Mikroalga, Alga Berklorofil dengan Ukuran Mikroskopis

Reading time: 2 menit
Mikroalga
Mikroalga merupakan alga berukuran mikro yang memiliki klorofil layaknya tumbuhan. Foto: shutterstock.com

Alga merupakan organisme yang dianggap sebagai nenek moyang tumbuhan. Alga juga memiliki beberapa karakteristik serupa tumbuhan seperti pigmen klorofil. Secara morfologi, ia terbagi menjadi dua golongan, yaitu alga berukuran mikroskopis (mikroalga) dan makro (makroalga).

Mikroalga berukuran kecil tidak dapat dilihat oleh mata secara langsung. Dibutuhkan alat bantu berupa mikroskop untuk melihatnya. Sedangkan makroalga yang berukuran besar dapat dilihat langsung. Sebagian besar, kelompok tersebut hidup di laut. Adapula yang melekat di dasar laut atau melayang-layang mengikuti gerakan arus laut (Suantika dkk, 2007, h.2.49).

Makroalga terdiri dari banyak sel dan berbentuk koloni (Castro dan Huber, 2003). Di dalamnya termasuk alga merah, hijau, coklat, dan umumnya disebut sebagai rumput laut. Sementara mikroalga merupakan tumbuhan thalus yang berklorofil dan berpigmen. Mereka menyerap cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Habitatnya berada di air tawar, payau, laut, dan hidup secara terestrial, epifit, dan epizoic.

Mikroalga merupakan mikroba tumbuhan air yang berperan penting dalam lingkungan. Makhluk hidup tersebut berperan sebagai produsen primer, di samping bakteri dan fungi yang ada di sekitar kita. Mikroalga adalah salah satu organisme yang dapat tumbuh pada kondisi luas di permukaan Bumi.

Mikroalga

Mikroalga dapat hidup di tempat dengan sinar matahari, air, dan karbondioksida yang cukup. Foto: shutterstock.com

Mikroba ini juga biasanya ditemukan di tempat yang lembap atau pada benda yang sering terkena air. Mereka juga hidup pada lingkungan berair. Mikroalga dapat hidup hampir di semua tempat yang memiliki cukup sinar matahari, air, dan karbondioksida (Pelezar & Chan, 1986).

Mikroalga umumnya bersel satu atau berbentuk benang. Sebagai tumbuhan, mereka diketahui sebagai fitoplankton. Fitoplankton memiliki zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air.

Alga berukuran mikro dapat digunakan sebagai indikator kesuburan suatu perairan. Namun, fitoplankton tertentu mempunyai peran menurunkan kualitas perairan laut apabila jumlahnya berlebihan. Seperti kelas Dinoflgellata, tubuhn mikroalga memiliki kromatopora atau sel-sel kulit yang mengandung pigmen warna-warni. Sel tersebut menghasilkan toksin saat berbunga atau meledaknya populasi alga sehingga menyebabkan kematian ikan.

Kini fitoplankton telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia, antara lain di bidang perikanan, bioteknologi industri, industri farmasi dan suplemen makanan, pengolahan limbah logam berat, serta sumber energi alternatif biodiesel. Beberapa jenis mikroalga bahkan berpotensi sebagai sumber minyak.

Penulis: Sarah R. Megumi

Top