Dryad’s Saddle, Jamur yang Punya Aroma seperti Kulit Semangka

Reading time: 2 menit
Jamur ini punya rasa pedas ringan. Foto: Shutterstock

Ada jamur berbentuk seperti kuping, ada pula jamur yang berukuran cukup besar hingga berbentuk seperti bola. Namun, pernahkah Anda melihat jamur berbentuk seperti pelana? Inilah Dryad’s saddle, jamur pelapuk yang memiliki corak indah.

Dryad’s saddle atau pelana Driad tergabung dalam famili Polyporaceae dan genus Cerioporus. Ia memiliki nama ilmiah Cerioporus squamosus, serta cukup populer dengan julukan jamur punggung burung.

Kata ‘pelana’ sendiri merujuk pada penampilan batang jamur yang mirip seperti pelana. Sedangkan, ‘Driad’ ialah makhluk mitologi Yunani (peri) yang dipercaya “menghuni” lokasi pertumbuhan sang jamur.

Seperti yang kita tahu, jamur pelapuk tumbuh dari permukaan pohon yang masih hidup maupun mati. Mereka biasanya dapat kita temukan pada tumbuhan berbatang keras, salah satunya oak atau pohon ek.

Morfologi dan Ciri-Ciri Dryad’s Saddle

Bukan cuma bentuk, Dryad’s saddle bisa kita kenali dari warnanya yang indah. Jamur ini umumnya tumbuh dengan warna kekuningan hingga cokelat. Di atasnya terdapat pola bersisik dengan corak kehitaman.

Jika diperhatikan, corak pelana Driad memang menyerupai punggung burung pegar. Ukurannya pun terbilang cukup besar, sebab memiliki diameter berkisar 8–30 cm dengan ketebalan mencapai 10 cm.

Di bagian bawah tudung terdapat pori-pori yang menjadi ciri khas dari genus Cerioporus. Permukaan pori-pori berwarna putih sampai krem. Ini tersambung dengan bagian batang yang pendek tapi sangat tebal.

Panjang batang sekitar 2–8 cm, sedangkan ketebalannya 1–4 cm. Warna bagian atas batang mengikuti corak pori-pori, tetapi bagian bawahnya terlihat lebih gelap dengan bercak cokelat hingga kehitaman.

Jika dipotong akan terlihat permukaan daging yang tebal dan berwarna putih. Tekstur awalnya terbilang cukup lunak, tetapi daging tersebut dapat segera mengeras apabila terkena udara secara langsung.

Habitat dan Distribusi Dryad’s Saddle

Peta persebaran Dryad’s saddle terbilang sangat luas. Mereka dapat kita jumpai di kawasan hutan, mulai dari wilayah Amerika Utara, Australia, Asia, serta sebagian besar negara-negara Eropa.

Jangan heran, Polyporaceae sendiri dikenal sebagai salah satu keluarga jamur dengan anggota terbanyak. Suku atau keluarga ini setidaknya membawai 114 genera serta lebih dari 1.600 spesies jamur.

Di Amerika Utara, spesies C. squamosus biasanya ditemukan di sebelah timur wilayah Pegunungan Rocky. Mereka berbuah pada musim semi dan gugur, bersamaan dengan pertumbuhan jamur morel.

Pohon elm, maple perak, dan beech merupakan tiga tumbuhan yang sering dijadikan inang oleh fungi ini. Eksistensinya bisa saja merugikan karena dapat “mencuri” nutrisi penting dari batang inang.

Walau bersifat parasit, pertumbuhan jamur pelapuk sejatinya sangat dibutuhkan. Mereka berperan sebagai dekomposer bahan organik yang mempercepat siklus materi dalam ekosistem hutan.

Kandungan dan Manfaat Dryad’s Saddle

Dryad’s saddle tergolong sebagai edible mushroom atau jamur konsumsi. Spesies ini dapat diolah menjadi berbagai menu makanan, tetapi hanya bisa dimanfaatkan saat usianya masih muda.

Jamur punggung burung yang sudah tua mempunyai tekstur yang keras dan berpotensi dihinggapi belatung. Warna dan aromanya pun tidak sesegar saat masih muda, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.

Di sejumlah daerah , jamur ini diolah sebagai makanan pendamping pasta, sup, hingga salad. Dagingnya dipotong kecil-kecil dan dimasak dengan api sedang sampai berubah warna menjadi kecokelatan.

Beberapa orang mengklaim bahwa jamur pelana Driad mempunyai cita rasa pedas yang ringan. Aromanya unik karena mirip seperti kulit semangka, sedangkan teksturnya agak kenyal tapi tidak alot.

Belum dapat dipastikan apakah jamur ini dapat disimpan dalam waktu yang lama. Namun sebaiknya olah jamur tersebut sesegera mungkin, agar kesegaran dan kandungan baik di dalamnya tidak menghilang.

Taksonomi Cerioporus Squamosus

Penulis : Yuhan al Khairi

Top