Flammulina Velutipes alias Enoki, Jamur Pangan yang Berkhasiat

Reading time: 3 menit
Jamur Enoki. Foto: Shuterstock

Pada pertengahan 2020 silam, pemerintah sempat menarik izin peredaran Jamur Enoki atau Flammulina velutipes di Indonesia. Spesies fungi ini awam sebut-sebut mengandung bakteri Listeria monocytogenes yang berbahaya bagi manusia. Namun, benarkah kabar tersebut?

Enoki atau Enokitake adalah sejenis jamur pangan yang tumbuh subur di wilayah beriklim dingin. Ia jamak publik budi dayakan sebagai komoditas pasar, sebab memiliki harga jual yang sangat tinggi.

Selain bercita rasa nikmat, jamur enoki juga ahli percaya menyimpan segudang manfaat bagi kesehatan. Karena itu, jenis jamur ini kerap pakar manfaatkan sebagai bahan baku obat herbal.

Meski begitu, sempat tersiar kabar bahwa Flammulina velutipes dapat memicu infeksi listeria. Peringatan ini dikeluarkan oleh badan perizinan obat dan makanan yang ada di Amerika Serikat.

Fakta Jamur Enoki Memicu Penyakit Listeria

Listeria merupakan infeksi akibat mengonsumsi makan dan minuman yang terkontaminasi bakteri L. monocytogenes. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala beragam, mulai dari ringan sampai berat.

Menurut riset FDA dan CDC, beberapa produk olahan jamur enoki pakar ketahui tercemar bakteri tersebut. Karena itu, distribusi dan izin peredarannya di dunia harus segera pemerintah hentikan.

Namun, tidak semua produk olahan Flammulina velutipes mengandung L. monocytogenes kok. Bakteri ini hanya ahli temukan pada merek-merek keluaran Green Co Ltd asal Korea Selatan.

Green Co Ltd sendiri mendistribusikan produkan olahan jamur enokinya melalui tiga perusahaan, yakni Sun Hong FoodsIncGuan’s Mushroom Co, dan H&C Food, Inc.

Ketiga perusahaan tersebut kini menjalani proses pemeriksaan. Menurut kabar terakhir, sudah ada 36 kasus infeksi listeria dan 4 di antaranya meninggal dunia akibat jamur enoki dari produsen ini.

Berdasarkan berita di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa mengonsumsi Flammulina velutipes sejatinya tidak berbahaya. Hanya saja, hindari merek-merek keluaran ketiga produsen tersebut, ya.

Mengenal Jamur Konsumsi Flammulina Velutipes

Pemanfaatan enoki dalam industri pangan sebenarnya sudah terjadi sejak dahulu kala. Menurut penelitian, pembudidayaan Flammulina velutipes bahkan telah berlangsung sejak 300 tahun silam.

Di Jepang dan Korea, jenis jamur ini sering masyarakat manfaatkan sebagai campuran sup dan sayuran. Sedang di Cina, ia publik konsumsi sebagai obat untuk mengatasi gangguan pencernaan.

Secara morfologi, tampilan jamur enoki liar dan hasil budi daya sejatinya cukup berbeda. Jamur hasil budi daya cenderung berwarna putih, sedangkan jamur liar berwarna cokelat hampir merah muda.

Selain itu, enokitake hasil budi daya biasanya memiliki tangkai panjang dengan tudung yang kecil. Sedangkan jamur enoki liar berbentuk cembung, bertudung cokelat dengan ukuran mencapai 3 cm.

Perlu Anda ketahui, spesies Flammulina velutipes sendiri tergolong sebagai fungi yang kaya serat. Ia mengandung banyak protein, vitamin B dan mineral, namun minim kandungan gula dan kalori.

Berkat kandungan senyawa flammulinnya, jenis pakanan ini sangat ahli rekomendasikan bagi penderita kanker dan tumor. Ia efektif sebagai antibakeri dan menstimulasi sistem imun tubuh.

Langkah Pembudidayaan Flammulina Velutipes

Flammulina velutipes khalayak budi dayakan menggunakan botol atau kantong plastik. Jamur ini memerlukan waktu sekitar 30 hari untuk berbiak pada suhu 15 Celcius dan kelembapan 70%.

Media tanam yang ahli sarankan adalah serbuk gergaji atau serbuk bonggol jagung. Setelah masa 30 hari pertama usai, ia membutuhkan waktu 30 hari lagi di dalam lingkungan lebih sejuk dan lembap.

Agar penyebaran spora terjadi secara sempurna, ketersediaan matahari tetap kita butuhkan dalam proses pembiakkan. Jamur yang terkena sinar matahari akan tumbuh hingga tampak memanjang.

Di alam liar, Flammulina velutipes tumbuh di permukaan batang yang lapuk pada pohon-pohon berdaun lebar. Beberapa jenis flora yang kerap menjadi induk enoki ialah Bebesaran dan Kesemek.

Jamur ini sering dianggap hama bagi beberapa produk pertanian. Namun berkat perkembangan ilmu pengetahuan, kini salah satu jenis fungi tersebut menjelma menjadi olahan pangan menguntungkan.

Taksonomi Flammulina Velutipes

Penulis: Yuhan Al Khairi

Top