Pameran Industri Burung di Indonesia Akan Digelar untuk Pertama Kalinya

Reading time: 2 menit
pameran
Kiri ke kanan: Project Manager Indonesia Bird Con 2019 Andjar Gunawan, Owner Finchers Yogyakarta Dian Pandu Wijayanta, dan Presiden Direktur PT Dyandra Promosindo Daswar Marpaung dalam konferensi pers Public Expose Indonesia Bird Con 2019 di Jakarta, Kamis (10/01/2019). Foto: greeners.co/Dewi Purningsih

Jakarta (Greeners) – PT Dyandra Promosindo bekerjasama dengan Finchers Yogyakarta (Pecinta Burung Finch) akan menyelenggarakan Indonesia Bird Con 2019 (IBC 2019). Pameran ini dengan tagline “The First Bird Show in Indonesia” ini bertujuan untuk mewadahi para produsen, distributor, peternak dan juga penghobi burung kicau dan beauty se-Indonesia yang diharapkan dapat menunjang program pemerintah untuk mengalakkan sektor perekonomian, khususnya ekonomi kreatif skala mikro kecil-menengah.

Presiden Direktur PT Dyandra Promosindo Daswar Marpaung mengatakan bahwa saat ini ternak atau hobi burung sudah menjadi penggerak ekonomi Indonesia, terutama roda ekonomi kerakyatan. Presiden Jokowi pernah mengatakan bahwa nilai investasi pada burung mencapai Rp1,7 triliun. Pergerakan ini dapat dilihat dari sisi jual-beli burung, penangkaran, pakan, sangkar, dan obat-obatan, serta kegiatan komunitas pecinta burung.

“IBC 2019 tidak hanya menjadi ajang pameran tetapi juga akan memberikan unsur investasi dan informasi bagi para pecinta burung sekaligus memberikan edukasi terhadap pengunjung yang awam terhadap industri burung,” ujar Daswar pada konferensi pers Public Expose Indonesia Bird Con 2019 di Jakarta, Kamis (10/01/2019).

IBC 2019 akan digelar untuk pertama kalinya pada tanggal 1-3 Maret 2019 bertempat di Jogja Expo Center, Yogyakarta. Konsep pameran ini mengangkat lima unsur, yaitu edukasi, rekreasi, eksebisi, investasi, dan advokasi. Berbagai pihak juga akan dilibatkan dalam pameran ini, baik dari sisi produsen yang memproduksi produk seperti pakan ternak, sangkar, aksesoris, serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta.

“Untuk memenuhi lima unsur tersebut kita akan menggandeng 172 tenant se-Indonesia. Dari 172 tersebut nantinya akan ada proses transaksi jual beli di mana kami sendiri sebagai penyelenggara menargetkan nilai investasi sebanyak Rp13,5 miliar,” ujar Andjar Gunawan, Project Manager Indonesia Bird Con 2019.

Andjar mengatakan bahwa IBC 2019 ingin menggalakkan ekspor burung agar tujuan penggerak ekonomi bisa berjalan. Namun ia menyayangkan belum ada peraturan ekspor dan impor burung yang jelas dari pemerintah.

“Beberapa waktu lalu keluar peraturan hewan dilindungi, di mana banyak burung yang menjadi burung penangkaran masuk di dalam hewan dilindungi dengan alasan bahwa burung tersebut akan punah, padahal saya mendapat info dari beberapa komunitas jika burung-burung tersebut masih banyak dan ditangkar oleh komunitas dengan jumlah yang banyak. Jadi di IBC 2019 ini juga nantinya pihak dari BKSDA akan menjelaskan permasalah tersebut, menyatukan komunitas dan pemerintah ini di dalam diskusi,” kata Andjar.

Andjar juga memastikan jika IBC 2019 ini akan sesuai aturan, seperti semua burung yang ada di IBC 2019 bukan burung yang dilindungi. BKSDA dan para komunitas akan dilibatkan untuk memastikan hal tersebut. Selain itu, burung-burung yang berada di IBS 2019 telah memenuhi standar kesehatan dan disediakan ruang karantina supaya burung-burung yang ada di IBC 2019 ini memenuhi syarat secara fisik dan kesehatan. Untuk memenuhi standar kesehatan ini, panitia bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran UGM dan Dinkes setempat.

Menargetkan 30.000 pengunjung dalam tiga hari pelaksanaan, IBC 2019 menggandeng beberapa komunitas pecinta burung, seperti Kopata (Komunitas Parkit Yogyakarta), KLI (Komunitas Love Bird Indonesia), Indonesia Finch, Rajawali Indonesia, dan juga JFF (Jogja Free Fly). Untuk mengajak pecinta burung berkompetisi dan menikmati acara yang telah disediakan, beberapa kegiatan yang diselenggarakan diantaranya Beauty Class, Singer Class, dan Free Fly Class setiap harinya.

Owner Fincheries Yogyakarta, Dian Pandu Wijayanta, mengatakan bahwa kelompok burung beauty akan menjadi kegemaran di IBC 2019 ini. “Kalau burung singer akan tetap ada, tapi kelompok beauty yang dulu dipandang sebelah mata perlahan akan akan naik karena secara perawatan itu simpel dan banyak orang yang mudah tertarik warna dan coraknya,” ujar Pandu.

Jenis burung beauty antara lain Parkit, Finch, Lovebird. Pandu menyatakan burung-burung kategori beauty tersebut tidak akan bermasalah secara izin karena, selain Finch, bukan endemik Indonesia dan jenjangnya untuk di ekspor sangat menjanjikan.

Penulis: Dewi Purningsih

Top