Kurangi Sampah, Nestlé Dirikan Waste Station di 5 Supermarket

Reading time: 2 menit
Nestlé meluncurkan fasilitas Waste Station. Foto: Nestle Indonesia
Nestlé Indonesia meluncurkan fasilitas Waste Station. Foto: Nestle Indonesia

Jakarta (Greeners) – Produsen makanan dan minuman, Nestlé Indonesia meluncurkan fasilitas Waste Station sebagai tempat pengumpulan sampah anorganik dari konsumen. Peluncuran ini merupakan bukti komitmen Nestlé  dalam mendukung pengelolaan sampah rumah tangga yang lebih optimal.

Dalam meluncurkan fasilitas ini, Nestlé juga berkolaborasi dengan  Hero Supermarket dan Rekosistem. Mereka berharap kolaborasi ini dapat menciptakan perilaku bijak sampah yang berkelanjutan. Kemudian, bisa meningkatkan angka daur ulang serta mendukung pengembangan pengelolaan persampahan di Indonesia.

BACA JUGA: Kurangi Sampah, Dua Produk Nestlé Dijual dengan Cara Isi Ulang

Waste Station pun telah berdiri di area ritel Hero Supermarket. Di antaranya Hero Taman Alfa, Hero Permata Hijau, Hero Kota Wisata, Hero Lebak Bulus, dan Hero Kemang. Lewat upaya ini, mereka berharap konsumen bisa mudah menyetor sampah sekaligus berbelanja pada waktu yang bersamaan.

“Nestlé Indonesia berkomitmen untuk terus berinovasi mengembangkan kemasan berkelanjutan untuk
mencapai ambisi 2025. Namun, kami juga percaya bahwa pengembangan ini perlu dukungan agar pengelolaan sampah kemasan bisa optimal sehingga dapat didaur ulang,” tutur Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia, Samer Chedid dalam keterangannya, Sabtu (16/12).

Nestlé Indonesia meluncurkan fasilitas Waste Station. Foto: Nestle Indonesia

Nestlé Indonesia meluncurkan fasilitas Waste Station. Foto: Nestle Indonesia

Upaya Nestlé Sejalan dengan Peta Jalan Pengurangan Sampah

Tak sekadar itu, upaya ini juga sejalan dengan Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup Nomor 75 tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen. Namun, perlu kerja sama untuk mempercepat pengembangan pengelolaan sampah di Indonesia.

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2022 oleh KLHK, hampir 40% komposisi sampah bersumber dari rumah tangga. Kemudian, sebanyak 28% yang berasal dari pasar tradisional, di mana saat ini sebagian besar sampah tersebut akan bermuara di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

BACA JUGA: Nestlé Indonesia Kaji Produk Kemasan Isi Ulang untuk Kurangi Sampah

Direktur Pengurangan Sampah KLHK, Vinda Damayanti Ansjar mengungkapkan, untuk mengurangi beban TPA perlu dukungan dengan meningkatkan upaya pemilahan sampah dari sumbernya. Sehingga, sampah yang masih memiliki nilai daur ulang dapat terkelola secara optimal. Menurut Vinda, hal ini merupakan tantangan tersendiri.

“Saya sangat mengapresiasi sinergi kolaborasi antara Nestlé Indonesia, Hero Supermarket, dan Rekosistem dalam mengajak masyarakat untuk memulai kebiasaan memilah sampah. Lalu, menyediakan fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku bijak sampah,” ujar Vinda.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top