TPA dan KADIN Dorong Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

Reading time: 2 menit
Indonesia harus punya kekuatan melawan pembalakan dan menyelamatkan hutan yang tersisa. Foto: Shutterstock

Jakarta (Greeners) – Indonesia berkomitmen menjaga suhu bumi tetap di bawah 1,5 – 2 derajat Celcius. Target ini tertuang dalam Agenda Perubahan Iklim 2030 dan Nationally Determined Contribution (NDC) yang terbaru. Saat ini pemerintah meningkatkan capaian NDC dari 29 % ke 31,89 % lewat upaya sendiri. Lalu dan 43 % atas bantuan asing. Salah satu komitmennya dengan memastikan pengelolaan hutan berkelanjutan.

Dalam mendukung Indonesia menuju Indonesia FOLU Net Sink, Tropical Forest Alliance (TFA) bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) mendorong tercapainya rantai pasok yang bebas deforestasi. Caranya lewat pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan inklusif.

Dalam keterangannya, Deputy General Chairperson for Environment and Forestry KADIN Indonesia Silverius Oscar Unggul menyatakan, solusi pengelolaan hutan yang berkelanjutan dapat ditempuh melalui upaya transformasi usaha kehutanan menjadi multi usaha kehutanan.

“Multiusaha Kehutanan (MUK) sebagai jalan baru terkait dengan pengelolaan kawasan hutan di Indonesia,” katanya baru-baru ini.

Investasi Hutan Berkelanjutan

Sebagai bentuk dukungan terhadap agenda iklim lewat investasi yang berkelanjutan, TFA dan The Investors Policy Dialogue on Deforestation (IPDD) serta KADIN menandatangani perjanjian kerja sama (MoU). TFA diwakili Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) sebagai entitas Tropical Forest Alliance (TFA) di Asia Tenggara.

Penandatanganan MoU ini bertujuan untuk mendukung tercapainya agenda iklim FOLU Net Sink 2030. Caranya lewat pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan inklusif. KADIN Indonesia melalui platform Regenerative Forest Business Sub Hub (RFBSH) menjadi salah satu hub yang memfasilitasi dialog kebijakan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

Project Manager RFBSH Rukmantara menyatakan, regenerative forest business sebagai upaya transformasi bisnis timber-based menjadi multi product-based forest management. “Pendekatan inklusif yang KADIN lakukan mentransformasi “the earlier condition” menjadi “the better condition”. Tujuannya untuk menjembatani end-to-end pelaku bisnis (hulu hingga hilir),” kata dia.

Mewakili IPDD, Olga Hancock, Deputy Head Responsible Investment dalam kapasitasnya sebagai Church Commissioners for England sekaligus Co Chair IPDD Indonesia, menyatakan dukungannya.

“Kami mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mengurangi deforestasi, dan dengan demikian memberi sinyal kepada pemerintah secara global bahwa aliran modal internasional mendukung agenda pembangunan berkelanjutan” kata dia.

Mitigasi berbasis lahan, mampu membawa Indonesia tekan deforestasi. Foto: Shutterstock

Tekan Deforestasi

Direktur Eksekutif IBCSD Indah Budiani menyatakan dengan MoU ini, IBCSD akan ikut mendorong pengelolaan hutan lestari. Salah satunya dengan memfasilitasi dialog kebijakan terkait dengan praktek pengelolaan kehutanan yang berkelanjutan.

Selanjutnya, memfasilitasi dialog pengembangan model usaha terkait dengan sektor kehutanan yang telah membuka peluang perizinan berbasis multi usaha. Selain itu juga memfasilitasi dialog untuk membuat pengembangan fasilitas keuangan yang berbasis prinsip environmental, social dan governance (ESG).

Direktur Regional TFA Rizal Algamar mengungkapkan, peran Tropical Forest Alliance untuk meningkatkan upaya gotong royong mendorong transisi secara global menuju rantai pasok yang bebas deforestasi. Kemudian memobilisasi investasi serta secara konsisten mendukung masa depan yang positif untuk keberlanjutan hutan.

“Gotong royong mendukung agenda iklim merupakan satu-satunya upaya untuk memastikan keberlanjutan masyarakat yang sejahtera,” imbuhnya.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top