Rafflesia Patma, Flora Unggulan di Kebun Raya Bogor

Reading time: 2 menit
rafflesia patma
Rafflesia patma. Foto: DiasMN/deviantart.com

Dalam menyambut peringatan dua abad Kebun Raya Bogor (KRB) yang akan berlangsung pada 18-21 Mei 2017 bersamaan dengan ulang tahun emas LIPI ke-50, KRB akan menyuguhkan beraneka ragam acara yang menarik. KRB juga akan memamerkan beberapa koleksi tanaman unggulan, salah satunya adalah Rafflesia (Greeners, 30 April 2017).

Seringkali masyarakat umum salah membedakan antara Rafflesia (Rafflesia spp.) dengan Bunga Bangkai ‘Amorphophallus titanum’, yaitu tanaman dengan jenis bunga majemuk yang memiliki bentuk fisik besar dan lidah/spandek menjulang ke atas.

KRB dalam hal ini menyimpan koleksi bunga yang tak kalah menarik untuk dilihat yaitu bunga Rafflesia patma. Tanaman ini menjadi flora unggulan yang akan diperkenalkan pada momen 200 tahun KRB.

Keunikan khas dari Rafflesia patma adalah sama-sama memiliki aroma yang tak sedap seperti Amorphophallus titanium. Fungsi dari baunya sebagai strategi untuk mengundang kumbang dan lalat, yang merupakan agen penyerbukan bunga Rafflesia.

Semua jenis rafflesia termasuk dalam kategori genting (endangered) karena penyebaran populasinya yang terbatas di satu wilayah yang sempit dan jumlahnya yang sedikit. Hampir semua anggota marga Rafflesiaceae merupakan tumbuhan langka yang hanya ditemukan di tempat yang sangat terbatas di Asia Tenggara. Sebagai tumbuhan holoparasit kehidupannya tergantung sepenuhnya pada inang dan habitat yang sangat spesifik.

Rafflesia patma merupakan bunga parasit berukuran raksasa yang memiliki kekerabatan dengan bunga Rafflesia arnoldii dari Bengkulu. Dari bentuknya, bunga ini memiliki keunikan yaitu mempunyai ukuran bunga yang berdiameter antara 25-30 cm dan terdapat duri-duri pada diktus. Kelopak bunga Rafflesia patma berwarna jingga muda (salem) dan cenderung lebih pucat, keunikan inilah yang menjadi pembeda dari jenis Rafflesia lainnya.

Berdasarkan penelitian yang ditulis oleh Mursidawati (2012) di Buletin Kebun Raya, bahwa bentuk buah Rafflesia patma secara umum seperti cawan terbalik dengan alur-alur vertikal yang dalam di sekeliling permukaannya. Buah Rafflesia patma berasal dari bunga betina yang berhasil diserbuki oleh serangga.

Pada biji Rafflesia patma seperti umumnya biji parasit yang lain (Mursidawati, 2012), biji rafflesia berukuran sangat kecil atau dikenal sebagai “microseed”. Biji-biji yang halus tersebut terkandung dalam buah dan menempel pada daging buahnya.

Dari segi cara hidup Rafflesia patma menumpang pada tumbuhan lain (inangnya) yaitu jenis Tetrastigma (Tetrastigma sp.) dari famili Vitaceae. Tetrastigma sendiri adalah sejenis tumbuhan merambat yang hidup di hutan tropis.

Tetrastigma yang adalah inang dari tumbuhan Rafflesia patma, dimana diambil dari habitat aslinya yang berada di Cagar Alam Pangandaran (Ciamis, Jawa Barat). Tumbuhan ini kemudian disambungkan dengan akar tetrastigma yang sebelumnya, dimana telah tumbuh dan ditanam di KRB. Metode ini pun dikenal dengan metode ‘Grafting’ (teknik penyambungan akar inang rafflesia). Keunggulan tanaman ini berhasil ditumbuhkan di luar habitatnya, yaitu di KRB sendiri yang menjadi kawasan konservasi ex-situ.

Tidak dipungkiri lagi apabila pihak KRB tepat memilih Rafflesia patma sebagai tanaman yang akan diunggulkan pada peringatan dua abad KRB. Adapun, varietas-varietas baru yang masuk dalam daftar Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) dan tumbuhan hasil hibriditasi seperti Begonia dan Aeschynantus, juga menjadi tanaman yang akan menyemarakkan momentum ini.

rafflesia patma

Penulis: Sarah R. Megumi

Top