Rajungan Bintang, Kepiting Laut yang Kaya Vitamin dan Rendah Lemak

Reading time: 2 menit
Rajungan Bintang makanan mewah yang memiliki nilai gizi tinggi. Foto: Shutterstock

Kepiting dan rajungan adalah dua spesies yang berbeda. Kepiting memiliki tubuh yang lebih besar dan gemuk. Sedangkan rajungan biasanya mempunyai tubuh yang langsing serta capit yang panjang, contohnya seperti rajungan bintang.

Portunus sanguinolentus atau rajungan bintang merupakan jenis “kepiting” perenang yang berasal dari keluarga Portunidae, subfamili Portunoidea, serta marga atau genera Portunus.

Hewan ini masih berkerabat dengan rajungan bunga (P. plagicus), yang sering kita temukan di pasaran. Spesies P. sanguinolentus juga tergolong sebagai komoditas laut berharga tinggi.

Populasinya cukup melimpah di Indonesia, terutama di perairan Jawa dan Sumatra. Spesies P. sanguinolentus bisa kita tandai dari tiga bintik merah dan warna tubuh yang relatif gelap.

Morfologi dan Ciri-Ciri Rajungan Bintang

Rajungan bintang dapat dikategorikan sebagai kepiting besar. Panjang rata-rata rajungan ini bisa mencapai 15–20 cm, dengan cangkang atau karapas berwarna hijau serta keabu-abuan.

Jika kita sentuh, permukaan cangkang tersebut akan terasa sangat keras. Di bagian belakang tubuhnya terdapat tiga bintik merah, dengan tulang belakang yang kuat serta capit panjang.

Seperti yang telah disebutkan, tiga bintik tersebut adalah ciri khas dari hewan ini. Karena itu, spesiesnya dikenal pula sebagai kepiting renang tiga titik atau kepiting renang bercak darah.

Pada dasarnya, lebar karapas rajungan dewasa bisa mencapai 18,5 cm. Abdomennya sendiri berbentuk segitiga, dengan karakteristik meruncing pada jantan serta melebar pada betina.

Kelima kakinya juga punya fungsi masing-masing; pasangan pertama berfungsi sebagai capit saat makan, kedua hingga empat untuk jalan, sedangkan kelima berguna untuk mendayung.

Habitat dan Distribusi Rajungan Bintang

Berbeda dengan kepiting, rajungan hanya hidup di perairan laut saja. Hewan ini sebenarnya sangat aktif, namun ketika diam ia akan membenamkan diri sampai ke kedalaman 35 meter.

Mereka hidup di dalam pasir pada daerah pantai berlumpur, hutan bakau, atau batu karang. Sesekali dapat terlihat di permukaan air untuk memburu plankton maupun spesies moluska.

Rajungan bintang sendiri dapat kita temukan pada negara-negara di sekitar Samudra Hindia dan Pasifik. Mereka menyebar ke berbagai wilayah, mulai dari Laut Merah sampai Australia.

Saat ini, terdapat dua subspesies P. sanguinolentus yang diakui oleh ilmuwan. Salah satunya merupakan P. s. hawaiiensis, rajungan yang ditemukan di perairan Hawaii pada tahun 1968.

Di banyak negara rajungan dianggap sebagai makanan mewah yang memiliki nilai gizi tinggi. Pembudidayaannya dilakukan secara besar-besaran, salah satunya di wilayah Provinsi Aceh.

Kandungan dan Manfaat Rajungan Bintang

Sama seperti hewan laut pada umumnya, daging rajungan menyimpan berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Salah satu kandungan terbesar pada daging tersebut adalah protein.

Pada 100 gram daging rajungan, rata-rata tersimpan karbohidrat sebesar 14,1 gram, kalsium 210 mg, fosfor 1,1 mg, zat besi 200 SI, vitamin A dan B1 0,05 mg, serta protein 16–17 gram.

Keunggulan lainnya adalah kandungan lemak rajungan yang terbilang rendah. Hal ini sangat baik untuk orang-orang yang membatasi konsumsi makanan berlemak atau kolesterol tinggi.

Karena rendah lemak, rasa daging rajungan biasanya tidak semanis daging kepiting. Tekstur dagingnya pun terasa lebih kasar, lalu isi dagingnya terbilang lebih sedikit daripada kepiting.

Meski begitu, harga rajungan tidak terpaut jauh dari harga daging kepiting biasa. Contohnya seperti rajungan bintang, yang umumnya dibanderol seharga Rp 150.000-400.ooo per kilogram.

Taksonomi Spesies Portunus Sanguinolentus

Penulis : Yuhan al Khairi

Top