Potensi Sampah Mudik dan Lebaran 2024 Capai 58.000 Ton

Reading time: 3 menit
Ilustrasi sampah mudik. Foto: Freepik
Ilustrasi sampah mudik. Foto: Freepik

Jakarta (Greeners) – Pemerintah memprediksi potensi pergerakan masyarakat selama Lebaran 2024 mencapai 193,6 juta orang atau 71,7% dari jumlah penduduk Indonesia.  Dari angka tersebut, sekitar 58 juta kilogram sampah mudik akan timbul dalam rentang waktu dua minggu saat arus mudik dan balik.

Permasalahan tersebut telah menjadi perhatian khusus Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, kampanye “Mudik Minim Sampah” kembali mereka gaungkan untuk meminimalisasi timbulan sampah pada periode mudik dan Lebaran.

“Tahun ketujuh ini, ada sesuatu yang baru karena kampanye ini menjadi bagian integral dari mudik nasional. Artinya, secara nasional melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika serta dengan Kementerian Perhubungan yang memang menjadi lead dari mudik nasional ini dapat menghasilkan kebijakan tersendiri,” kata Direktur Penanganan Sampah, Novrizal Tahar di Jakarta, Jumat (5/4).

BACA JUGA: Pemudik Capai 193 Juta, Saatnya Terapkan Mudik Minim Sampah!

KLHK juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk dapat mengkampanyekan mudik minim sampah ini di wilayah masing-masing. Beberapa kota yang berpotensi pergerakan mudik paling banyak telah terkoordinasikan secara langsung di lapangan sejak beberapa waktu yang lalu. Misalnya, kota-kota yang ada di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Selain itu, KLHK juga sudah berdiskusi dengan Asosiasi Daur Ulang Plastik, bank sampah, dan asosiasi yang lain. Kerja sama itu untuk membantu menjadi pengambil alih produsen sampah dengan memperhatikan sampah yang sudah terpilah.

“Harapannya, berbagai upaya ini dapat mengantisipasi beban timbulan sampah yang melonjak saat puncak mudik. Lalu, untuk memastikan sampah dapat tertangani dengan baik,” lanjut Novrizal.

KLHK berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk dapat mengkampanyekan mudik minim sampah. Foto: KLHK

KLHK berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk dapat mengkampanyekan mudik minim sampah. Foto: KLHK

Mudik Minim Sampah Terintegrasi dengan Mudik Nasional

Pada tahun 2024 ini, program ini memiliki versi yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, program tersebut terintegrasi pada program mudik nasional yang bertema “Mudik Ceria, Penuh Makna”.

Direktur Jenderal PSLB3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati meminta seluruh pihak penyelenggara angkutan mudik di sejumlah jalur moda transportasi bisa menangani sampahnya secara bijak. Vivien ingin para penyelenggara angkutan mudik bisa memfasilitasi tempat sampah terpilah.

“Kemudian, memasang pemberitahuan kepada pemudik agar meletakkan sampah terpilah atau dikelompokkan sesuai jenisnya agar lebih mudah dalam penanganannya dan menghindari penumpukan sampah,” ujar Vivien.

BACA JUGA: BNPB Luncurkan Peta Mudik Aman Bencana

KLHK telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 5 Tahun 2024 tentang Pengendalian Sampah Hari Raya Idul Fitri. Surat itu untuk gubernur, bupati dan walikota. KLHK mengimbau mereka untuk dapat mengambil langkah aktif dalam upaya pengurangan dan penanganan sampah tambahan yang timbul.

Dalam pelaksanaan surat edaran tersebut, beberapa langkah aktif telah dilakukan. Di antaranya menyiapkan materi sosialisasi dan kampanye mudik minim sampah. Kampanye itu bisa berbentuk video, poster elektronik, dan imbauan melalui audio. Selanjutnya, dapat ditayangkan oleh seluruh saluran media komunikasi.

Ilustrasi orang mudik. Foto: Dini Jembar Wardani

Ilustrasi orang mudik. Foto: Dini Jembar Wardani

Sediakan Perbekalan Minim Sampah

Sementara itu Pegiat Zero Waste Ecological Observation and Wetland Conservations (Ecoton) mengatakan penerapan mudik minim sampah perlu persiapan perbekalan yang tidak menimbulkan sampah.

“Misalnya, saat perjalanan jauh menggunakan mobil, bisa memawa bekal makanan berat atau snack. Lengkapi mobil juga dengan tong sampah kecil dan jangan membuang sampah ke jalanan,” kata Tonis.

Tonis juga pernah menyaksikan langsung sampah yang dibuang oleh pemudik lewat jendela mobil. Sehingga, sampah-sampah tersebut akhirnya berceceran di lingkungan.

Selanjutnya, lanjut Tonis, penting untuk membawa wadah guna ulang untuk menghindari penggunaan plastik sekali pakai. Pemudik yang menggunakan kendaraan mobil pribadi, sebaiknya membawa air galon untuk persediaan minum selama perjalanan. Dengan demikian, bisa mengurangi pembelian air minum dalam botol plastik.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top