Jangkrik, Sumber Protein Alternatif

Reading time: 3 menit
sumber protein
Jangkrik (Gryllus). Foto: wikimedia commons

Jangkrik merupakan serangga atau insekta yang berkerabat dekat dengan belalang dan kecoa karena diklasifikasikan dalam ordo Orthoptera. Hewan berdarah dingin ini memiliki kemampuan beradaptasi baik dengan lingkungannya.

Jangkrik hidup di sawah, tegalan, tanah lapang dan perkebunan. Jangkrik umumnya hidup dengan baik pada daerah bersuhu antara 20-32 C. Pada saat memasuki musim kemarau jangkrik akan mendekati sumber-sumber perairan, seperti rumput kaso atau ilalang di pinggir sungai untuk mencari makan.

Biasanya serangga ini dijumpai di sekitar halaman atau pekarangan rumah. Kehadiran serangga yang aktif pada malam hari ini dapat dikenali dari bunyi suara kerikannya yang khas. Sedangkan pada siang hari jangkrik bersembunyi di bawah bebatuan, reruntuhan pohon atau di dalam tanah.

Jenis jangkrik yang saat ini banyak dibudidayakan para pembudidaya secara intensif diantaranya jenis kalung (G. bimaculatus), cendawan (G. testaceus) dan cliring (G. mitratus), dimana masing-masing dari spesies ini memiliki ciri-ciri fisik dan warna yang berbeda. Contohnya pada jangkrik kalung, jangkrik ini memiliki kulit dan sayap luar berwarna hitam atau agak kemerahan. Pada bagian punggung (pangkal sayap luar) terdapat garis kuning sehingga menyerupai kalung (Widiyaningrum, 2001).

Jangkrik termasuk serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Siklus hidupnya dimulai dari telur kemudian menjadi jangkrik muda (nimfa) dan melewati beberapa kali stadium instar terlebih dahulu sebelum menjadi jangkrik dewasa (imago) yang ditandai dengan terbentuknya dua pasang sayap (Borror et al., 1992).

Morfologi tubuh jangkrik terdiri atas tiga bagian utama yakni kepala, toraks (dada) dan abdomen (perut). Pada sistem reproduksi, jangkrik betina memiliki sepasang ovarium berwarna krem dan sepasang ovarial yang terletak di punggung bagian tengah di atas saluran pencernaan. Jangkrik betina memiliki ovipositor sebagai alat kelamin luar. Ovipositor berbentuk silindris dan meruncing seperti jarum dan berperan sebagai saluran untuk mengeluarkan telur (Ros et al.,1982). Sedangkan untuk jangkrik jantan memiliki sepasang testis berwarna putih krem yang terletak di atas saluran pencernaan.

sumber protein

Jangkrik jantan akan mengeluarkan suara nyaring dan ini merupakan isyarat bahwa jangkrik tersebut siap untuk membuahi betina. Foto: wikimedia commons

Jangkrik dewasa siap kawin pada usia lebih kurang 45 hari yang ditandai dengan lenyapnya sayap. Jangkrik jantan akan mengeluarkan suara nyaring dan ini merupakan isyarat bahwa jangkrik tersebut siap untuk membuahi betina, sedangkan jangkrik betina yang siap untuk dibuahi akan mencari dan mendekat ke arah suara yang dikeluarkan jangkrik jantan.

Saat proses kawin jangkrik jantan akan mengambil posisi di bawah dan jangkrik betina di atas. Jangkrik siap bertelur dalam waktu tujuh hari setelah terjadi pembuahan, (Sukarno, 1999). Telur jangkrik berbentuk bulat panjang, berwarna kuning dan berukuran tidak lebih dari 0,25 cm.

Pemanfaatan jangkrik banyak digunakan sebagai bahan pakan ternak untuk ayam hias, burung kicauan, ikan hias maupun reptil. Jangkrik berpotensi untuk dibudidayakan karena kadar proteinnya tinggi, daya reproduksinya juga tinggi dengan siklus hidup yang pendek, ditambah pemberian pakannya yang mudah.

Jangkrik juga termasuk salah satu jenis serangga yang biasa dikonsumsi oleh manusia. Sebagian masyarakat di beberapa negara seperti India, Filipina, Thailand dan Indonesia mengonsumsi serangga ini sebagai makanan pelengkap sumber protein alternatif. Banyak para pelaku Usaha Kecil Miro Menengah (UMKM) di Indonesia menjual serangga ini sebagai bisnis olahan makanan atau cemilan dalam kemasan.

Menurut beberapa kajian ilmiah, tepung jangkrik mengandung protein dan nutrisi, terutama asam amino yang cukup lengkap. Hasil penelitian Novianti (2003) dari Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor menjelaskan bahwa tepung jangkrik kalung mengandung protein dan lemak yang cukup tinggi. Dalam tepung jangkrik terdapat asam linoleat yang dominan. Asam ini berperan penting bagi manusia terutama mencegah dermatitis (pengeringan dan pengelupasan kulit) pada anak-anak.

sumber protein

 

 

Penulis: Sarah R. Megumi

Top