Budi Cilok, Bawa Keresahan Lingkungan Lewat Musik

Reading time: 2 menit
Budi Cilok Bawa Keresahan Lingkungan Lewat Musik
Foto : Boyramdhan

Gunung hutanku gersang
Bening air sungai hilang
Sawah beralih menjadi industri
Desa hilang harga dirinya

Mata air pun mengering
Air mata menjadi pengganti
Seakan semuanya mulut terbungkam
Seribu nyanyian kekecewaan

Sepenggal lirik diatas adalah lirik lagu dengan judul Hutanku karya musisi Budi Mulyono atau yang lebih dikenal dengan nama Budi Cilok, ia adalah musisi asal kota Bandung yang kerap menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan lewat lagu ciptaannya.

Bahkan, album ke empatnya diberi nama Anak Kali Citarum adalah sebuah representasi Budi Cilok atas perhatiannya terhadap sungai Citarum yang mengalir di kota Bandung. Salah satu lagu dengan judul Simpan Sampah tersirat jelas membawa makna atas ajakan kepedulian terhadap sampah.

Bagi Budi Cilok, menjadi musisi adalah berkah bagi dirinya karena bisa bertemu banyak orang untuk bisa saling mengabarkan hal-hal kecil untuk menjadi sebuah kebaikan. Disamping itu, sebagai musisi ia juga memiliki kewajiban untuk menjaga alam atau lingkungan tempat dimana dia berada.

“Saya adalah dampak dari kerusakan lingkungan di Jawa barat khususnya. Oleh karena itu saya memiliki kewajiban untuk mengabarkan dan melakukan penghormatan terhadap alam atau lingkungan,” ujar Budi Cilok kepada Greeners.Co dalam wawancara telepon.

Lagu Simpan Sampah berasal dari album Anak kali Citarum, menceritakan tentang ajakan untuk tidak membuang sampah dan limbah sembarangan ke sungai karena bisa membahayakan lingkungan dan membunuh makhluk hidup disekitarnya.

Budi Cilok Bawa Keresahan Lingkungan Lewat Musikk

Foto : Idham_Aries

Salah satu lagu dari album terbarunya, Jejak Hujan Kemarin, berjudul ‘Yo Janji Yo’ menceritakan tentang keprihatinannya terhadap seekor paus yang memakan sampah yang berasal dari aktivitas manusia yang kurang bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan.

Selain menciptakan lagu yang bertemakan lingkungan, penyanyi kelahiran 29 Mei 1978 ini juga sering melakukan aksi langsung pelestarian lingkungan hidup, seperti melakukan penanaman pohon endemik di pinggir jalan, di lahan kritis, dan di bantaran sungai Citarum sekaligus mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah ke Sungai Citarum.

“Bukan cuma sekedar jadi asupan kuping, akhirnya ini menjadi sebuah gerakan dimana saya dan teman-teman sepakat untuk tidak nyampah sembarangan dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai” tambah Budi Cilok.

Komitmen Budi Cilok dalam memerangi sampah khususnya plastik sekali pakai patut diacungi jempol. Pasalnya saat perayaan Idul Adha tahun ini, ia telah membagikan ribuan daun jati yang berasal dari Kabupaten Purwakarta untuk dibagikan kepada warga Kabupaten Bandung menjelang kurban.

Adapun kegiatan lainnya yang Budi Cilok telah lakukan seperti penyebaran bibit ikan, pelepasan burung kutilang, pembuatan MCK dan pemberian tong sampah di acara ‘Haneut Moyan’ yang telah diselenggarakan di Cangkuang Gambung Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung, pada 10 Desember 2017 lalu.

Budi Cilok mengatakan bahwa orang-orang yang peduli terhadap lingkungan merupakan tenaga baginya. Sedangkan bagi orang-orang yang tidak peduli terhadap lingkungan, Budi Cilok mungkin adalah musuhnya.

“Stop Nyampah Titik!, akhirnya saya harus berani mengatakan seperti itu, terutama untuk diri saya dan orang terdekat saya, selebihnya buat teman-teman semoga ini menjadi wujud nyata bahwa generasi kita punya hak hidup yang lebih baik.”pungkasnya.

Penulis : Diki Suherlan

Top