Satwa Koleksi Tareko Malang Kurang Terawat

Reading time: 2 menit
Kakatua jambul kuning di Tareko Malang ini mengalami kerontokan bulu parah. Gambar diambil pada Senin (06/10). Foto: greeners.co

Malang (Greeners) – Taman Rekreasi Kota Malang yang berada di belakang Balai Kota Malang mempunyai puluhan satwa langka. Di antaranya enam ekor kakatua jambul, lima ekor merak, seekor burung kasuari, elang jawa enam ekor, rangkok dua ekor dan seekorburung hantu. Aneka jenis burung dan satwa dilindungi lainnya juga dirawat di taman rekreasi ini.

Sayangnya, beberapa jenis satwa tampak stres dan tidak ditempatkan di kandang yang layak atau sesuai dengan karakter satwa. Misalanya saja, dari pengamatan Greeners, dua ekor elang tampak ditempatkan di kandang yang hanya berukuran sekitar 6×5 meter persegi. Lokasinya juga di antara tempat parkir kawasan kantor dan tempat rekreasi.

Tak hanya itu, terdapat juga seekor burung kakatua jambul kuning atau Cacatua sulphurea yang bulunya rontok sehingga terlihat kulitnya. Burung ini juga tidak lincah sehingga seolah terserang penyakit. “Proses pergantian bulu karena rontok alami, nanti juga tumbuh,” kepala Tareko Malang, Nur Asmi, Senin (6/10/2014).

Di Tareko Malang, beberapa jenis satwa menempati kandang yang tidak sesuai dengan karakter satwa. Foto: greeners.co

Beberapa jenis satwa di Tareko Malang menempati kandang yang tidak sesuai dengan karakter satwa. Foto: greeners.co

Kondisi dua ekor elang yang semestinya ditempatkan di kandang yang besar juga tak kalah menyedihkan. Burung yang mempunyai jelajah hingga berkilo-kilo meter ini tampak hanya melompat-lompat saja. Tak banyak bergerak dan seperti bukan hewan predator.

Nur Asmi tengah mengusulkan membangun kandang besar yang bakal ditempatkan di tepi Sungai Brantas. Lokasi burung-burung saat ini yang menyatu dengan lokasi parkir, katanya, juga mengganggu satwa karena bising dan polusi.

Ketua Profauna Indonesia, Rosek Nursahid, menyanggah jika kakatua jambul kuning yang rontok bulunya merupakan proses alami. “Bulu rontok sehingga kelihatan dagingnya menandakan burung mengalami stres, terserang penyakit, virus atau flu,” kata Rosek.

Menurutnya, burung kakatua jambul kuning membutuhkan kandang yang diberi percabangan seperti dahan untuk hinggap dan berpindah dari satu cabang ke cabang lainnya. Posisinya juga harus sering diubah agar bervariasi.

Rosek juga menambahkan, burung elang yang berada di Tareko seharusnya ditempatkan di kandang yang luas agar predator ini bisa melayang dan mengepakkan sayapnya. Sebab, jika tidak bergerak akan membuat otot sayap burung ini lemah dan sulit untuk melatihnya. “Minimal kandangnya setinggi 15 meter,” ujar Rosek.

Taman Rekreasi Kota (Tareko) Malang awalnya merupakan lembaga konservasi yang dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Izin konservasi akhirnya dicabut karena tak bisa memenuhi beberapa syarat yang ditentukan sebagai sebuah lembaga konservasi.

Tareko akhirnya diajukan untuk menangkarkan satwa jenis aves atau burung yang saat ini proses izinnya masih menunggu dari Kementerian Kehutanan. Kendati demikian, perkembangan populasi satwa di Tareko selalu dilapokan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur. Perawatan dan pemantauan kesehatan juga dibantu dokter hewan dari Dinas Pertanian Kota Malang.

(G17)

Top