Pemulihan Ekonomi Bali Melalui Restorasi Terumbu Karang Skala Besar

Reading time: 2 menit
Pemulihan Ekonomi Bali Melalui Restorasi Terumbu Karang Skala Besar
Pemulihan Ekonomi Bali Melalui Restorasi Terumbu Karang Skala Besar. Foto: MTCRC.

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi bahari berlimpah. Salah satunya terumbu karang. Khusus di Provinsi Bali, saat ini kondisi terumbu karang mengalami kerusakan sebesar 80 persen. Adanya restorasi terumbu karang dapat memulihkan ekosistem terumbu karang. Restorasi terumbu karang sekaligus memulihkan perekonomian pulau Dewata yang lesu akibat pandemi Covid-19.

Jakarta (Greeners) – Manager Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC), Hanif Diastomo, mengungkapkan pihaknya tengah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam program restorasi terumbu karang di Provinsi Bali. Program bernama Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) merestorasi terumbu karang dengan skala besar. Hanif menuturkan program ini tersebar di lima lokasi Bali di antaranya Buleleng, Pandawa, Serangan, dan Nusa Dua. Total luas area daratan dari restorasi sebesar 50 hektare (Ha).

“Namun itu hanya perhitungan di darat. Apabila struktur transplantasi terumbu karang sudah ada di laut maka luasannya akan bertambah. Potensi yang bisa didapatkan adalah sebesar 1.606 Ha,” ujar Hanif kepada Greeners.co, Jumat (4/12/2020).

ICRG Berdasarkan Kaidah Ilmiah Restorasi

Hanif mengklaim program ICRG ini berdasarkan kaidah ilmiah restorasi terumbu karang. Menurutnya, perlu pengumpulan data ilmiah yang baik untuk transplantasi terumbu karang secara efisien dan efektif. Dalam hal ini, pihaknya telah menyurvei kelautan yang terdiri dari survei batimetri, data fisik oseanografi, studi dasar laut, dan data kualitas air. Hasil dari survei ini, lanjutnya, berupa peta rekomendasi yang berisi informasi tentang kedalaman dan profil dasar laut.

Hanif menerangkan, survei tersebut menggunakan berbagai alat dan perlengkapan MTCRC yaitu Multibeam Echosounder, Single Beam Echosounder, CTD, Grab Sampler, Tide Gauge, Drone, dan Kapal ARA. Alat-alat tersebut, lanjutnya, berasal dari Korea namun pengoperasiannya, memaksimalkan tenaga ahli dari Indonesia. Hanif mereken hasil survei tersebut bermanfaat jangka panjang untuk membangun sektor kelautan di masa mendatang.

“Adanya kolaborasi dalam program ini jelas menguntungkan kedua belah pihak. Korea tidak memilki ekosistem laut yang beragam seperti Indonesia. Sementara Indonesia belum memilki peralatan teknologi yang mendukung,” jelasnya.

ICRG Ikon Restorasi Terumbu Karang Terbesar Indonesia

Lebih jauh, Hanif Diastomo, menyebut semua kegiatan ICRG berjalan dengan lancar dan baik tanpa ada kendala yang berarti. Menurutnya, masyarakat juga antusias atas adanya restorasi ini. Mengingat tujuan dari program ICRG ini untuk membantu pemulihan perekonomian masyarakat.

“Apabila program ini dapat ada di lokasi lain di Indonesia maka dampak yang terjadi akan sangat bagus,” imbuhnya.

Pemulihan Ekonomi Bali Melalui Restorasi Terumbu Karang Skala Besar

Pemasangan RTK sebelum pengambilan gambar dengan menggunakan drone. Foto: MTCRC.

Secara terpisah, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Safri Burhanuddin, menjelaskan program ICRG menjadi ikon restorasi karang terbesar di Tanah Air. Program ini melibatkan lebih dari 10.000 perkerja untuk memulihkan pariwisata Provinsi Bali. Menurutnya, kerja sama internasional dengan Korea dapat menciptakan lebih banyak peluang dan ruang untuk pemulihan dan pembangunan ekonomi.

“Program ini bagian dari ambisi Indonesia untuk menjadikan Bali sebagai objek wisata terbaik dan upaya untuk memulihkan lingkungan alam,” ucapnya.

Penulis: Muhammad Ma’rup

Top