Jelang Sumpah Pemuda, Pojok Iklim Ajak Generasi Muda Teruskan Estafet Pelestarian Alam

Reading time: 2 menit
Sumpah Pemuda, Pojok Iklim Ajak Generasi Muda Teruskan Estafet Pelestarian Alam
Dalam rangka memeringati Sumpah Pemuda, Pojok Iklim ajak generasi muda teruskan estafet pelestarian alam. Foto: Shutterstock.

Jakarta (Greeners) – Terbentang dari Sabang hingga Merauke, Indonesia mengandung ragam kekayaan hayati yang tak ternilai harganya. Bumi Pertiwi bergantung pada generasi muda untuk menjaga warisan kekayaan alam. Menuju peringatan Sumpah Pemuda, 28 Oktober, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Pojok Iklim mengajak generasi muda berkontribusi dalam pelestarian alam dengan menjadi bagian dari pembangunan yang berdampak positif pada lingkungan.

“Konservasi alam bukan hanya sekedar pekerjaan. Ia adalah jalan hidup yang dipilihkan Tuhan kepada kita. Maka bersyukurlah dengan cara bekerja ikhlas, bekerja keras, dan bekerja cerdas dalam menjalani” ujar Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno dalam diskusi virtual Climate Change, We Pledge (07/10/2020).

Wiratno mengimbau generasi muda melanjutkan estafet perjuangan konservasi yang sudah ada. Semangat anak muda, lanjutnya, sangat diperlukan untuk menjaga bumi lestari. Menurut Wiratno, saat ini banyak peluang dan cara yang dapat dimanfaatkan oleh generasi muda untuk menjadi bagian dari pelestarian alam dan perjuangan pembangunan berkelanjutan.

Baca juga: METI Luncurkan Konvensi Energi Terbarukan Virtual

Generasi Muda Mulai Pelestarian Alam dengan Mengenali Kekayaan Ragam Hayati

Menjelang Sumpah Pemuda, Pojok Iklim Ajak Generasi Muda Teruskan Estafet Pelestarian Alam

Raymond Tungka menyebut sekadar ‘mengenal alam’ tidak cukup, harus diiringi dengan aksi. Foto: Shutterstock.

Lebih jauh, Wiratno mengerti tidak akan ada pergerakan tanpa memahami keanekaragaman hayati. Pemahaman memberikan makna bagaimana generasi muda untuk dapat bergerak. Salah satu fakta yang mungkin tidak semua sadar bahwa Indonesia dengan hutan tropis yang luas merupakan paru-paru dunia. Keberadaan hutan di Bumi Pertiwi sangat penting bagi produksi oksigen dunia.

Lebih jauh, aktor layar lebar yang juga aktivis lingkungan, Raymond Tungka, menyebut sekadar mengenal alam tidak cukup. Raymond menagih aksi pemuda untuk menghargai alam dan isinya.

“Butuh attitude agar kita bisa mengenal Indonesia,” ujar Raymond Tungka.

Raymond bercerita, dengan menyelaraskan diri dan  alam manusia dapat memanusiakan manusia. Saat berdampingan dengan alam, lanjutnya, manusia akan sadar bila alam bukan hanya tentang kenyamanan manusia melainkan juga perihal makhluk hidup lainnya yang tinggal di ekosistem yang sama.

Baca juga: Berkenalan dengan Kang Pisman, Waseda dan Loseda dari KBS Bandung

Temukan Cara untuk Berpartisipasi dalam Gerakan Pelestarian

Raymond mendesak generasi muda untuk terjun langsung dalam pelestarian alam, namun menurut Sekretaris Jenderal KLHK Sarwono Kusumaatmadja, tidak jarang pemuda bingung bagaimana cara yang benar untuk mengambil bagian dalam pergerakan konservasi keanekaragaman hayati.

“Kebingungan itu wajar, setiap generasi pun sama dengan kebingungan itu menandakan bahwa kita berpikir. Akan tetapi kebingungan itu harus menemukan solusi,” ujar Sarwono.

Sebenarnya, lanjutnya Sarwono, terdapat banyak cara untuk berkontribusi menjaga proses konservasi. Menurutnya, kontribusi dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.

Kontribusi secara langsung yaitu dengan menjadi bagian dari lembaga konservasi alam yang sudah terbentuk. Sementara kontribusi tidak langsung dapat pemuda lakukan dengan menggunakan kreativitas yang ada guna membantu memperkenalkan keanekaragaman hayati dan hasil yang diberikan dari alam. Kontribusi tidak langsung ini dapat melalui media sosial yang mendorong anak muda untuk terlibat dengan kegiatan-kegiatan lingkungan yang ada.

Penulis: Maria Soterini

Editor: Ixora Devi

Top