Jaga Kadar Emisi, Lembu “Clubeighties” Rajin Rawat Mesin Kendaraan

Reading time: 2 menit
lembu
Lembu Wiworo Jati. Foto: greeners.co/Anggi Rizky Firdhani

Meski dianggap sebagai salah satu “biang kerok” dari buruknya kualitas udara di Jakarta, tak bisa dipungkiri bahwa kita tetap membutuhkan kendaraan untuk menunjang aktivitas kita sehari-hari. Hal tersebut juga dirasakan oleh Lembu Wiworo Jati alias Lembu. Pria yang namanya melejit sejak menjadi vokalis grup musik Clubeighties ini mengaku bahwa dirinya tak bisa lepas dari kendaraan pribadi untuk memudahkannya menjalani berbagai aktivitas.

“Tidak bisa dipungkiri, saya enggak bisa hidup tanpa kendaraan pribadi seperti mobil dan motor. Selain di bidang musik, saya juga memiliki hobi di bidang otomotif sampai-sampai saya punya bengkel sendiri. Agak susah sih ya untuk bisa hidup tanpa kendaraan pribadi,” ujar Lembu kepada Greeners ketika ditemui di kantornya di daerah Jakarta Selatan, Rabu (30/08).

Pria yang juga aktif sebagai penyiar radio ini mengaku bahwa dirinya sudah lama menggemari dunia otomotif, khususnya motor. Ia juga gemar kongko dan jalan bareng dengan rekan-rekannya sesama pencinta motor. Saat ditanya mengenai pencemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor, Lembu sadar bahwa hobinya tersebut telah menyumbang emisi gas buang yang tidak baik bagi lingkungan hidup. Namun, bukan berarti Lembu tidak bertanggung jawab atas hobinya tersebut.

“Jujur saja, saya belum pernah nyobain uji emisi. Tapi bukan berarti saya enggak peduli sama kendaraan saya dan lingkungan, ya. Supaya kendaraan saya selalu mengeluarkan gas buang yang sewajarnya dan enggak berlebihan, saya selalu rajin merawat mesin kendaraan saya. Saya sih yakin, kendaraan yang mesinnya dirawat dengan rajin pasti akan menghasilkan emisi gas buang yang sewajarnya, enggak berlebihan,” ujar pria kelahiran Jakarta tersebut.

Lembu juga menyatakan bahwa dirinya hanya melakukan kegiatan “motor-motoran” bersama teman-temannya ketika akhir pekan. Alasannya, supaya lebih irit mengeluarkan polusi.

“Saya juga biasanya kalau nongkrong sama anak-anak motor hanya di akhir pekan saja. Lumayan lah, hitung-hitung mengurangi ‘dosa’ saya karena telah menyumbang polusi udara,” tuturnya.

“Bukan hanya saya saja lho yang rajin merawat mesin kendaraan supaya tidak menghasilkan emisi gas buang yang berlebihan. Teman-teman saya yang lain juga begitu. Kita tuh harus menjadi pemilik kendaraan yang bertanggung jawab, jangan hanya asal pakai tanpa tahu cara merawat mesinnya. Mesin kendaraan kalau jarang dirawat akan cepat rusak dan dapat menghasilkan gas buang yang tidak wajar lho. Kendaraan baru, apabila mesinnya jarang dirawat, bisa saja memiliki gas buang yang lebih banyak daripada kendaraan tua yang mesinnya rajin dirawat,” kata Lembu dengan nada serius.

Menurut Lembu, upaya untuk menjaga lingkungan dari masyarakat, khususnya pemilik kendaraan bermotor, bisa saja diwujudkan melalui pajak kendaraan. Ia berharap ada kebijakan agar membayar pajak kendaraan turut menyumbang satu pohon. Program menyumbang satu pohon ini juga ia harapkan diterapkan pengusaha kendaraan bermotor agar setiap penjualan kendaraan, perusahaan turut menyumbang satu pohon. “Bukan hanya membuat mobil hybrid saja lah solusinya,” imbuhnya.

“Saya juga kepingin kalau ada konvoi bareng anak-anak motor, anak-anak motor tersebut diberi tanda lah. Misalnya, motornya diberi stiker khusus atau emblem. Emblem tersebut lalu dapat digunakan sebagai ‘tiket’ untuk melakukan kegiatan menanam pohon misalnya. Pohon-pohon tersebut bisa saja disediakan oleh para sponsor,” pungkasnya.

Penulis: Anggi Rizky Firdhani

Top