Big Hero 6, Ketika Menghancurkan Lawan Bukan Jawaban

Reading time: 3 menit
Gambar: Disney Pictures

Judul film: Big Hero 6
Sutradara: Don Hall & Chriss William
Penulis naskah: Don Hall, Jordan Roberts, Daniel Gerson, Robert L. Baird
Pengisi suara: Scott Adsit (Baymax), Ryan Potter (Hiro), Daniel Henney (Tadashi), T.J. Miller (Fred), Jamie Chung (Gogo), Damon Wayans (Wasabi), Genesis Rodriguez (Honey)
Produksi: Walt Disney Pictures, USA, 2014
Durasi: 108 menit

Rasa kehilangan terhadap kehadiran seseorang yang kita cintai, terutama anggota keluarga, akan sangat membekas dalam perasaan. Perbuatan yang tidak masuk akal, bahkan membahayakan diri dan orang lain, bisa saja dilakukan untuk melampiaskan rasa kehilangan itu. Namun, apakah tindakan itu dapat dibenarkan?

Film animasi terbaru produksi Disney berjudul “Big Hero 6” mencoba menggambarkan konsekuensi dari pelampiasan amarah yang berlebihan, dan “menghancurkan” bukanlah pilihan yang bijak. Dalam banyak film produksinya, Disney memang dikenal membagi karakter antagonis (tokoh jahat) dan protagonis (tokoh baik) dengan jelas. Untungnya, Disney memegang prinsip “happy ending” atau akhir yang bahagia pada hampir semua filmnya.

Film yang ditujukan untuk keluarga ini mengisahkan Hiro Hamada, bocah 14 tahun yang karena terlalu pintar namun tidak suka sekolah, nyaris menyia-nyiakan seluruh waktunya dengan mengikuti berbagai pertarungan adu robot ilegal. Berbeda dengan kakaknya, Tadashi Hamada, sosok ramah dan penyayang yang menghabiskan waktunya di kampus untuk mengerjakan robot yang akan menolong banyak orang. Robot ini ia beri nama Baymax.

Ketimbang melarang kegiatan yang sedang digandrungi sang Adik, Tadashi sengaja membawa Hiro ke kampusnya untuk melihat berbagai percobaan yang tengah dilakukan oleh teman-temannya yang berbakat. Disinilah Hiro mengenal Fred, Gogo Tomago, Wasabi, dan Honey Lemon.

Gambar: Disney Pictures

Gambar: Disney Pictures

Hiro akhirnya berusaha untuk dapat masuk ke kampus yang sama dengan Tadashi. Karena presentasi mikrobotnya menuai banyak kekaguman, Hiro sempat ditawari untuk bergabung dengan perusahaan robot terkemuka Krei Tech Industri. Namun Hiro lebih memilih tawaran profesor Callagahn untuk menjadi muridnya. Sayang, kebakaran hebat membakar gedung kampus termasuk mikrobot ciptaan Hiro. Tadashi yang mencoba menolong profesor Callaghan yang berada di dalam gedung justru ikut menjadi korban.

Suatu hari, Hiro yang masih dirundung sedih karena ditinggal abangnya, mengaduh kesakitan ketika kakinya kejatuhan benda. Saat itulah Baymax aktif dan mencoba memberikan pertolongan. Baymax yang merupakan robot perawat, didesain oleh Tadashi untuk memberikan pertolongan ketika dibutuhkan.

Tidak berapa lama, keadaan menjadi “liar” ketika Hiro mengetahui bahwa mikrobot karyanya digunakan untuk maksud jahat oleh profesor Callaghan yang ternyata masih hidup. Hiro yang tidak terima dengan kenyataan bahwa kakaknya meninggal demi menyelamatkan profesor Callagahn menjadi gelap mata dan ingin membalas dendam. Ia lantas menjejali Baymax dengan program beladiri dan perlengkapan canggih yang dapat memberi efek menghancurkan.

Di lain pihak, profesor Callaghan pun ingin membalas dendam kepada Alistair Krei, pemilik perusahaan Krei Tech Industri. Ia mengancam akan mengambil semua yang dianggap penting dalam hidup Alistair. Alasannya? Tonton saja film ini.

Gambar: Disney Pictures

Gambar: Disney Pictures

The only limit is your imagination.” Kalimat yang diucapkan oleh Hiro Hamada, sangat pas menggambarkan teknologi animasi yang digunakan Disney untuk Big Hero 6. Terlebih, efek visual yang halus dan gerakan yang tepat mampu menghidupkan karakter Baymax, robot dengan wajah yang hanya terdiri dari sepasang mata, dan postur tubuh tinggi besar nyaris bulat.

Sama dengan Amerika dan Kanada, film ini tayang perdana di Indonesia pada tanggal 07 November 2014. Big Hero 6 dapat ditonton diseluruh bioskop jaringan  Cinema XXI dalam format 2D dan 3D.

(G08)

Top