Tim Mahasiswa UI Juarai Kompetisi Net Zero Healthy Building

Reading time: 2 menit
Salah satu tim mahasiswa UI ini berhasil meraih juara pertama desain bangunan ramah lingkungan. Foto: Universitas Indonesia

Jakarta (Greeners) – Tiga tim yang terdiri dari sembilan mahasiswa Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) berhasil meraih tiga gelar juara pada ajang kompetisi Net Zero Healthy Building.

Ajang ini merupakan rangkaian dari Green Building Council (GBC) International Delegates of Educational Academic Society (IDEAS) 2021. Kegiatan ini berlangsung di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat sejak Agustus-November 2021.

GBC IDEAS 2021 ini merupakan sebuah wadah untuk menampung aspirasi ide inovasi sektor bangunan yang ramah lingkungan dari berbagai kalangan. Hal ini mendorong peningkatan kepedulian terhadap penanggulangan krisis iklim.

UI mengirimkan lima tim dan tiga tim di antaranya berhasil menyabet gelar juara dari sejumlah kategori. Dari kelima tim tersebut, tiga tim melaju ke babak final dan berhasil meraih tiga gelar juara.

Tim BREATH(E) meraih juara pertama pada kategori Net Zero Healthy Building Student. Lalu tim Art Center Complex meraih juara pertama dan tim SeniMal meraih juara ketiga pada kategori yang sama yakni Net Zero Healthy Building Design Professional.

“Ketiga tim dari delapan tim finalis ini kemudian mengikuti boot camp pemantapan materi yang diadakan oleh GBCI selama dua hari pada Oktober 2021. Usai mengikuti boot camp, para finalis dapat kesempatan kurang lebih tiga minggu untuk mengembangkan desain awal untuk kemudian dipresentasikan pada ajang main show GBC IDEAS 2021,” kata Ketua Program Studi Magister Multidisiplin Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik UI Ova Candra Dewi.

Desain Bangunan Ramah Lingkungan

Dalam keterangan tertulis Universitas Indonesia baru-baru ini, Ova yang juga berperan sebagai dosen pembimbing tim mahasiswa UI ini menjelaskan, BREATH(E) sebagai juara pertama mengangkat tema inovasi bangunan hunian (apartemen) “bernafas”.

Artinya hunian itu sebagai tempat tinggal yang nyaman, sehat, mandiri, serta bermanfaat bagi penghuni, lingkungan dan komunitas di sekitar. Desain bangunan low rise apartment kompleks yang memanfaatkan cahaya dan pengudaraan alami serta memanfaatkan air bekas pakai.

Selain itu, bangunan ini memberikan kesempatan komunitas di sekitar untuk berkebun dan beraktivitas ekonomi pada atap bangunan. Dalam perhitungan energi, desain bangunan ini mampu menurunkan potensi emisi gas karbon sebesar 11,190 tCO2. Nilai ini setara dengan sekitar 460.000 pohon selama 25 tahun.

Raih Hadiah dan Pelatihan dari Net Zero Healthy Building

Selanjutnya, tim Arts Center Complex membuat desain berdasarkan dari aspek sosial budaya setempat. Konsepnya memiliki pengudaraan alami, merangkul komunitas lokal, menghormati alam sekitar, menghemat energi dan mengupayakan produksi air bersih dari teknologi pengembunan.

Sementara tim Senimal membuat desain net zero healthy building yang merupakan sebuah bagian dari tantangan mendesain saat ini.

“Pusat kesenian dari tim kami punya beberapa fungsi indoor-outdoor amphitheater yang menyesuaikan dengan konteks lahan. Studio seni dan galeri seni ini ramah lingkungan. Kami ingin agar bangunan ini dapat masyarakat umum gunakan sebagai sarana edukasi seni budaya lokal,” ungkap salah satu anggota tim Senimal Fiyonda Kokarkin.

Selanjutnya, sebagai pemenang selain mendapatkan total hadiah senilah Rp 60 juta, tim BREATH(E) dan tim Art Center Complex juga akan mewakili Indonesia dalam ajang HongKong GBC’s Advancing Net Zero International Conference pada tanggal 23-26 November 2021. Para finalis GBC Ideas 2021 juga juga berhak atas training Green Associate, senilai Rp 2,4 juta per orang, yang GBC Indonesia adakan secara gratis.

“Siapapun bisa berkontribusi dalam mendukung pembangunan yang keberlanjutan. Yang terpenting kita bisa mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu demi manfaat yang lebih besar untuk manusia dan lingkungannya. Untuk itu, Departemen Arsitektur FTUI, melalui kelompok ilmu arsitektur dan sustainabilitas, menekankan pada pengembangan interdisiplin ilmu pengetahuan yang mendukung pembangunan keberlanjutan,” tandas Ova.

Penulis : Ihya Afayat

Top