Colocynth, Tanaman Gurun yang Kaya Manfaat di Dunia Medis

Reading time: 2 menit
Tanaman ini yang banyak masyarakat budidayakan untuk dimanfaatkan dalam etnomedisin (obat herbal). Foto: Inaturalist

Tanaman berbuah Colocynth, apel pahit, atau timun pahit memiliki nama ilmiah Citrullus colocynthis. Berasal dari famili Cucurbitaceae sehingga berkerabat dengan buah melon, labu, dan mentimun.

Tanaman ini yang banyak masyarakat budidayakan untuk dimanfaatkan dalam etnomedisin (obat herbal) dan etnoveteriner (pengobatan ternak). Selain itu, colocynth merupakan tanaman yang tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di tanah gersang.

Melansir Royal Botanic Gardens Kew, tanaman ini memiliki 16 nama sinonim di antaranya Cucumis colocynthis L, Citrullus colocynthoides Pangalo, Citrullus pseudocolocynthis M. Roem, Cucurbita colocyntha Link, Cucumis bipinnatifidus Wight ex Naudin, dan lainnya. Tanaman ini berasal dari gurun Afrika Utara, Timur Tengah dan Asia.

Morfologi dan Ciri-ciri Umum

Colocynth merupakan tanaman herbal merambat tahunan yang dapat tumbuh hingga 3 meter. Memiliki modifikasi akar tuber (berbonggol) yang memungkinkannya bertahan hidup di daerah kering. Batang colocynth bersulur serta kasar dan memiliki sulur yang bercabang. Daunnya berbulu dan kaku, berukuran panjang 5-10 cm x lebar 2,5-6,5 cm. Daun tersebut ditopang oleh tangkai daun berukuran 1-7 cm.

Selain itu, colocynth juga memiliki bunga berumah satu (bunga jantan dan betina berbeda) yang muncul dari ketiak daun, berwarna kehijauan hingga kuning cerah. Buah colocynth berbentuk bulat warna kuning atau hijau, berdiameter 4-10 cm dan berwarna kuning saat masak.

Sementara itu, kulit yang menutupi buah colocynth, dagingnya kenyal dan berwarna jingga kekuningan hingga kuning pucat. Selain itu, daging buahnya juga mengandung banyak biji halus yang dapat kita konsumsi. Biji tersebut berbentuk seperti telur, berwarna cokelat tua hingga oranye kekuningan dengan panjang 6-10 mm.

Habitat dan Distribusi

Colocynth umumnya tumbuh di tanah yang gersang dan berpasir seperti lempung berpasir, subgurun, dan tepi pantai. Mereka menyukai lingkungan bersuhu rata-rata tahunan berkisar antara 23 hingga 27° Celcius. Selain itu, tanaman ini juga merespon dengan baik terhadap pemberian pupuk organik dan mineral.

Tanaman colocynth tersebar luas di seluruh Sahara, Maroko, Mesir dan Sudan, Iran, India dan Asia tropis lainnya. Selain itu, colocynth juga diperkenalkan di Amerika Serikat (Alabama, California, Massachusetts, Texas), Amerika Selatan (Argentina, Paraguay), Eropa (Korsika, Kepulauan Aegea Timur, Hongaria, Italia, Rumania, Transkaukasus, Uzbekistan), dan Australia (New South Wales, Northern Territory, Queensland, Australia Selatan, Victoria, dan Australia Barat).

Kandungan dan Manfaat

Tanaman colocynth mengandung pektin, albumin (pada biji), glikosida, flavonoid, alkaloid, asam lemak, minyak esensial, kukurbitacin A, B, C, D, E, I, J, K, dan L. Selain itu, minyak biji colocynth mengandung asam linoleat (67-73%), asam oleat (10-16%), asam palmitat (9-12%), dan asam stearat (5-8%).

Pemanfaatan tanaman colocynth telah lama digunakan dalam dunia kedokteran sejak dulu oleh para dokter Yunani, Romawi dan Arab. Ibnu Jazla seorang dokter Arab pada abad ke-8, menggunakan tanaman ini untuk mengobati penyakit kaki gajah, sakit saraf, asam urat, penyakit mata dan sebagai penawar racun untuk gigitan ular.

Namun, bagian buahnya jika manusia konsumsi dalam jumlah banyak dapat menyebabkan keracunan dan keguguran pada wanita hamil. Selain itu, bagian akarnya juga kita manfaatkan sebagai obat penggugur kandungan, obat bisul, dan jerawat. Sedangkan bagian bijinya bersifat pencahar, dan bisa menjaga rambut agar tidak cepat beruban.

Selain itu, tanaman ini juga banyak digunakan dalam mengobati diabetes, anti-inflamasi, analgesik, antiepilepsi, kusta, flu biasa, batuk, asma, bronkitis, penyakit kuning, nyeri sendi, kanker, sakit gigi, luka, mastitis, gangguan pencernaan, infeksi mikroba, dan masih banyak penyakit lainnya.

Taksonomi Colocynth

Penulis : Anisa Putri

Editor : Ari Rikin

Top