Barack Obama: Energi Bersih Tetap Dilanjutkan

Reading time: 2 menit
barack obama
Ilustrasi: Ist.

LONDON, 10 Januari 2017 – Barack Obama, mantan presiden AS yang memiliki sifat terbuka, telah masuk dalam perdebatan iklim secara langsung. Ia percaya bahwa AS menuju pada dunia dengan ‘energi bersih’ dan ia menyampaikan empat alasan kenapa perubahan tersebut tidak bisa ditunda.

Dalam artikel untuk jurnal Science, Presiden Obama mengatakan bahwa pemahaman atas dampak perubahan iklim kian meningkat dan jelas, “masih ada debat tentang arah kebijakan AS yang tepat, sebuah debat yang saat ini diperlihatkan menjelang transisi pemerintahan.”

Hal tersebut berdasarkan pengetahuannya bahwa Presiden terpilih Donal Trump menyatakan bahwa perubahan iklim adalah hoax (berita bohong, Red.) yang diciptakan oleh pemerintah Cina.

Ekonomi Energi Bersih

“Terlepas dari politik jangka pendek,” tulisnya, “bukti ekonomis dan saintifik yang berlimpah menyakinkan saya bahwa tren menuju ekonomi energi bersih yang sudah mulai muncul pada kepresidenan saya akan tetap berlanjut, dan kesempatan ekonomi bisa diambil oleh negara kita bahwa tren itu akan semakin tumbuh.”

Pada tahun 2008 hingga 2015, ekonomi AS tumbuh hingga 10 persen dengan emisi karbon dioksida dari sektor energi menurun hingga 9,5 persen. Sebuah hasil yang “bisa mengakhiri argumen bahwa memerangi perubahan iklim berarti pertumbuhan yang rendah atau menurunnya standar hidup.”

Biaya energi terbarukan menurun drastis pada tahun pertama di kantor presiden, 41 persen untuk angin, 54 persen untuk solar panel, dan 64 persen untuk instalasi surya yang besar. Energi bersih kini menarik dua kali kapital global dibandingkan dengan bahan bakar fosil.

Obama juga percaya bahwa bisnis saat ini memahami bahwa mengurangi emisi juga demi kepentingan bisnis, yang akan memotong biaya bagi konsumen dan menyediakan modal balik bagi para pemegang saham.

Lebih lanjut, 2,2 juta penduduk AS kini bekerja di bidang rancang, instalasi, manufaktur dari produk-produk efisiensi energi dan layanan, sementara 1,1 juta penduduk AS bekerja untuk memproduksi bahan bakar fosil dan membangkitkan listrik dari bahan bakar fosil.

Kekuatan sektor ekonomi juga mengalami perubahan, bergesar dari batubara menjadi gas alam. Hal ini disebabkan oleh tuntutan pasar dan menurunnya biaya listrik dari energi terbarukan yang mendorong pemain besar, seperti Google yang berjanji bahwa 100 persen energi mereka berasal dari sumber terbarukan pada tahun 2017.

Momentum Global

Lebih lanjut, Obama juga berargumen bahwa sudah ada momentum global. Negara-negara sudah menyetujui adanya kebijakan iklim yang “pintar” untuk semua, di Paris, tahun 2015. Mengingkari perjanjian tersebut hanya akan merugikan kepentingan ekonomi AS.

“Hal ini seharusnya tidak menjadi isu sampingan. Ini bagus untuk bisnis dan ekonomi yang bisa menuju kepada revolusi teknologi dan mendefinisikan tren pasar,” tulis Presiden Obama.

Ia juga menyatakan, “Meski kita sedang menghadapi ketidakpastian kebijakan, saya tetap yakin bahwa tidak ada negara lain yang bisa melawan tantangan iklim dan mengambil keuntungan dari masa depan rendah karbon seperti Amerika Serikat, dan partisipasi yang berkelanjutan pada proses Paris akan menghasilkan keuntungan tidak hanya bagi penduduk Amerika, tapi juga komunitas internasional.” – Climate News Network

Top