“Candi Darling” Targetkan Penghijauan Candi di Pulau Jawa

Reading time: 2 menit
Candi Darling" menanam pohon di komplek Candi Prambanan dan Candi Sewu, Selasa, 12 November 2019.
Para relawan "Candi Darling" menanam pohon di komplek Candi Prambanan dan Candi Sewu, Selasa, 12 November 2019. Foto : Djarum Foundation

Sleman (Greeners) – Djarum Foundation melalui gerakan “Candi Sadar Lingkungan (Candi Darling)” menargetkan penghijauan 60 candi di Pulau Jawa hingga tahun 2025. Kegiatan ini dilakukan di komplek Candi Prambanan dan Candi Sewu yang diikuti 500 mahasiswa dari berbagai universitas.

Bersama 250 mahasiswa dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, dan Universitas Gadjah Mada, Djarum Foundation melakukan penanaman kembali di Candi Ratu Boko dan Candi Ijo pada Selasa, 12 November 2019. Penghijauan dilakukan di jalan raya Piyungan-Prambanan, Bokoharjo, Sleman, Yogyakarta.

Sebanyak 1.350 tanaman perdu dan semak berbunga ditanam oleh para relawan “Siap Darling”. Sedangkan di situs Candi Ijo ditanam 1000 pohon dari berbagai jenis. Meski telah menjadi warisan budaya yang diakui United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), Candi Ratu Boko masih memerlukan pengelolaan yang lebih baik oleh Taman Wisata Candi (TWC).

Baca Juga: Pohon Ulin, Kayu Kebanggaan Suku Dayak

“Situs Candi Ratu Boko menjadi primadona generasi milenial yang berburu swastamita (sunset). Ini terlihat dari total kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara tahun 2018. Sebanyak 306.338 pelancong didominasi anak muda. Mereka datang sore hari untuk berswafoto di gapura utama Situs Ratu Boko. Namun, jika siang hari Candi Ratu Boko terasa panas dan gersang,” ucap Wiharjanto, Manajer Utama PT. TWC Unit Ratu Boko.

Dengan adanya penanaman pohon di komplek Candi Ratu Boko, FX Supanji selaku Wakil Direktur Utama Djarum Foundation berharap dapat menciptakan situs sejarah yang teduh, asri, dan makin cantik sehingga bisa meningkatkan jumlah pengunjung. “Aksi ini juga berupaya menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap warisan sejarah bangsa Indonesia,” kata dia.

 

Foto selepas kegiatan para relawan aktivitas Candi Sadar Lingkungan (Candi Darling) bersama musisi Kunto Aji. Foto : Djarum Foundation

Foto selepas kegiatan para relawan aktivitas Candi Sadar Lingkungan (Candi Darling) bersama musisi Kunto Aji. Foto : Djarum Foundation

Ketua Unit Kerja Situs Ratu Boko dan Candi Ijo, Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta, Dra. Tri Hartini memberikan apresiasi kepada Bakti Lingkungan Djarum Foundation. “Selain akan mempercantik wilayah situs Ratu Boko dan Candi Ijo, gerakan ini diharapkan dapat mendorong generasi muda agar makin mencintai dan mempelajari sejarah Indonesia,” ujar Tri.

Baca Juga: Eboni, Pohon Unggulan Sulawesi yang Mulai Langka

Meskipun begitu, edukasi pengelolaan sampah di komplek Candi Ratu Boko masih minim. Tempat sampah yang disediakan belum dibedakan antara sampah organik dan anorganik. Pengelolaan sampah di situs Candi Ratu Boko hanya diangkut, ditampung menjadi satu, lalu dibakar. “Volume sampah di  kawasan ini didominasi sampah dedaunan, sedangkan sampah plastik hanya sebagian kecil,” ucap Margono, Staf Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), saat ditemui Greeners, kemarin.

Selain penanaman pohon, Djarum Foundation juga melakukan kegiatan workshop bertema “Pilah Sampah Menjadi Berkah” bekerja sama dengan Kertabumi Klinik Sampah. Tujuannya memberikan edukasi pada milenial mengenai pentingnya memilah sampah dan mengolahnya sehingga dapat mengurangi sampah di Indonesia.

Ikbal Alexander selaku pendiri Kertabumi Klinik Sampah mengatakan bahwa sampah plastik baru dapat terurai sekitar 500 hingga 1000 tahun ke depan. Untuk itu, Kertabumi menginisiasi pembuatan produk dari bahan sederhana yang diolah kembali.

“Kertabumi membuat produk dari bahan-bahan yang dipakai setiap hari oleh masyarakat seperti, botol, kantung kresek, plastik sampo, dan lainnya. Jadi sampah yang ga ada nilainya kami proses menjadi suatu produk estetik dan bernilai jual,” katanya.

Penulis : Ridho Pambudi.

Top