Carettochelys insculpta, Satwa Dilindungi yang Berperilaku Agresif

Reading time: 2 menit
Carettochelys insculpta. Foto: Inaturalist
Carettochelys insculpta. Foto: Inaturalist

Labi-labi moncong babi atau carettochelys insculpta merupakan reptil yang berasal dari famili Carettochelyidae. Di Indonesia, satwa ini termasuk dalam kategori satwa terlindungi berdasarkan Permen LHK No.106 tahun 2018. Selain itu, status konservasinya menurut IUCN adalah terancam bahaya (endangered).

C. insculpta yang berada dalam penangkaran dapat hidup hingga 38 tahun. Namun, belum ada informasi mengenai lama hidup mereka di habitat aslinya.

Betina Berukuran Lebih Besar dari Jantan

Labi-labi moncong babi dewasa dapat berukuran panjang mencapai setengah meter. Bobot rata-ratanya mencapai 22,5 kg dan panjang tempurung rata-rata 46 cm. Umumnya, betina berukuran tubuh lebih besar daripada jantan. Namun, para jantan biasanya memiliki ekor yang tebal dan lebih panjang.

BACA JUGA: Kucing Emas Asia, Bertubuh Kekar dan Pandai Memanjat Pohon

Penyebutan moncong babi karena bentuk hidung mereka yang mirip dengan babi. Bagian bawah tempurungnya berwarna krem, sedangkan bagian atasnya (karapas) berwarna cokelat hingga abu-abu gelap. Ukuran tubuh individunya tergantung pada habitat mereka, seperti individu yang berada di dekat pantai berukuran tubuh lebih besar daripada yang berada di dekat sungai.

Taksonomi Carettochelys insculpta. Foto: Greeners

Taksonomi Carettochelys insculpta. Foto: Greeners

Mendiami habitat air tawar dan muara

Satwa ini mendiami habitat perairan tawar dan muara, biasa ada di sungai, danau, air payau, atau dasar kolam. Uniknya, para jantan umumnya menyukai mikrohabitat berupa batang kayu, sedangkan para betina menyukai mikrohabitat berupa batu berpasir. Labi-labi moncong babi dapat kita temukan di bagian utara Australia, dataran rendah bagian selatan Papua Nugini, dan Indonesia (Papua).

Carettochelys insculpta adalah Satwa Omnivora

Betina C. insculpta akan mencapai kematangan seksual pada usia 18 tahun atau lebih, dan jantan pada usia 16 tahun. Saat akhir musim kemarau, mereka akan mulai bertelur di tepi sungai yang berpasir. Mereka adalah golongan omnivora atau pemakan segala, mulai dari tumbuhan seperti bunga, buah, daun hingga hewan-hewan kecil seperti krustasea, moluska, dan serangga.

BACA JUGA: Acerodon jubatus, Kelelawar Raksasa Mahkota Emas dari Filipina

Satwa ini dianggap sangat agresif jika bertemu kura-kura spesies lain. Di Australia, mereka berkumpul dalam kelompok besar di sungai-sungai saat musim kemarau (ketika air sangat surut). Selama musim hujan, mereka berada di air yang dalam dan keruh.

 

Penulis: Anisa Putri S

Editor: Indiana Malia

Top