Suhu Udara Panas Menyengat, Waspadai Bahaya Paparan UV

Reading time: 2 menit
Lindungi kulit dari sengatan sinar UV saat cuaca panas terik. Foto: Shutterstock

Jakarta (Greeners) – Panas menyengat terasa beberapa hari belakangan. Bahkan, saat di pagi hari pun suhu udara sudah terasa lebih panas daripada biasanya. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan kondisi cuaca bersifat fluktuatif karena saat ini berada pada transisi menuju musim kemarau.

Prakirawan BMKG Iqbal Fathoni menyatakan, saat musim kemarau maka terjadi penurunan curah hujan dan peningkatan suhu udara. “Hal ini dapat menyebabkan cuaca cerah dan menyengat,” katanya kepada Greeners, Selasa (11/4).

Selama peralihan musim terjadi peningkatan suhu pada pagi hingga siang hari. Lalu, awan konvektif yang dihasilkan akibat proses pemanasan radiasi surya akan muncul pada sore hingga menjelang malam.

Tak hanya karena peralihan musim, cuaca panas juga disebabkan oleh posisi semu matahari yang telah memasuki sekitar wilayah ekuator. “Kondisi ini mengindikasikan penyinaran matahari cukup optimal di sekitar wilayah ekuator,” imbuhnya.

Selain itu, saat ini wilayah Indonesia berada pada kondisi netral. Namun, ada kecenderungan prediksi mengarah ke kondisi El Nino. “Ini ditandai adanya kondisi curah hujan semakin berkurang, utamanya Indonesia bagian barat dan tengah,” ucapnya.

Faktor lainnya yakni adanya bibit siklon tropis sehingga pertumbuhan awan hanya terkonsentrasi di beberapa wilayah. “Tarikan massa udara akibat adanya bibit siklon tropis 98S di selatan Nusa Tenggara menyebabkan pertumbuhan awan terkonsentrasi di Jawa bagian tengah hingga NTT,” jelasnya.

Peningkatan Suhu Udara Panas

Iqbal menyatakan, kondisi suhu panas dalam seminggu terakhir dalam kondisi menyengat. Pada 4 April 2023 lalu rata-rata suhu udara maksimal di Indonesia mencapai 34,6 derajat Celcius, lalu semakin naik, puncaknya yakni 36 derajat Celcius pada 5 April 2023. Selanjutnya, suhu udara konsisten berada menjadi 35,2 derajat Celcius hingga 8 April lalu.

“Sebaliknya kondisi minggu ini akan relatif lebih basah. Namun, akan kembali lebih kering pada minggu depannya lagi (17-22 April),” tuturnya.

Ia menyebut suhu rata-rata akan kembali menjadi 33-34 derajat Celcius bahkan lebih. Utamanya di beberapa wilayah, seperti Sumatera bagian selatan, Jawa bagian barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah bagian selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Maluku bagian selatan.

Sunscreen

Tabir surya atau sunscreen wajib dipakai untuk lindungi kulit dari efek sinar matahari. Foto : Shutterstock

Ancaman Paparan UV

BMKG mengingatkan paparan indeks ultraviolet (UV) seiring peningkatan suhu. Melansir Instagram BMKG, paparan panas matahari masih akan terjadi pada hari Selasa (11/4) ini.

Pada pukul 09.00 WIB, wilayah timur Indonesia seperti Papua dan Maluku hingga Sulawesi mengalami paparan sinar ultraviolet ‘very high’ dengan risiko bahaya sangat tinggi.

Puncak paparan sinar ultraviolet akan terjadi cukup lama dari pukul 10.00 hingga 13.00. Wilayah Indonesia bagian timur, tengah, dan barat mengalami paparan sinar ultraviolet dengan status ekstrem.

BMKG mengingatkan agar masyarakat meminimalkan waktu di bawah paparan matahari antara pukul 10 hingga pukul 4 sore. Selain itu, oleskan cairan pelembap tabir surya SPF 30+ setiap dua jam bahkan pada hari berawan, setelah berenang dan berkeringat.

Kenakan pakaian pelindung matahari, topi lebar, kacamata hitam yang menghalau paparan matahari di luar ruangan. Tingkat bahaya ekstrem bagi orang yang terpapar matahari tanpa pelindung menyebabkan kulit dan mata rusak dan terbakar dalam hitungan menit.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top