Penggunaan Bioavtur Akan Dimaksimalkan

Reading time: 2 menit
bioavtur
Ilustrasi. Foto: wikimedia.org

Jakarta (Greeners) – Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa ada empat langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi emisi di sektor penerbangan. Salah satunya, dikatakan oleh Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso, yaitu penggunaan bioavtur yang akan menjadi langkah utama dalam implementasi rencana tersebut.

Langkah lainnya adalah melakukan efisiensi jalur penerbangan dengan mengusahakan penerbangan langsung menuju ke tujuan di udara. Sisanya, pemerintah akan menerapkan konsep green airport yang membuat tiap bandara hemat dalam penggunaan energinya. “Langkah-langkah ini akan kita terapkan agar ada bukti nyata komitmen kita untuk mendukung pengurangan emisi dan pelestarian lingkungan,” jelas Agus, Jakarta, Kamis (20/04).

BACA JUGA: Industri Penerbangan Sepakat Kurangi Emisi

Terkait penggunaan bioavtur, Ketua Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia Tatang H soerawidjaja saat dihubungi melalui sambungan telepon mengatakan bahwa penggunaan bioavtur sebagai bahan bakar pesawat harus terus didorong. Pasalnya, dengan menggunakan bahan bakar nabati tersebut, maka pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dari pembakaran bahan bakar dapat mencapai 70%.

“Teorinya itu satu kilogram minyak kelapa bisa menghasilkan 0,85 kilo liter bioavtur. Jadi kita harus bisa menjadi pemimpin dalam bioavtur ini karena potensi kita sangat melimpah,” terangnya.

BACA JUGA: Pemerintah Minta Pelaku Usaha Mendukung Target Penurunan Emisi

Menurut Tatang, bahan baku yang dapat dijadikan bioavtur masih sangat melimpah di Indonesia karena bisa didapatkan dari minyak kelapa, minyak inti sawit hingga minyak biji kayu manis. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan bioavtur. Penelitian yang mengarah pada produksi bioavtur pun diakui Tatang sudah banyak dilakukan.

Dihubungi terpisah, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nur Masripatin menyatakan, kontribusi penggunaan bioavtur pada sektor penerbangan dalam pengurangan emisinya akan diserahkan pada Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) selaku koordinator di bidang energi.

“Kita lihat nanti apakah bioavtur itu akan dimasukkan oleh ESDM atau tidak, karena sejauh ini kan pembahasan bioavtur ini juga sudah pernah dibicarakan dalam forum penerbangan internasional, tapi masih voluntary atau sukarela,” tutupnya.

Penulis: Danny Kosasih

Top