BRIN: Perlu Kajian Komprehensif Soal Isu Munculnya Selat Muria

Reading time: 2 menit
Ilustrasi banjir. Foto: BNPB
Ilustrasi banjir. Foto: BNPB

Jakarta (Greeners) – Isu munculnya Selat Muria kembali mencuat ketika terjadi banjir di Kabupaten Demak dan sekitarnya. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan perlu kajian lebih komprehensif terkait isu tersebut.

Dahulu, Selat Muria merupakan selat yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Muria. Namun, kondisi alam membuat Selat Muria menjadi daratan, salah satunya terbentuklah Kabupaten Demak yang mengalami banjir bandang cukup parah pada awal tahun 2024. Kemudian, sejumlah asumsi di media sosial pun bermunculan bahwa selat tersebut akan munul pascabanjir Demak.

Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Adrin Tohari, menyoroti pentingnya penelitian terkait isu munculnya kembali Selat Muria. Isu tersebut dihubungkan dengan ancaman bencana alam seperti banjir besar di wilayah pesisir Demak.

Dalam penjelasannya, Adrin menegaskan perlu pemahaman komprehensif terkait karakteristik sumber bahaya geologi untuk memitigasi bencana secara efektif.

BACA JUGA: Waspada Bencana Banjir dan Karhutla di Indonesia Tengah-Timur

“Isu munculnya Selat Muria ini, perlu dilihat dari kejadian bencana banjir besar yang terjadi di wilayah pesisir Demak akibat faktor cuaca ekstrem dan juga kontribusi penurunan tanah. Untuk itu, riset terkait aspek cuaca ekstrem dan penurunan tanah sangat penting di wilayah pesisir Demak,” ungkap Adrin lewat keterangan tertulisnya.

Adrin mengatakan, penelitian ini merupakan langkah penting menuju pemahaman dan pengurangan risiko bencana. Sebelumnya, tim peneliti LIPI juga melakukan penelitian pada tahun 2017 hingga 2019. Studi menunjukkan bahwa laju penurunan permukaan tanah di wilayah Kota Demak mencapai 2,4-2,5 sentimeter per tahun. Hal ini akibat proses pemadatan alami dan penurunan muka air tanah.

BRIN menyatakan perlu kajian komprehensif terkait isu Selat Muria. Foto: BNPB

BRIN menyatakan perlu kajian komprehensif terkait isu Selat Muria. Foto: BNPB

Riset Kebencanaan Geologi Krusial

Sementara itu, Adrin menegaskan, riset dan inovasi di bidang kebencanaan geologi merupakan langkah krusial untuk memitigasi risiko bencana secara efektif. Dengan pemahaman yang mendalam terhadap karakteristik sumber bahaya geologi dan penerapan teknologi pemantauan yang tepat, masyarakat dapat lebih siap menghadapi ancaman bencana alam, termasuk potensi risiko di sekitar Selat Muria.

“Mitigasi bencana itu memerlukan pengetahuan yang komprehensif mengenai karakteristik sumber bahaya geologi. Oleh karena itu, riset kebencanaan geologi harus bisa menghasilkan informasi ilmiah terkait karakteristik sumber bahaya geologi,” paparnya.

BACA JUGA: Banjir Bandang di Garut Akibat Rusaknya DAS Cimanuk

Selain itu, riset juga perlu menghasilkan kerentanan suatu wilayah terhadap risiko bencana dan juga teknologi pemantauan sumber bahaya yang murah. Hal itu untuk mendukung upaya mitigasi bencana geologi secara efektif.

Adrin berharap, penelitian dan inovasi di Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN dapat memberikan kontribusi yang signifikan. Terutama, dalam menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat dari ancaman bencana alam di seluruh Indonesia.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top