Peneliti Identifikasi 35 Spesies Kadal Baru di Kepulauan Karibia

Reading time: 2 menit
Spesies kadal baru. Foto: Zootaxa
Spesies kadal baru. Foto: Zootaxa

Sebuah studi ilmiah terbaru dari College of Science and Technology (CST) Universitas Temple mengungkapkan temuan luar biasa tentang keanekaragaman hayati di Kepulauan Karibia. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi 35 spesies kadal hutan baru.

Temuan ini terdiri dari 17 spesies baru, 17 subspesies yang diangkat, dan satu spesies yang diangkat dari sinonim. Hasil penelitian ini terbit dalam jurnal ilmiah Zootaxa dengan judul “A new forest lizard fauna from Caribbean islands (Squamata, Diploglossidae, Celestinae)”.

Profesor Keanekaragaman Hayati Laura H. Carnell memimpin studi tersebut. Ia merupakan direktur Pusat Keanekaragaman Hayati di CST, S. Blair Hedges, dan Molly Schools yang meraih gelar Ph.D pada tahun 2023. 

Hedges menyatakan bahwa penelitian ini mengungkapkan keragaman spesies yang menakjubkan di pulau-pulau Karibia yang sebelumnya tidak teridentifikasi. 

“Itu adalah langkah pertama. Langkah selanjutnya adalah mencari cara untuk mencegah kepunahan spesies ini,” kata Hedges dalam keterangannya yang dikutip oleh Greeners dari Phys, Senin (23/12).

BACA JUGA: Kadal Air Jambul Berkutil, Amfibi Unik yang Berasal dari Eropa

Namun, meskipun temuan ini penting, Hedges juga menekankan bahwa spesies-spesies ini tidak akan bertahan lama kecuali ada upaya konservasi yang signifikan untuk melindunginya.

Di samping itu, proses penyelesaian studi ini sangat kompleks dan memakan waktu. Hedges dan Schools melakukan kerja lapangan dan laboratorium. Selain itu, memeriksa 958 spesimen museum, serta melakukan analisis molekuler. Hal itu untuk mengungkapkan hubungan evolusi antar spesies. 

Mereka juga meninjau spesimen museum yang berusia lebih dari 200 tahun dari spesies yang kemungkinan sudah punah. Bagi mereka, mengamankan spesimen untuk analisis bukanlah tugas mudah. Sebab, ada banyak spesies yang sudah tidak terlihat lebih dari dua abad.

Hedges dan Schools berhasil memperoleh sampel jaringan kecil dari spesimen yang diawetkan di museum-museum ternama di London, Paris, dan Harvard. Sampel-sampel ini kemudian mereka gunakan untuk analisis DNA. Hal itu memungkinkan mereka untuk menempatkan spesies-spesies ini pada pohon spesies yang masih hidup.

Kadal Terancam Punah

Keduanya kemudian menggunakan metode Red List. Metode tersebut mengklasifikasikan spesies atau ekosistem yang berisiko punah atau mengalami kerusakan lainnya. Hal itu untuk menentukan status konservasi masing-masing spesies. 

Hasilnya, mereka menemukan bahwa lebih dari setengah (54%) spesies kadal hutan Karibia yang mereka identifikasi terancam punah. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat rata-rata 21% untuk semua reptil di seluruh dunia.

Di antara spesies yang mereka temukan, 14 terancam punah, yang masuk dalam kategori ancaman tertinggi. Sementara, tiga spesies lainnya kemungkinan sudah punah.

Para peneliti menyatakan ada berbagai faktor yang mempengaruhi siklus hidup kadal hutan ini. Salah satunya adalah hilangnya hutan primer yang terjadi dengan cepat di pulau-pulau Karibia. Akibatnya, habitat alami mereka tidak hanya semakin menyusut. Kadal-kadal ini juga terancam oleh predator pendatang, seperti luwak dari Asia yang semakin memperburuk kondisi mereka.

Dorong Ilmuwan 

Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi penelitian-penelitian di masa depan. Selain itu, mendorong para ilmuwan dan peneliti untuk memprioritaskan kesehatan serta kelangsungan hidup populasi kadal hutan. 

“Penelitian ini juga akan menyediakan kerangka kerja sistematis bagi para peneliti di masa depan. Hal itu untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan ekologi, evolusi, dan biogeografi yang berkaitan dengan spesies kadal hutan Karibia,” tulis mereka dalam artikel penelitian tersebut.

BACA JUGA: Kadal Rumput, Si Langsing Berekor Panjang yang Ahli Berlari

Hedges dan Schools menegaskan pentingnya pemantauan terhadap spesies-spesies ini. Hal itu mengetahui ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup mereka, termasuk spesies yang tampak tidak terlalu terancam.

Mereka juga meyakini bahwa penelitian ini memberikan bukti lebih lanjut bahwa fauna di kepulauan Karibia itu unik, rapuh, dan kurang diteliti. Fauna tersebut juga tetap terancam oleh gangguan habitat yang terus-menerus, seperti penggundulan hutan dan pemangsaan oleh mamalia pendatang. 

 

Penulis: Dini Jembar Wardani 

Editor: Indiana Malia

Top