Korea-Indonesia Adakan Pelatihan Pemetaan Pesisir Pakai Drone

Reading time: 3 menit
Pelatihan pemetaan wilayah pesisir tingkat lanjut menggunakan VTOL fixed-wing drone. Foto: Korea-Indonesia MTCRC
Pelatihan pemetaan wilayah pesisir tingkat lanjut menggunakan VTOL fixed-wing drone. Foto: Korea-Indonesia MTCRC

Jakarta (Greeners) – Korea-Indonesia mengadakan pelatihan pemetaan wilayah pesisir tingkat lanjut menggunakan VTOL fixed-wing drone. Pelatihan yang menggunakan peralatan peinderaan jauh itu berlangsung di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno, Cibinong pada 22-26 Januari 2024.

“Melalui pelatihan komprehensif ini, kami berkomitmen memberdayakan keahlian para peneliti dan pembuat kebijakan di Indonesia dengan keterampilan yang dibutuhkan. Selain itu, mendorong kemampuan mereka untuk berkontribusi secara signifikan terhadap keberhasilan program rehabilitasi yang lebih luas dan menciptakan dampak berkelanjutan terhadap ekosistem pesisir Indonesia,” ungkap Direktur Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC), Park Hansan lewat keterangan tertulis, Rabu (31/1).

BACA JUGA: MTCRC-Undip Kolaborasi Perkuat Sains dan Teknologi Kelautan

Pelatihan penggunaan peralatan penginderaan jauh bertajuk “Mapping Coastal Area Using Vertical Take-off Landing (VTOL) Fixed Wing Drone”. Proyek tersebut merupakan inisiasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves).

Kolaborasi pengetahuan antara Korea dan Indonesia juga dibantu oleh Ministry of Oceans and Fisheries Republik Korea melalui Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST). Dukungan juga hadir dari Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC), pusat penelitian bersama di bidang ilmu dan teknologi kelautan antara Korea dan Indonesia.

MTCRC memiliki fungsi utama sebagai platform kerja sama, penelitian bersama, dan peningkatan kapasitas untuk memperkuat dan mempromosikan kerja sama praktis. Terutama dalam ilmu dan teknologi kelautan antara kedua negara.

Pelatihan pemetaan wilayah pesisir tingkat lanjut menggunakan VTOL fixed-wing drone. Foto: Korea-Indonesia MTCRC

Pelatihan pemetaan wilayah pesisir tingkat lanjut menggunakan VTOL fixed-wing drone. Foto: Korea-Indonesia MTCRC

Pelatihan Mencakup Kelas Teori dan Praktik

Sementara itu, pelatihan ini mencakup kelas teori hingga praktik untuk mengoperasikan VTOL fixed-wing drone. Mulai dari teori dasar aerodinamik, pembuatan misi penerbangan, hingga pengolahan data.

Inisiatif kolaboratif ini membuka kesempatan bagi pengalaman pembelajaran yang mendalam, menggabungkan pengetahuan teoritis dengan keahlian praktis. Khususnya, untuk membekali peserta dengan keterampilan yang diperlukan dalam lanskap teknologi kelautan yang terus berkembang. Bahkan, menjadi pendorong untuk kemajuan dalam mengatasi tantangan di masa depan.

Enam pelatih berpengalaman dari DaeYoung Drone M&S Korea turut diundang. Tiga peneliti MTCRC dalam bidang penginderaan jauh juga terlibat dalam pelatihan ini.

BACA JUGA: BRIN dan KIOST Jalin Kerja Sama Riset di Bidang Maritim

Selain itu, sebanyak 25 peserta dari institusi pemerintah seperti Kemenko Marves, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Kelautan dan Perikanan ikut dalam pelatihan ini. Sejumlah universitas seperti Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada dan lainnya juga ikut serta.

CEO DaeYoung Drone M&S, Lee Heewoo mengapresiasi seluruh peserta yang telah melalui pelatihan dengan baik. Lee juga salut kepada peserta yang telah menunjukkan kemampuannya dalam menjalankan misi survei.

“Saya harap Anda dapat menjadi pelopor VTOL fixed-wing drone di Indonesia di masa depan”, ujar Lee.

BRIN Ungkapkan Antusiasme

Koordinator Pelaksana Fungsi Tata Kelola Pengembangan Infrastruktur dan Layanan di Bidang Teknik BRIN, Tjahjo Pranoto mengungkapkan antusiasmenya. Tjahto mengapresiasi sejumlah pihak yang telah mendukung dan memfasilitasi pelatihan.

Ia juga memperkenalkan fasilitas BRIN di KST Soekarno untuk dapat dimanfaatkan secara maksimal. Hal itu mengingat telah terjalin kerja sama antara KIOST dan BRIN, melalui penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) pada 9 dan 30 Oktober 2023.

Sebagai informasi, pelatihan ini merupakan bagian dari proyek bantuan pembangunan resmi atau Official Development Assistance (ODA) Project. Proyek tersebut ialah “Establishment of the Integrated Ocean Fisheries Technology Training Center and Enhancing Capacity Building in Indonesia”.

Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. Komitmen pun telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, Indonesia Emas 2045, dan Pilar Poros Maritim.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top