Mengolah Pangan tanpa Merusak Lingkungan

Reading time: 2 menit
PARARA
Konsorsium Panen Raya Nusantara (PARARA) dalam talkshow “Mengolah Pangan Lokal Sehat dan Enak”, di Jakarta Selatan, Sabtu, 7 Desember 2019. Foto: www.greeners.co/Ridho Pambudi

Jakarta (Greeners) – Makanan sehat tengah menjadi tren di masyarakat urban. Sumber pangan lokal juga kian dilirik sebagai alternatif konsumsi. Konsorsium Panen Raya Nusantara (PARARA), sebuah perkumpulan yang mempromosikan dan menampilkan produk wirausaha dari berbagi komunitas, membagikan informasi mengenai bagaimana memperoleh pangan secara bijak. Acara tersebut diselenggarakan dalam talkshow “Mengolah Pangan Lokal Sehat dan Enak”, di Jakarta Selatan, pekan lalu, (7/12/19). Berikut rangkuman Greeners dalam mengolah pangan tanpa merusak lingkungan.

1. Pangan Lestari

Antropolog dan praktisi pemberdayaan masyarakat, Cristina Eghenter, mengatakan produksi pangan di sektor pertanian adalah sumber kerusakan alam terbesar di dunia, termasuk Indonesia. Penyebabnya, pertanian skala besar dengan pembukaan lahan hutan dan tanaman monokultur.

Menurut Christina, tradisi pertanian yang tidak memakai bahan kimia seperti pestisida penting untuk menjaga kelestarian alam. Menerapkan pangan lestari bertujuan agar konsumen dapat memastikan bahan baku yang digunakan tidak merusak alam dan mempraktikkan pertanian tradisional masyarakat.

Baca juga: Sagu, Tanaman Pangan Lokal Alternatif di Indonesia Timur

PARARA

Menurut Juru Masak Ragil Imam, dengan mencari bahan makanan langsung ke petani konsumen akan mendapatkan rasa makanan yang berbeda. Foto: www.greeners.co/Ridho Pambudi

2. Pangan Sehat

Pangan sehat adalah pangan yang tidak berlebihan karena menyesuaikan kebutuhan. Semakin alami suatu bahan baku, maka semakin sehat. Artinya, proses pembekuan atau penyimpanan dalam waktu lama diminimalisir sedini mungkin. Juga menekan penggunaan bahan organik sebagai bahan penyedap.

Dengan mengonsumsi pangan sehat, masyarakat turut membantu pemberdayaan warga lokal. Secara langsung keduanya juga dapat memperoleh manfaat ketika memperhatikan bahan baku dan pengolahan makanan

Baca juga: Mengubah Pangan dapat Mengantisipasi Perubahan Iklim

3. Pangan Adil

Crissy Guerrero, Perwakilan Konsorsium PARARA mengatakan pangan adil merupakan konsep mendapatkan pangan secara langsung dari sumber yakni, petani dan nelayan. Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga pangan di pasaran turun. Dengan memperoleh pangan yang adil, konsumen turut menghargai usaha produsen lokal dan menciptakan keadilan melalui harga yang dapat dijangkau.

4. Pangan Lokal

Juru Masak Ragil Imam Wibowo menuturkan, bahan makanan yang segar paling tidak diproses selama satu atau dua hari. Semua bahan makanan yang segar dan organik, kata dia, tidak memakai pestisida. Banyak petani lokal yang masih menggunakan prinsip tradisional dalam pertaniannya. Prinsip penanaman organik juga udah diterapkan sejak dahulu. “Jadi lebih baik langsung mencari ke petani, dengan cara itu kita akan mendapatkan rasa makanan yang berbeda karena bahan-bahan yang didapat memakai cinta,” ujar Ragil.

Penulis: Ridho Pambudi

Top