Pemprov DKI Akui Tidak Pernah Meneliti Kontaminasi Mikroplastik dalam Air

Reading time: 2 menit
mikroplastik
Ilustrasi. Foto: pixabay.com

Jakarta (Greeners) – Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengaku tidak pernah melakukan penelitian ataupun analisa terhadap kandungan mikroplastik pada air leding maupun air tanah di Jakarta. Hal ini diungkapkan untuk mengklasifikasi hasil riset yang dilakukan oleh media bersama peneliti dari University of Minnesota (AS) tentang adanya kontaminasi plastik di air leding dan air tanah Jakarta dan sejumlah kota dan kawasan lain di dunia.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji kepada Greeners mengungkapkan, hingga saat ini, mikroplastik tidak pernah ada dalam poin penilaian baku mutu air bersih atau air minum yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. “Selama ini kita belum pernah menganalisa mikroplastik dalam air leding maupun air tanah karena mikroplastik tidak ada dalam baku mutu yang di tetapkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai air bersih atau air minum,” katanya, Jakarta, Selasa (12/09).

BACA JUGA: Kemenko Maritim Minta Negara-Negara Nordik Bantu Alih Teknologi Sampah

Direktur Utama PD PAM Jaya DKI Erlan Hidayat dalam keterangan resminya pun memastikan bahwa jika ada mikroplastik berukuran 0,1 hingga 5 milimeter dalam air, maka partikel itu akan tertahan pada sistem filtrasi di water treatment plant PD PAM Jaya. Menanggapi hasil riset tersebut, ia meminta agar dilakukan pemisahan jenis antara air leding dan air tanah yang menjadi sampel dalam penelitian tersebut.

“Informasi tentang konfigurasi air yang di-sampling oleh peneliti yang bersangkutan harus spesifik memisahkan antara air perpipaan (leding) dan air tanah agar semua menjadi transparan dan tidak menyesatkan,” pungkasnya.

mikroplastik

Tabel persentase partikel plastik yang ditemukan di lima kota, dua region, dan dalam air yang dimurnikan. Sumber: orbmedia.org

Sebagai informasi, sebuah riset yang dilakukan oleh media bersama peneliti dari University of Minnesota (AS) mengungkapkan adanya kontaminasi plastik di air leding dan air tanah Jakarta dan sejumlah kota dan kawasan lain di dunia. Penemuan ini didapat dari 21 sampel air di Jakarta yang dikumpulkan pada periode Januari hingga Maret 2017. Hasilnya menunjukkan 76 persen sampel yang dikirim oleh Klirkom Jakarta mengandung mikroplastik.

BACA JUGA: Microbeads Berbahaya bagi Lingkungan?

Laporan penelitian tersebut menyebutkan pencemaran mikroplastik bersumber dari serat sintesis pakaian, debu serpihan ban, cat jalan, sampah plastik, dan microbeads (bahan pembersih wajah). Plastik yang mencemari air minum akan terkonsumsi manusia dan hewan. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak kepada kesehatan. Untuk kontaminasi High Density Polyethilene misalnya, plastik jenis ini dapat mengakibatkan kanker dan kelainan di organ reproduksi.

Selain Indonesia, penelitian tersebut juga mengambil sampel dari Amerika Serikat, Eropa, Ekuador, India, Lebanon, Uganda, dan Indonesia. Mikroplastik sendiri adalah partikel plastik yang biasanya berbentuk serat, dengan ukuran 0.1 hingga 5 milimeter. Para peneliti yakni Mary Kosuth, Elizabeth V Wattenberg, Sherri A Mason, Christopher Tyree, dan Dan Morrison dalam laporan penelitiannya menulis mikroplastik mengontaminasi sebagian besar air yang mereka uji. Laporan tersebut dimuat di laman https://orbmedia.org/stories/Invisibles_plastics/data.

Penulis: Danny Kosasih

Top