Kemenparekraf akan Kembangkan Toilet di 5 Kawasan Wisata

Reading time: 2 menit
Kemenparekraf akan mengembangkan toilet di lima destinasi wisata prioritas. Foto: Dini Jembar Wardani
Kemenparekraf akan mengembangkan toilet di lima destinasi wisata prioritas. Foto: Dini Jembar Wardani

Jakarta (Greeners) – Hari Toilet Sedunia (World Toilet Day) yang jatuh pada 19 November 2023 menjadi pengingat akan pentingnya peran toilet bagi manusia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah membuat strategi pengembangan destinasi pariwisata. Pembangunan toilet bersih telah menjadi prioritas. Lima destinasi super prioritas (DSP) menjadi lokasi pengembangan toilet.

Toilet menjadi hal yang paling menentukan dari sebuah pengalaman wisatawan, dari mancanegara maupun lokal. Apalagi, saat ini warga Indonesia juga gemar berkunjung ke tempat wisata di dalam negeri. Oleh karena itu, area publik seperti kawasan wisata hingga bandara memerlukan toilet dengan standar yang nyaman dan bersih.

Lokasi yang Kemenparekraf tuju di antaranya Danau Toba sebanyak 59 lokasi, Borobudur 8 lokasi, Mandalika 2 lokasi, Labuan Bajo 1 lokasi, dan Likupang 4 lokasi.  Usulan lokasi mempertimbangkan kondisi amenitas toilet dan ekosistem, baik fisik maupun nonfisik (pengelolaan, penataan).

BACA JUGA: Handy Pod, Toilet Terapung Ramah Lingkungan

“Sejak tahun 2004, Kemenparekraf sudah sangat serius mendorong toilet bersih. Satu sisi, fasilitas toilet yang kita dorong yaitu dari segi infrastruktur yang baik, desain interior yang bagus. Kemudian, airnya bersih, tidak becek, dan tidak bau,” ujar Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf, Frans Teguh saat acara Healthy Living Through Clean Toilet di Jakarta, Jumat (17/11).

Sebagai perwakilan dari kementerian, Frans juga mendukung acara peringatan World Toilet Day 2023 ini. Sebab, hal ini menunjukkan Kemenparekraf konsisten memberikan award kepada desa wisata. Penilaian itu salah satunya dilihat dari kebersihan toilet.

“Ini seirama pembangunan pariwisata, yaitu membangun pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Sehingga, orang makin peduli pada lingkungan dan wisata,” tambah Frans.

Kemenparekraf akan mengembangkan toilet di lima destinasi wisata prioritas. Foto: Freepik

Kemenparekraf akan mengembangkan toilet di lima destinasi wisata prioritas. Foto: Freepik

Pentingnya Penyediaan Toilet Difabel

Sementara itu, Frans menambahkan kawasan wisata penting untuk menyediakan toilet difabel. Fasilitas ini ditujukan bagi seseorang berkebutuhan khusus yang berkunjung ke tempat wisata agar mudah mengakses toilet.

“Harus ada akses untuk semua orang berkebutuhan khusus. Sangat disayangkan kalau tidak ada toilet difabel. Masih banyak desa wisata yang perlu membangun toilet ramah lansia, ramah anak, dan berkebutuhan khusus. Ini juga akan menjadi prioritas untuk memberikan pelayanan prima,” ujar Frans.

Pembangunan fasilitas toilet juga harus dengan standar yang baik, mulai dari bangunan yang tahan gempa. Oleh sebab itu, pemerintah juga perlu kerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat, pegiat toilet, dan korporasi untuk menghadirkan fasilitas toilet yang nyaman dan bersih.

Kemenparekraf Kuatkan Amenitas Pariwisata

Saat ini, Kemenparekraf sudah membuat strategi pengembangan destinasi pariwisata untuk menciptakan destinasi berkualitas, resilient, dan berkelanjutan. Frans memaparkan, seluruh strategi yang Kemenparekraf rancang, bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan reputasi destinasi pariwisata yang memiliki outstanding value proposition.

BACA JUGA: O-SOW, Tisu Toilet Ramah Lingkungan Berbahan Bibit Tanaman

“Intinya, kami ingin menghadirkan standar amenitas atau komponen destinasi dengan fasilitas yang bisa berkegiatan wisata di satu tempat,” ungkap Frans.

Menguatkan sebuah amenitas pariwisata juga menjadi perhatian utama bagi Kemenparekraf. Hal itu untuk mewujudkan pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Misalnya, dari segi infrastruktur pariwisata yang akan dibangun oleh Kemenparekraf ialah jaringan jalan, jaringan air bersih, dan sanitasi. Kemudian, pembangunan penyaluran limbah, sistem persampahan, serta fasilitas transportasi.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top