Susi Pudjiastuti : Akhiri Fenomena Sampah di Laut!

Reading time: 2 menit
Susi Pudjiastuti (tengah) mengajak kaum muda bergaya hidup ramah lingkungan. Foto: Garnier

Jakarta (Greeners) – Pengusaha dan Aktivis Lingkungan, Susi Pudjiastuti mengingatkan masyarakat, pemimpin muda untuk berpartisipasi dengan mengubah gaya hidup ramah lingkungan secara konsisten. Salah satunya dengan bijak kelola sampah sehingga tidak berakhir di lautan.

“Jangan apa-apa habis pakai lalu buang begitu saja,” katanya.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini menyebut, jika memang sudah harus masyarakat buang, pilah dulu sampah di rumah. Sekarang sudah ada akses dari program daur ulang Garnier #OneGreenStep agar sampah tidak berakhir di laut.

“Fenomena sampah berakhir di laut ini juga harus kita akhiri, kita tenggelamkan,” tegasnya.
Hal ini Susi sampaikan dalam talkshow #OneGreenStep Pilah Sampah dari Rumah di Jakarta, baru-baru ini.

Penerapan gaya hidup berkelanjutan menjadi salah satu langkah untuk melindungi bumi. Akan tetapi faktanya, mempraktikkan gaya hidup ini bukanlah hal mudah.

Berdasarkan studi global yang Garnier lakukan dalam laporan tahunan #OneGreenStep, 83 % responden bersedia mengadopsi kebiasaan yang lebih berkelanjutan pada tahun 2022. Persentase tersebut meningkat dibanding tahun 2021 lalu yaitu 81 %. Akan tetapi, hanya 5 % responden yang menjalankan gaya hidup berkelanjutan.

Implementasi Gaya Hidup Berkelanjutan Hadapi Tantangan

Chief Corporate Affairs, Engagement and Sustainability, L’Oreal Indonesia Melanie Masriel menyatakan, kesadaran gaya hidup berkelanjutan sudah mulai tumbuh. Namun, ada tantangan dalam implementasinya.

“Rasa malas, sulit, kurangnya pilihan, terbatasnya informasi serta adanya anggapan bahwa gaya hidup berkelanjutan itu mahal menjadi tantangan dalam mengadopsi kebiasaan ini,” kata Melanie.

Sebagai brand kecantikan berkelanjutan, Garnier menjalankan komitmennya dalam Green Beauty yang telah mereka luncurkan tahun 2020 melalui #OneGreenStep. Salah satunya yaitu dengan memilah dan mendaur ulang sampah.

“Sekarang bagaimana kita sama-sama menjadikan gaya hidup baru ini kebiasaan baru karena satu langkah hijau saja bisa berdampak bagi bumi,” ujar dia.

Garnier berkomitmen mengelola sampah yang mereka hasilkan. Foto: Greeners/Ramadani Wahyu

Garnier Pionir Brand Kecantikan Kelola Sampah

Lebih lanjut, Garnier pun telah menjadi pionir brand kecantikan yang menyediakan pengelolaan sampah online dan offline secara gratis. Kegiatan ini bekerja sama dengan eRecycle dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Selain memberikan akses yang mudah, Garnier juga mengajak banyak tokoh-tokoh inspiratif untuk menjangkau dan mengedukasi lebih banyak masyarakat, terutama kaum muda.

Program Garnier Green Beauty sendiri merupakan bagian dari L’Oréal For The Future. Salah satu komitmennya untuk mengurangi timbulan sampah melalui 3 strategi utama. Strategi itu yaitu mengurangi penggunaan plastik virgin melalui inovasi kemasan (reduce), beralih ke kemasan daur ulang (replace) dan mengumpulkan kembali sampah kemasan dari konsumen (recollect).

Garnier dari PT L’Oreal Indonesia merupakan salah satu produser pertama yang telah berkomitmen untuk memenuhi target KLHK. Tepatnya pada Permen LHK No 75 Tahun 2019 yang meminta produsen mengurangi timbulan sampah sebanyak 30 % di tahun 2029.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top