Dampak Ketika Air Conditioner Tidak Terawat

Reading time: 5 menit

Dampak Ketika Air Conditioner Tidak Terawat

Peneliti bidang kesehatan Yayasan Nur’anissa Hj. Tien Y. Hidayat dalam artikelnya mengejawantahkan, “Reaksi Legionella memang sering tidak disertai gejala mencolok, bahkan seperti flu biasa. Paling-paling hanya demam, menggigil, demam, pusing, batuk berdahak, badan lemas, tulang ngilu, dan selera makan lenyap”. “Umumnya, karena menganggapnya hanya penyakit ringan, penderita enggan pergi ke dokter. Padahal, jika tidak segera berobat, akibatnya bisa fatal, karena kuman ini bakal menyelinap ke paru-paru dan otak”, tambahnya.

Yus menandaskan juga bahwa pada fase berikutnya, terjadi sakit perut dan muntah-muntah. Ada pula yang diikuti dengan gejala mental, yaitu yang bersangkutan bertingkah bak orang kebingungan.

Keberadaan Legionella di tubuh dapat dideteksi melalui tes darah, tes dahak, tes urin, dan pemeriksaan melalui rontgen. Menurut Yus, “Hal yang lumayan melegakan adalah pengobatan penyakit Legionaire “hanya” membutuhkan waktu empat sampai delapan minggu”. Bandingkan dengan pengobatan TBC yang bisa berlangsung berbulan-bulan, bahkan lebih.

NSW menambahkan bahwa gejala penyakit Legionaire sulit dibedakan dari jenis radang paru-paru lainnya. Pada potret sinar X sering terlihat radang paru-parunya tetapi untuk diagnosa penyakit Legionaire diperlukan uji coba khusus. Uji coba contoh darah juga dianjurkan diambil selang 3-6 minggu.

Pengobatan Legionaire sendiri dilakukan dengan pemberian antibiotik, seperti dijelaskan NSW bahwa penderita penyakit ini mungkin diobati di rumah sakit dengan antibiotika lewat infus. Mungkin ada juga yang perlu ditempatkan di bagian rawat intensif dan dibantu bernafas ‘ventilator’. Namun, kata Yus, “tak semua antibiotik ampuh”. “Banyak antibiotik yang efektif mengobati pneumonia ternyata tak efektif melawan Legionella Pneumophilia. Sebab, antibiotik tersebut tak mampu menembus sel-sel sistem pernapasan dan alveolar macrophages atau kantong udara”, tambahnya. Tapi, sekarang telah ada sejumlah antibiotik baru yang bisa menembus sistem pernapasan dan efektif menyembuhkan penyakit Legionaire.

Beberapa antibiotik yang cukup efektif untuk mengobati penyakit ini, antara lain, kelompok macrolides (azithromycin), quinolones (ciprofloxacin, levofloxacin, moxifloxacin, gemifloxacin, dan trovofloxacin). Antibiotik lain, erythromycin, tetracycline, doxycycline, minocycline, dan trimethoprim-sulamethoxazole.

Situs www.Medicastore.com menyebutkan Erythromycin merupakan antibiotik terpilih untuk mengobati penyakit Legionnaire. Kendati memerlukan waktu yang lama untuk proses penyembuhan, sebagian besar penderita yang diobati dengan Erythomycin akan menunjukkan perbaikan. Tentu saja resep dokter diperlukan sebagai rujukan dalam pengobatan penyakit ini karena menurut situs tersebut antibiotik-antibiotik di atas dapat menimbulkan efek samping, di antaranya, gangguan perut dan reaksi alergi.

Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Untuk tindakan preventif, rajin-rajinlah kita memeriksakan dan membersihkan AC, tangki pemanas air, atau shower di kamar mandi. Idealnya, filter mesin AC dibersihkan dan diberi disinfektan 3-4 kali setahun. Jika tidak, kata Tien, “AC jadi lokasi ideal bagi perkembangbiakan kawanan bakteri. Koloni kuman Chlamydia sp., Escheriachia sp., dan Legionella sp. akan bersarang dengan nyaman di sela filter AC yang berair dan lembap”. “Ketika udara AC menyembur ke seluruh sudut ruangan, saat itu pula koloni kuman menyusup ke saluran pernapasan, terhirup melalui mulut, hidung, atau masuk lewat lubang kuping”, lanjutnya.

Bakteri ini bisa ditemukan di berbagai jenis sistem air. Namun, bakteri ini banyak berbiak di dalam air tergenang dan hangat. Rancangan yang ditarafkan, pembasmian kuman, pemeliharaan menara pendingin dan sistem kedap airnya bisa membatasi pembiakan dan tersebarnya bakteri ini.

Tien juga menyarankan sesekali, AC perlu diistirahatkan supaya kuman tidak keenakan berkembang biak di tempat lembap ini. Lantas, sekali-sekali, saat AC mati, jendela-jendela perlu dibuka lebar-lebar. Biarkan sinar matahari menyeruak ke dalam ruangan, karena panasnya akan membunuh sebagian besar kuman.

Berdasarkan penelitian, tanaman hias dalam ruangan mampu menguraikan udara tercemar dalam gedung. Tanaman yang bisa dipilih di antaranya bonsai beringin (Ficus benyamina), palem weru (Rhapis sp.), jenis-jenis kaktus kecil (cactus), atau tanaman lidah mertua (Sansevieria sp.). Kemudian jangan lupa, olah raga secara teratur dan menjaga keseimbangan gizi dari asupan makanan kita.

Top