YKI: 90 % Pemicu Kanker dari Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup

Reading time: 2 menit
Kanker masih menjadi penyakit yang mematikan. Foto: Freepik dan Ilustrasi Greeners

Jakarta (Greeners) – Penyakit kanker masih mengancam semua orang di dunia. Kementerian Kesehatan mengungkap kanker masih menjadi pemicu kematian tertinggi di dunia.

Ada 10 juta kematian yang disebabkan oleh penyakit kanker pada tahun 2020. Kontribusi paling besar yaitu dari kanker payudara, 2.261.415 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 654.956 kasus. Sementara kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan dua kanker dengan jumlah kasus terbesar. 

Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pusat Aru Wisaksono Sudoyo menyatakan, 90 % pemicu kanker berasal dari faktor lingkungan. “Sebanyak 90 % dari lingkungan (environment) dan gaya hidup (lifestyle) sementara keturunan hanya 10 persen,” katanya kepada Greeners, Jumat (3/2).

Ia menyebut kanker bisa dihindari dengan memastikan tiga hal, seperti olahraga teratur, menjaga pola makan seimbang, dan mengurangi asap rokok. “Karena ini adalah komponen utamanya. Bila tidak maka bisa memicu kanker,” ungkapnya.

Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup

Ahli kesehatan lingkungan Dicky Budiman menyatakan hal senada. Menurutnya, faktor lingkungan tak bisa terlepas dari gaya hidup. Kebiasaan merokok misalnya, selain berdampak buruk pada si perokok aktif juga pada perokok pasif.

Zat beracun di dalamnya sangat berdampak pada kesehatan. “Hampir 90 % kanker paru-paru disebabkan oleh kebiasaan merokok ini,” kata dia.

Selain itu, Dicky menyoroti pencemaran udara atau polusi yang berdampak signifikan terhadap kesehatan. Bahkan International Agency Research on Cancer mengungkap polusi udara di luar menyebabkan kematian hingga 8 juta orang.

“Sebab saat kita menghirup udara, organ pertama terpapar zat polutan beracun di udara itu saluran napas. Jadi wajar jika kanker paru menjadi dominan,” imbuhnya.

Persoalan gaya hidup seperti makanan tak kalah berdampak pada kanker. Makanan tinggi lemak, rendah serat berisiko menyebabkan kanker saluran cerna, kanker prostat, hingga kanker rahim.

Selain kandungan bahannya, ketidaktepatan dalam penyajian makanan bisa berpotensi besar terhadap penyakit mematikan ini. “Kebiasaan makan-makanan overcooking misalnya. Selain pemborosan energi, juga meningkatkan risiko penyakit kanker,” tuturnya.

Pencegahannya yakni dengan memastikan perilaku hidup bersih dan sehat dengan menghindari rokok (paparan asap rokok), memastikan makanan sehat dan seimbang dan menyajikan makanan dengan tepat dengan memprioritaskan makanan segar.

Anak Terpapar Polusi

Paparan polusi udara memicu penyakit serius. Foto: Shutterstock

Suarakan Peta Jalan Penyakit Kanker Payudara

Menyusul peringatan Hari Kanker Sedunia 2023, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis ada lebih dari 2,3 juta kasus kanker payudara yang terjadi setiap tahunnya. Bahkan, di 95 % negara, kanker payudara merupakan penyebab utama dan kedua kematian kanker pada perempuan.

Kelangsungan hidup dari kanker payudara sangat rentan pada negara berpenghasilan rendah. Hampir 80% kematian akibat kanker payudara dan serviks terjadi di negara ini. WHO merilis Kerangka Inisiatif Kanker Payudara Global untuk memberikan peta jalan mencapai target penyelamatan 2,5 juta jiwa kanker payudara pada tahun 2040.

“Negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah paling tidak mampu mengelola beban kanker payudara yang semakin meningkat. Ini memberikan tekanan yang luar biasa pada individu, keluarga, komunitas, sistem kesehatan, dan ekonomi,” ucap Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam keterangannya.

Penulis: Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top