Sampah Mikroplastik, ‘Monster Mini’ yang Ancam Ekosistem Laut

Reading time: 2 menit
sampah mikroplastik
Ilustrasi. Foto: pixabay

Jakarta (Greeners) – Sampah plastik laut merupakan permasalahan serius di seluruh dunia, terlebih di Indonesia. Sampah plastik bahkan telah memengaruhi ekosistem hingga ke ukuran mikro. Sampah mikroplastik ini dapat masuk ke dalam rantai makanan dan pada akhirnya berdampak pada kesehatan baik manusia maupun lingkungan.

“Plastik dapat menjadi media untuk tempat penempelan bahan pencemar lainnya. Akibatnya, kemungkinan bahan pencemar yang lain masuk ke tubuh lebih tinggi daripada si pencemar melayang-layang di air karena plastik sulit hancur. Ketika hancur pun dia bisa masuk ke dalam tubuh, dan (proses ini) akan terus-terusan sampai generasi yang akan datang,” ujar peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI M Reza Cordova pada acara Oceanography Science Week (OSW) 2018 di Ancol, Jakarta, Selasa (20/02/2018).

BACA JUGA: Mikroplastik Harus Masuk dalam Penilaian Kriteria Baku Mutu Air Bersih

Lebih lanjut Reza menerangkan, area pesisir di Indonesia Barat seperti Aceh, Kepulauan Riau, Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur; dan area Indonesia Timur seperti Bali, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Maluku menunjukkan mikroplastik di air laut Indonesia dalam kisaran 30 sampai 960 partikel per liter.

“Bisa saja apa yang kita buang, yaitu sampah plastik, menjadi makanan kita juga nanti. Ikan yang sehari-hari kita makan itu bisa saja mengandung mikroplastik di dalam tubuhnya, karena pada dasarnya ikan itu tidak bisa membedakan plastik kecil dengan plankton,” katanya.

Reza yang juga meneliti bahaya mikroplastik bagi manusia dan lingkungan menyatakan bahwa penelitian sampah plastik laut di Indonesia masih minim. Ia pun menilai bahwa hasil penelitian yang dilakukan Jenna Jambeck (2015) yang menyatakan bahwa Indonesia berada di urutan ke dua sebagai negara penyumbang sampah plastik ke laut terbesar di dunia, merupakan hasil modeling yang perlu di verifikasi.

“Berdasarkan asumsi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), setiap hari penduduk Indonesia menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total sebanyak 189 ribu ton sampah/hari. Namun demikian, Indonesia belum memiliki data yang spesifik serta konsisten yang dikeluarkan secara resmi terkait sampah laut,” katanya.

BACA JUGA: Pemprov DKI Akui Tidak Pernah Meneliti Kontaminasi Mikroplastik dalam Air

Pada OSW 2018, Reza yang memaparkan penelitian bertajuk “Monster Mini di Laut Kita: Ancaman Sampah Mikroplastik Terhadap Ekosistem Laut” mengakui bahwa sampah plastik merupakan salah satu jenis sampah yang paling banyak terdapat di wilayah daratan dan lautan. Oleh karena itu, ia mengimbau tiga hal terkait sampah plastik.

“Pertama, masalah pencemaran di Indonesia ataupun di dunia ini sudah banyak, paling tidak kita bisa mengurangi penggunaan plastik. Kedua, hindari penggunaan kosmetik yang ada microbeads-nya atau mikroplastiknya. Ketiga, jangan buang sampah sembarangan karena ketika kita sudah membuang sampah sembarangan, bukan tidak mungkin sampah itu akan kembali ke dalam tubuh kita,” tutup Reza.

Penulis: Dewi Purningsih

Top