Bandung 100K Ultra, Berlari Diantara Bukit dan Puncak Gunung

Reading time: 2 menit
bandung 100k
Foto: BDG Explorer

Bandung (Greeners) – Menyambut Ulang Tahun Jawa Barat ke-72, komunitas penggiat lari dan kegiatan luar ruang BDG Explorer mengadakan kompetisi lari rintang alam (trail run) Ultra pertama di Kota Bandung. Lomba lari yang bertajuk Bandung Ultra 100 ini sukses dilaksanakan pada tanggal 16-17 September 2017 kemarin. Medan perlombaan sangat menantang dengan mengitari wilayah Kota Bandung yang dikelilingi oleh puncak-puncak pegunungan.

Kompetisi yang berlangsung selama dua hari ini dibagi menjadi tiga kategori perlombaan, masing-masing 100K, Relay 100K untuk umum dan master, dan 50K. Mengambil titik mulai dan akhir yang sama, para peserta sudah terlihat bersiap-siap pada titik start di Taman Hutan Raya Djuanda, Bandung pukul 05.00 WIB pada hari pertama perlombaan untuk menerima pengarahan terakhir dari panitia. Total peserta sebanyak 252 orang memulai perlombaan secara serentak pada pukul 06.00 WIB. Uji kecepatan dan stamina ini berakhir di Villa Istana Bunga, Kabupaten Bandung Barat.

Race Director Bandung Ultra 100, Dian R Sukmara, mengatakan bahwa kondisi geografis Bandung yang berupa cekungan dengan gunung-gunung di sekelilingnya jadi daya tarik buat peserta yang mau menikmati kegiatan lari dengan kombinasi panorama bebukitan dan pegunungan. Jumlah peserta mancanegara yang datang dari sekitar 14 negara, antara lain Perancis, Jepang, Malaysia, serta peserta dari berbagai wilayah di nusantara menunjukan bahwa animo penggiat lari terhadap kompetisi ini sangat tinggi.

“Buat Jarak 100 kilometer akan melewati empat puncak mulai dari Palasari, Bukit Tunggul, Tangkuban Perahu dan Burangrang,” jelas Dian. Dian menambahkan bahwa untuk nomor Relay 100K dan 50K sedikit berbeda dimana di nomor Relay jarak tempuh akan dibagi empat sesuai dengan jumlah peserta dan nomer 50K hanya akan melewati puncak Tangkuban Perahu dan Burangrang.

bandung 100k

Foto: BDG Explorer

Total ketinggian trek pada rute lomba juga menjadi tantangan tersendiri untuk para peserta. Pada rute 100 kilometer, peserta dihadapkan pada perbedaan ketinggian hingga 6.640 meter. Sedangkan, pada rute 50 kilometer, peserta berlari menanjak melewati ketinggian 2.680 meter. Terbukti, elevation gain ini memberikan impresi tersendiri pada peserta perlombaan.

Lauren, peserta lari nomor 100K yang menyelesaikan perlombaan dalam waktu 25 jam, mengaku bahwa Puncak Burangrang memberikan kejutan di akhir-akhir perlombaan. “Puncak yang terakhir (Burangrang), jujur mengagetkan saya. Karena sudah mulai terasa lelah dan di akhir, saya kira sudah tidak ada lagi yang lebih menantang, ternyata saya salah,” gurau pelari berkewarganegaraan Perancis ini.

Lauren mengungkapkan kekagumannya pada pelaksanaan acara Bandung Ultra 100 yang ia nilai sebagai salah satu perlombaan yang memiliki organisasi paling baik diantara kompetisi serupa yang pernah ia ikuti dan rute yang disiapkan juga sangat variatif dan memiliki pemandangan yang indah.

Namun, Lauren bukanlah peserta pertama yang mencapai titik finish untuk nomor lomba 100K. Menempuh 18 Jam berlari, Fandi Achmad berhasil mengklaim podium puncak pada nomor lomba 100K. Untuk nomor Ekiden, tim BDG Explorer berhasil menyabet gelar juara pertama. Dan, pada nomer lomba 50 K, perlombaan berhasil dimenangkan oleh Margono dengan catatan waktu 8 jam 11 menit.

Penulis: Gede Surya Marteda

Top