Naik ke Mahameru, Dua Pendaki Asal Cirebon Dilaporkan Hilang

Reading time: 2 menit
Ilustrasi: greeners.co

Malang (Greeners) – Dua pendaki asal Cirebon dilaporkan hilang dalam pendakian di Gunung Semeru. Kejadian ini dilaporkan ke Kantor Resort Ranupani, Jumat, 20 Mei 2016 sekitar pukul 20.00 WIB. Dua pendaki tersebut atas nama Supriadi (26), dengan alamat blok 4 Tegal Lempuyangan Lor, Tegal Gubug, Cirebon, dan Zirli Gita Ayu Savitri (16), Pelajar, warga Desa Bojong Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru John Kennedie membenarkan laporan adanya dua pendaki yang hilang. Usai mendapat laporan, petugas langsung memberangkatkan tim Advance untuk melakukan pencarian selama 1x 24 jam. Namun, pencarian tidak membuahkan hasil alias nihil.

“Untuk memudahkan pencarian, pendakian ke Semeru ditutup sementara hingga ditemukan,” kata John, Sabtu (21/5/2016).

John juga menyatakan mulai Sabtu malam telah disiapkan operasi Search and Rescue (SAR) dengan melibatkan semua potensi SAR yang ada dalam upaya pencarian dua pendaki tersebut.

Dari informasi yang dihimpun, dua pendaki dilaporkan hilang di kawasan puncak Mahameru. Dua pendaki ini berangkat dalam rombongan beranggotakan enam orang. Dari enam pendaki, hanya dua pendaki ini yang berangkat ke puncak Mahameru.

Awalnya, Supriadi dan Zirli berangkat bersama empat orang lainnya dengan ketua rombongan bernama Sukron. Mereka berangkat menuju Ranukumbolo pada tanggal 17 Mei 2016. Esok harinya, tanggal 18 Mei 2016, rombongan berangkat menuju Kalimati.

Tanggal 19 Mei 2016, rombongan berangkat dari Kalimati menuju puncak Mahameru. Namun, sesampai di batas vegetasi terakhir, dua orang memutuskan kembali ke Kalimati karena sakit. Sedangkan empat orang lainnya melanjutkan perjalanan ke puncak.

BACA JUGA: Pencarian Dua Pendaki yang Hilang di Gunung Semeru Terus Dilakukan

Sekitar pukul 08.00 WIB, empat orang ini tiba di Watugede dan berhenti untuk istirahat. Namun, dua orang berhenti di Watugedhe karena ada yang sakit dan dua orang lainnya yakni Supriadi dan Zirli Gita Ayu Savitri melanjutkan perjalanan ke puncak.

Sukron dan temannya menunggu Supriadi dan Zirli di Watugede hingga pukul 14.00 WIB, namun kedua pendaki tersebut tidak kunjung turun. Sukron dan temannya memutuskan turun ke Kalimati.

Sesampai di Kalimati, rombongan menemui Sukaryo (Saver Semeru) dan melaporkan hilangnya dua teman mereka. Kemudian tanggal 20 Mei pukul 06.00 WIB, Sukaryo dan teman-temannya melakukan pencarian di puncak Mahameru, namun tidak ditemukan keberadaan dua pendaki tersebut.

Pukul 20.00 WIB, teman dari dua pendaki tersebut melaporkan secara resmi ke Kantor Resort Ranupani. Kepala Resort Ranupani kemudian memberangkatkan tim Advance untuk melakukan pencarian selama 1x 24 jam dengan hasil nihil.

Pihak TNBTS memutuskan pendakian ke Gunung Semeru dinyatakan tertutup untuk umum dan dinyatakan Open SAR untuk pencarian dua pendaki yang hilang sejak 21 Mei, pukul 20.00 WIB.

Saat ini, petugas gabungan di Ranupani sedang melakukan persiapan untuk pelaksanaan Open SAR, sedangkan petugas yang sudah diterjunkan untuk melakukan pencarian berjumlah 20 orang.

John Kennedie menegaskan, sesuai dengan rekomendasi PVMBG, pendakian Gunung Semeru hanya diperkenankan sampai Kalimati. Para pendaki, katanya, juga sudah menandatangani surat pernyataan di atas materai untuk mendaki hanya sampai Kalimati.

Meski demikian, rata-rata para pendaki yang menuju Kalimati sebagian besar melanggar surat pernyataan ini dan menuju puncak Mahameru.

Penulis: HI/G17

Top