Berhias dengan Jam Tangan Glamor dari Sampah Plastik

Reading time: 3 menit
Bergaya dengan Jam Tangan Galmor dari Sampah Plastik
Bergaya dengan Jam Tangan Galmor dari Sampah Plastik. Foto: Tom Ford.

Hampir sembilan juta ton plastik terbuang ke lautan setiap tahunnya. Jumlah ini setara dengan membuang truk berisi sampah ke laut setiap menit. Pakar memperkirakan akan ada lebih banyak plastik di lautan daripada ikan pada tahun 2050. Menakar fakta ini, seorang desainer papan atas yang mulai memilih gaya hidup berkelanjutan, meluncurkan jam tangan yang dia produksi dengan bahan dari sampah plastik lautan. 

Menyadur dari tulisan Nicole Phelps via Vogue, Tom Ford, seorang perancang busana mengatakan, “tercemarnya lautan adalah salah satu masalah terbesar yang kita hadapi”. Ford juga menuturkan jika ekosistem laut mati, maka manusia dalam masalah besar. Akhirnya Ford mengambil tindakan. Dia merilis jam tangan baru yang terbuat 100% dari sampah plastik yang ada di laut.

Jam Tangan Sampah Plastik: Solusi Sementara

Pria yang pernah memimpin Gucci ini menciptakan jam tangan mewah dari limbah laut yang direklamasi. Ford juga menuturkan akan memberikan penghargaan US$ 1 juta kepada penemu yang mampu mendesain pengganti plastik tipis atau bahan untuk membuat polybag. Penyebabnya, penggunaan bahan plastik pembuat polybag ini menyentuh angka 1 hingga 5 triliun yang terbuang setiap tahunnya.

Ford mulai menyadari mengenai masalah plastik ini kira-kira lima tahun lalu. Saat itu, dia melihat aktor Adrian Grenier berbicara mengenai sedotan di televisi. Awalnya, dia sempat berpikir kalau pembahasan tersebut konyol. Namun, kemudian dia mereken bahwa masalah ini nyata dan pasti ada solusinya.

Dia pun mulai berrefleksi dan melakukan perubahan. Pertama, Ford beralih ke sedotan logam untuk minum kopi paginya. Kemudian, dia menukar botol plastiknya dengan botol kaca. Tak hanya dirinya, seisi rumah dan kantornya pun dia ajak untuk beralih dari bahan sekali pakai.

Baca juga: Jam Tangan Elegan Dari Kaleng Soda Bekas

Penghargaan Inovasi Pengganti Plastik

Saat ini Ford bermitra dengan Grenier dan 52HZ. 52HZ adalah badan penasihat Lonely Whale, sebuah organisasi yang didirikan aktor pada tahun 2015 bersama Lucy Sumner. Kolaborasi ini bertujuan memberi dampak positif bagi kesehatan laut lewat penghargaan inovasi yang Ford umumkan untuk menggantikan plastik.

Pemenangnya akan dia pilih pada 2022, sementara produk inovasi para pemenang akan dia bawa ke pasar pada 2025. Ford ingin produknya kelak masuk tahap produksi skala besar, karena dia sangat semangat untuk menemukan alternatif polybag. Alasannya dunia mode mengandalkan polybag untuk mengirim barang dagangan dengan aman dari pabrik ke toko atau dari gudang ke rumah. Pengaplikasian alternatif plastik ini pun tak hanya menolong lingkungan lewat industri Ford saja, melainkan cakupan lebih luas karena setiap barang yang kita beli biasanya adalah kemasan sekali pakai.

Daur Ulang Bukan Solusi Jangka Panjang

Menurut Ford, daur ulang bukanlah solusi jangka panjang. Sebagian besar plastik berakhir di tempat pembuangan sampah dan sumber air yang mengarah ke lautan. Dia ingin menghentikan siklus ini sebelum plastik semakin memenuhi laut. Maka dari itu sembari menunggu penemu yang kelak memenangkan penghargaan inovasi, Ford menjual jam tangan yang terbuat dari sampah plastik yang ada di laut. Produksi 1000 jam tangan ini setara dengan penggunaan kembali 490 pon sampah plastik, atau setiap jam tangan yang dia jual mengandung 35 botol sampah plastik dari laut.

Berhias dengan Jam Tangan Galmor dari Sampah Plastik

Setiap jamnya menggunakan 350 botol plastik bekas. Foto: Tom Ford.

Deskripsi Jam Tangan

Jam tangan yang baru saja ia luncurkan ini tetap memiliki sentuhan mewah walaupun terbuat dari plastik. Jam tangan ini serba hitam dan elegan dengan tali anyaman. Rangkanya terbuat dari stainless steel dengan tatahan plastik laut yang ia olah kembali. Jam ini berdiameter 40mm, dan bisa Anda pakai menyelam sampai kedalaman 10 meter. Tak hanya itu, jam tangan ini juga ia akui dapat bertahan lama, sehingga jamnya bisa dipakai turun menurun, dari generasi ke generasi.

Tentunya gerakan ini membutuhkan keterlibatan pemerintah, seperti larangan penggunaan plastik sekali pakai oleh Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.

Penulis: Agnes Marpaung

Editor: Ixora Devi

Top