Menakar Efektivitas Alat Pembersih Sampah Dari Belanda

Reading time: 3 menit
Alat Pembersih Sampah Dari Belanda di Jakarta
Alat Pembersih Sampah Dari Belanda Beroperasi di Cengkareng Jakarta. Foto: www.greeners.co/Ridho Pambudi

Jakarta (Greeners) – Pemerintah Indonesia terus mengembangkan wacana untuk pengurangan sampah plastik di wilayah perairan khususnya sungai-sungai yang tersebar di Indonesia. Salah satunya dengan mendatangkan alat pertama di dunia yang bisa mencegah sampah sungai agar tidak masuk ke laut bernama Inceptor 001 atau robot pembersih sampah yang dikembangkan oleh The Ocean Cleanup dari Belanda.

Selaku pemerintah pusat, Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia mendukung adanya pengembangan Pilot Project “Inceptor 001” ini dengan dilakukan penelitian apakah alat tersebut bekerja efektif untuk sungai-sungai yang ada di Indonesia.

Interceptor 001 saat ini berada di drainase Cengkareng (Cengkareng Drain), Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Alat ini ramah lingkungan karena 100% bertenaga surya menggunakan baterai lithium-ion sehingga dapat beroperasi siang dan malam tanpa suara bising ataupun mengeluarkan asap. Secara fungsi, alat ini diseting untuk mengambil sampah plastik dari sungai, yang kemudian disortir, sehingga mencegah agar sampah tersebut tidak masuk ke laut.

BACA JUGA : Jawaban Pemerintah Terhadap Kasus Reekspor Peti Kemas Sampah llegal

Meski demikian, menurut pengakuan dari Kepala UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, Yayat Supriatna mengatakan bahwa Inceptor 001 kurang efektif untuk penanganan sampah di sungai khususnya di Sungai Cengkareng Drain. Hal itu ia sampaikan setelah beberapa bulan melihat cara kerja Inceptor 001 tersebut.

“Ternyata apa yang diviralkan di video dengan kenyataan itu berbeda. Kenyataannya Sungai Cengkareng Drain ini memiliki dua arah aliran air. Kalau siang dari darat ke laut, tapi kalau sore mana kala laut pasang, alirannya dari laut ke darat. Belum lagi alat Inceptor 001 ini hanya memiliki mulut penangkap sampah kurang lebih 2 meter, sedangkan lebar sungainya hampir 50 meter,” ujar Yayat kepada Greeners.

Menurut Yayat, untuk membersihkan sampah di sungai lebih baik memakai kubus apung yang dimiliki DLH Jakarta dibandingkan dengan Inceptor 001 ini. Selain itu, masih membutuhkan orang untuk mengambil sampah-sampah besar yang tersangkut di alat ini.

Mesin Pembersih Sampah Dari Belanda di Cengkareng

Bagian Dalam Penyortir Mesin Pembersih Sampah Dari Belanda Beroperasi di Cengkareng Jakarta. Foto: www.greeners.co/Ridho Pambudi

“Menurut hemat kami, Inceptor 001 sifatnya diam, tidak jalan, dan menunggu sampah datang. Dilihat tidak begitu efektif dan maintenance-nya berat. Namun, kita tunggu saja hasil penelitiannya,” jelas Yayat.

Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Pendayaan Iptek Maritim Kemenko Maritim dan Investasi Nani Hendiarti mengatakan bahwa memang alat Inceptor 001 ini sedang dalam pengembangan penelitian sejak Mei 2019 dan membutuhkan modifikasi serta penyesuaian untuk sungai-sungai di Indonesia.

Nani mengatakan, ada empat target dalam penelitian ini, pertama untuk mengetahui karakteristik sampah di sungai Cengkareng organik maupun non organik hingga berapa jumlah sampah pada musim transisi. Kedua, efektif atau tidak alat ini dengan kondisi iklim dan sampah yang jenisnya berbeda-beda.

Ketiga, End Market Solution artinya mengindentifikasi teknologi dan industri yang mampu mendaur ulang sampah plastik dari sungai. Keempat, bagaimana alat ini bisa dimanfaatkan untuk mengurangi sampah, tentunya dengan modifikasi dan penyesuaian untuk sungai-sungai di Indonesia, terutama ada 67 sungai yang teridentifikasi agar sampah plastik ini tidak bocor ke laut, jadi seperti replika penerapan.

BACA JUGA : TerraCycle, Perusahaan Daur Ulang Sampah Raksasa Asal Amerika

“Kita masih melihat keefektifan alat ini hingga bulan Desember, karena menunggu puncak musim hujan. Namun, sampai saat ini menurut kami alat ini membantu dan bisa dipakai dengan modifikasi yang sudah dilakukan oleh tim,” ujar Nani saat dihubungi Greeners.

Menurut petugas di lapangan yang memonitor Inceptor 001 ini, sebanyak 1,8 ton sampah perhari jika pada musim hujan dan 100 kg pada musim kemarau telah berhasil diangkat dari aliran sungai dan akan melalui tahap pemilahan sampah lalu dibuang ketempat pembuangan akhir yang ada di Jakarta.

Sebagai informasi, hingga saat ini, sudah ada empat alat pembersih sampah dengan merk Interceptor™ di dunia: dua diantaranya telah beroperasi di Jakarta (Indonesia) dan Klang (Malaysia). Sistem ketiga akan segera ditempatkan di Can Tho yang terletak di Mekong Delta (Vietnam), dan sistem keempat akan ditempatkan di Santo Domingo (Republik Dominika).

Penulis: Ridho Pambudi dan Dewi Purningsih

Editor: Devi Anggar Oktaviani

Top