Ikan Nila, Ayo Kenali Lebih Dekat Fauna yang Sering Kita Lahap Ini!

Reading time: 2 menit
ikan nila
Ikan Nila, Ayo Kenali Lebih Dekat Fauna yang Sering Kita Lahap Ini! Foto: Shutterstock.

Menurut sejarahnya ikan nila berasal dari Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke berbagai negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis.

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas perikanan yang populer di tengah masyarakat. Terutama dalam memenuhi kebutuhan protein hewani. Tidak heran,  pasalnya ikan ini memiliki daging yang tebal serta rasa yang enak. Ia memiliki daging putih tebal dan kenyal, mirip dengan tekstur kakap merah.

Berdasarkan Jurnal Kelautan Tropis (2016), satwa ini memiliki beberapa kelebihan sifat biologis, seperti mampu mencerna makanan secara efisien, memiliki pertumbuhan yang cepat serta lebih resisten terhadap penyakit.

Habitat Oreochromis niloticus

Ikan ini memiliki daya adaptasi luas serta toleransi yang tinggi terhadap berbagai kondisi lingkungan. Namun, di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik.

Bila Anda memikirkan untuk melakukan budi daya, selain di air tawar, fauna ini sangat cocok hidup di perairan payau (tambak) atau asin (laut) dengan kisaran salinitas 0–40 ppt (part per thousand).

Ikan nila mendiami berbagai habitat air tawar, termasuk saluran air yang dangkal, kolam, sungai dan danau. Menurut beberapa tulisan ilmiah, fauna ini dapat menjadi masalah sebagai spesies invasif pada habitat perairan hangat.

Tetapi sebaliknya pada daerah beriklim sedang. Sebab, ketidakmampuan satwa ini untuk bertahan hidup di perairan dingin, yang umumnya bersuhu di bawah 21 ° C.

ikan nila

Bila Anda memikirkan untuk melakukan budi daya, selain di air tawar, fauna ini sangat cocok hidup di perairan payau (tambak), asin (laut) dengan kisaran salinitas 0–40 ppt (part per thousand). Foto: Shutterstock.

Baca juga: Merbau, Kayu Berkualitas dari Papua yang Rentan Pembalakan Liar

Ciri-Ciri dan Morfologi Ikan Nila

Secara morfologi, ikan ini memiliki bentuk tubuh pipih memanjang ke samping. Makin ke perut makin terang mempunyai garis vertikal 9-11 buah berwarna hijau kebiruan.

Nila memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip data (pectoral fin) sirip perut (ventral fin), sirip 3 anal (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai bagian atas sirip ekor.

Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat. Pada sirip ekor terdapat 6-12 garis melintang yang ujungnya berwarna kemerah-merahan.

Pada bagian matanya tampak menonjol agak besar dengan bagian tepi berwarna hijau kebiru-biruan. Letak mulut ikan nila terminal. Jumlah sisik pada garis rusuk 34 buah dan tipe sisik stenoid (ctenoid). Bentuk sirip ekor berpinggiran tegak.

Dari segi pakannya, fauna ini melahap makanan alami berupa plankton, perifiton dan tumbuh-tumbuhan lunak seperti hydrilla, ganggang sutera dan klekap.

Ikan Komersial yang Menguntungkan

Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan demersal. Jenis demersal merupakan ikan yang secara komersial layak untuk diusahakan atau dengan kata lain menguntungkan.

Fauna ini sering kita jumpai di pasaran dalam bentuk olahan maupun bentuk ikan segar. Data statistik Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia menyatakan bahwa pada tahun 2015 produksi ikan nila di Indonesia mencapai 592.365 ton dengan rata-rata  produksi sebanyak 197.455 ton serta persentase pertumbuhan sebesar  22,75% (Journal of Aquaculture and Fish Health, 2018).

Referensi: 

Jurnal Kelautan Tropis (2016)

Journal of Aquaculture and Fish Health, 2018

Penulis: Sarah R. Megumi

Top