BRIN Manfaatkan Limbah Tahu Menjadi Biogas

Reading time: 2 menit
BRIN memanfaatkan limbah tahu menjadi biogas. Foto: BRIN
BRIN memanfaatkan limbah tahu menjadi biogas. Foto: BRIN

Jakarta (Greeners) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah memanfaatkan limbah tahu menjadi biogas. Gagasan ramah lingkungan ini merupakan hasil penelitian BRIN melalui Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih (PRLTB). 

Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah organik berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berasal dari proses penyaringan dan penggumpalan. Sementara itu, limbah cair berasal dari proses pencucian, perebusan, pemadatan, hingga pencetakan tahu. Hal itu bisa membuat volume limbah cair menjadi lebih tinggi.

Limbah cair tahu juga mempunyai bau busuk yang menyengat. Kondisi ini membuat limbah tahu berbahaya karena dapat merusak kualitas air sungai serta mengganggu warga sekitar.

BACA JUGA: Mikroba Ubah Limbah Penambangan secara Berkelanjutan

Oleh karena itu, BRIN menghadirkan inisiatif untuk memberikan solusi alternatif pengolahan limbah tahu secara anaerobik yang mampu menghasilkan energi alternatif berupa biogas. Dusun Giriharja di Kabupaten Bandung, Jawa Barat terpilih sebagai lokasi penelitian. Sebab, di daerah ini produsen tahu mendapat dukungan yang tinggi dari masyarakat setempat.

“Sebenarnya, tujuan utama kami yaitu mengolah limbah tersebut agar layak buang. Kemudian, melihat respons masyarakat setempat untuk mendukung dengan menyediakan lahan, sekaligus ikut aktif berperan dalam pengelolaan IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah),” jelas Peneliti RLTB BRIN, Neni Sintawardani lewat keterangan tertulisnya, Kamis (15/2).

BRIN memanfaatkan limbah tahu menjadi biogas. Foto: BRIN

BRIN memanfaatkan limbah tahu menjadi biogas. Foto: BRIN

Pengolahan Limbah Dilakukan dengan Anaerobik

Pengolahan limbah cair tahu menggunakan mekanisme anaerobik. Hal itu supaya mikroba tidak bisa hidup bila ada udara sehingga harus tertutup. Limbah tahu yang mengandung organik tinggi pun akan terurai oleh mikroba, menjadi metana dan karbondioksida atau energi biogas.

Neni juga membenahi sistem pengaliran air limbah di pabrik tahu untuk memisahkan limbah cair pekat dengan limbah cair encer. Keseluruhan limbah cair dari beberapa pabrik tahu skala kecil dan menengah di Dusun Giriharja Kabupaten Bandung Jawa Barat disalurkan ke IPAL anaerobik. Teknologi yang BRIN kembangkan ini bisa mengantisipasi fluktuasi limbah pada industri tahu skala pengrajin.

BACA JUGA: Batu Bata Museum Gent Berasal dari Limbah

‘’Dengan kapasitas produksi tahu skala besar dalam satu hari, IPAL anaerobik ini mampu memproses limbah cair pekat sebanyak 24 meter kubik per hari. Itu dapat menghasilkan biogas yang tersalurkan ke rumah warga Giriharja untuk kebutuhan memasak harian,” urainya.

Selama ini, lanjut Neni, pengelolaan IPAL anaerobik telah masyarakat lakukan secara mandiri. Mereka sudah membentuk Kelompok Pengrajin Tahu Giriharja dengan harapan bisa menambah nilai guna dari unit tersebut.

“Inisiasi IPAL anaerobik ini awalnya berasal dari masyarakat Giriharja yang peduli dengan kelangsungan kelestarian lingkungan. Ke depannya, sebagian produk biogas ini akan disalurkan ke sistem pembangkit listrik sederhana, guna memenuhi kebutuhan listrik untuk operasional IPAL anaerobik,” ujarnya.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top