Petani Dilatih Mengolah Sampah Jadi Pupuk Organik

Reading time: 2 menit

Aceh (Greeners) – Puluhan petani di Kecamatan Meurah Mulia, Kabupaten Aceh Utara-Aceh, sejak sepekan terakhir mulai memproduksi pupuk organik dengan memanfaatkan sampah berupa kulit buahan dan daun tanaman. Sehingga petani di kawasan tersebut tidak bergantung lagi dengan pupuk buatan (anorganik) yang dijual pasaran.

Pupuk tersebut dimanfaatkan petani di kawasan itu untuk menanam padi, sehingga dapat menghemat biaya pengeluaran untuk menanam padi. Mereka selama ini dilatih memanfaatkan sampah untuk mengolah menjadi pupuk oleh LSM Hati Nurani. Bahkan selama petani menggunakan pupuk organik produksi padi di kawasan itu meningkat menjadi 12-13 ton per hektare dari sebelumnya sekitar 6-8 ton.

“Pembuatan pupuk kompos sangat praktis, karena bahan bakunya mudah didapatkan, diantaranya kulit buhan seperti buah cokelat, kemudian serbuk gergaji, dedak padi dan daun kayu yang masih hijaua atau yang sudah jatuh ke tanah,” kata Koordinator lapangan LSM hati Nurani Khairuddin kepada Greeners, Minggu (20/5/2012).

Proses pembuatannya kata Khairuddin, setelah dicampur dan ditumpuk dalam pada satu tempat disiram dengan kapur dolomite untuk proses pembusukan, dalam waktu 28 hari sudah bisa digunakan.“Kelebihan pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah. Tanah menjadi gembur, sehingga pertumbuhan padi lebih cepat dan lebih subur. Kemudian pupuk itu ramah lingkungan dan dapat menjaga keaneka ragaman hayati yang ada dalam sawah, seperti ikan dan dan organismen lain,”kata Khairuddin

Disebutkan jumlah petani di Kecamatan tersebut sudah mampu membuat pupuk sudah mencapai seratusan orang dan sekarang mereka sudah mampu membuat sendiri. ”Tujuan kami kedepan, mereka yang sudah mampu membuat pupuk tersebut, mau mengajarin kepada petani di kecamatan lain, supaya semua petani di Aceh Utara bisa menggunakan pupuk organik,”katanya.

Dengan demikian lanjut Khairuddin, semua warga Aceh Utara sudah mampu melakukan budidaya tanaman tanpa menggunakan pupuk buatan. “Kelebihan lain pupuk kompos kandungan unsur pupuk hara selalu tersedia, bahkan semakin lama semakin baik untuk menyuburkan tanah. Karena itu kita berharap kepada Pemkab Aceh Utara bersedia membantu masyarakat untuk terus membina petani tersebut,”katanya.

Petani perlu mendapat bantuan untuk modal membeli mesin penghancur bahan baku seperti daun tanaman untuk pupuk pembuatan kompos, “Untuk mengubah pola pikir masyarakat tidak bisa dilakukan secara sekaligus tapi butuh proses, karena itu mengharapkan ada tindaklanjut dinas terkait. Apalagi ini kesempatan untuk mengembalikan pertanian organik,”katanya.

Kepala Desa Paya Bili Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara Rusli menyebutkan, selama ini warga tidak mengetahui pembuatan pupuk kompos dan kegunaannya. Selama ini petani lebih cenderung menggunakan pupuk pabri atau anorganik. “Tapi setelah melihat hasilnya, petani di kawasan itu menjadi tertarik menggunakan pupuk kompos dibandingkan pupuk buatan. Kami berharap kedepan, pelatihan ini bisa dilakukan kepada petani lain,”harap Rusli. (G24)

Top