“Menolak” Noda dan Ramah Lingkungan, Ably Gunakan Kain Filium

Reading time: 2 menit
filium
Gambar: Ably via Techtimes.com

Buat kamu yang mau bebas beraktivitas tanpa takut baju kotor, terkena noda ataupun bau tak sedap, kini ada pakaian dari material khusus untuk kebutuhan ini. Pada pertengahan 2016 lalu, Ably, perusahaan pakaian yang berbasis di Seattle, meluncurkan kaus dan jaket yang tahan air dan menolak bau tak sedap. Bukan hanya itu, Ably menjamin bahwa material ini terbuat dari bahan alami.

Menggunakan bahan yang mereka sebut Filium yang dikembangkan oleh Raj Shah, Akhil Shah dan mantan direktur kreatif Nike, Stanley Hainsworth. Filium adalah kain dari bahan alami yang dibuat dengan teknologi patent-pending.

Filium digambarkan sebagai proses yang membuat bahan alami tersebut mampu menahan cairan sehingga keringat, tumpahan noda dan bau tidak bisa menyerap kedalamnya. Meski begitu, kaus ini tetap baik untuk digunakan berolah raga.

filium

Gambar: Ably via Techtimes.com

Tidak seperti bahan sejenis, yang terbuat dari material sintetis yang dapat menjadi tidak nyaman dan terlalu basah ketika bekerja di luar ruangan, filium yang dibuat dengan kapas alami membuatnya tetap memiliki sirkulasi udara yang bagus, tahan air dan mampu mengering hingga 40 persen lebih cepat dari katun biasa. Bahan ini juga menjaga berbau segar bahkan jika konsumen memakainya ke pusat kebugaran setiap hari selama satu bulan.

“Disaat sebagian besar pakaian lainnya mengaku sebagai anti air dan noda dibuat dengan bahan sintetis berbasis minyak bumi (nilon, polyester, dll), Ably seratus persen terbuat dari katun premium alami, tanpa kandungan sintetis dan nanopartikel,” kata Raj Shah, co-pendiri Ably yang juga pencipta teknologi Filium, seperti dilansir Tech Times.

Terbuat dari bahan ramah lingkungan memang menjadi salah satu nilai lebih dari produk Ably, tanpa penggunaan nanoteknologi yang biasa digunakan pada pakaian bebas keringat dan bau lainnya, membuat Ably akan lebih mudah terurai dalam tanah saat sudah tidak digunakan. Dalam pembuatannya telah sesuai dengan standar bluesign untuk berkelanjutan yang ramah lingkungan. Lebih jauh juga mengurangi konsumsi air dan diterjen dalam pencucian.

“Pada akhirnya, kami sangat senang dengan keberlanjutan jangka panjang bagi bumi ini. Kami tidak menggunakan nanopartikel atau bahan kimia berbahaya yang menyerap dan larut ke dalam kulit atau lingkungan. Mengurangi pencucian, sampah kemasan, dan penggunaan yang lebih lama,” kata Shah.

Penulis: AT/G39

Top