA: Aktivis Cilik Gresik Temui Wamen LH, Minta Pantau Pabrik Daur Ulang Kertas

“Kami, anak muda, adalah generasi penerus bangsa. Kami ingin mewarisi lingkungan yang bersih, bukan beban pencemaran plastik yang terus meningkat,” ujar Nina.

Ada tiga poin utama yang Nina tulis dalam surat yang ia tujukan untuk Prabowo. Masing-masing menyangkut pembatasan produksi plastik, perlindungan lingkungan untuk generasi muda, dan peningkatan edukasi publik untuk meningkatkan kesadaran lingkungan.

“Saya sangat berharap Indonesia dapat memimpin perjuangan global melawan krisis plastik dan tidak hanya menjadi tujuan akhir sampah plastik dunia,” ungkap Nina dalam tulisannya.

Tampilkan Data Mikroplastik

Surat yang ia tulis juga lengkap dengan data hasil penelitian mengenai dampak mikroplastik terhadap tubuh manusia. Penelitian ini menunjukkan perlunya urgensi pemerintah untuk segera bertindak.

Sebelumnya, Nina juga turut menghadiri konferensi Intergovernmental Negotiating Committee kelima (INC-5) di Busan, Korea Selatan. Ia mengungkapkan pengalamannya menyaksikan diskusi global mengenai solusi krisis plastik.

BACA JUGA: Aktivis Cilik Gresik Minta Norwegia Ikut Pulihkan Kali Brantas

“Saya kecewa karena Indonesia tidak bergabung dalam High Ambition Coalition (HAC), kelompok negara yang mendukung pembatasan produksi plastik secara ketat,” tulisnya dalam surat yang ia kirim pada 31 Desember 2024.

Menurut Nina, Indonesia seharusnya bergabung dengan negara-negara ambisius yang berkomitmen untuk menghentikan pencemaran plastik. Hal ini bisa pemerintah lakukan dengan mendorong pembatasan produksi plastik dalam INC-5.

“Saya berharap pemerintah merespons surat ini. Kemudian, nantinya membuat kebijakan dan menunjukkan keseriusan dalam upaya mengurangi produksi plastik di Indonesia,” ujar Nina.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top