Jam Kerja Berlebih Meningkatkan Risiko Jantung Koroner

Reading time: 2 menit
Jam Kerja Berlebih
Bekerja 71 hingga 80 jam meningkatkan risiko sebesar 63 persen. Foto: shutterstock.com

Penggila kerja mungkin harus segera menerapkan jam kerja ideal untuk meminimalisir gangguan kesehatan. Walaupun bekerja merupakan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan, kerja 40 jam dalam seminggu masih dapat dikatakan normal. Jam kerja yang ideal perlu diterapkan untuk menjaga kesehatan jangka pendek maupun panjang.

Sebuah penelitian dari American Journal of Industrial Medicine menunjukkan bahwa bekerja melampaui standar dapat merusak kesehatan. Para peneliti menemukan bekerja 61 hingga 70 jam seminggu meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 42 persen. Sedangkan bekerja 71 hingga 80 jam meningkatkan risiko sebesar 63 persen.

Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit federal, lebih dari setengah juta kematian terjadi setiap tahun di Amerika Serikat.

Baca juga: Kelelahan Saat Berolahraga Bukan Penyebab Serangan Jantung

Dari sebuah studi terpisah yang diterbitkan The Lancet, orang yang bekerja berjam-jam memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke daripada mereka yang bekerja dengan jam kerja standar. Sementara penelitian Institute of Employment Studies mencatat, bekerja lebih dari 40 jam dalam seminggu menyebabkan penurunan produktivitas, kinerja yang buruk, masalah kesehatan, dan rendahnya motivasi karyawan.

Efek bekerja selama  berjam-jam pada kesehatan memang sulit diukur karena faktor predisposisi juga perlu diperhitungkan. Namun, penelitian menunjukkan perusahaan yang menyediakan jam kerja fleksibel dan memiliki program kesehatan dan kesejahteraan, menciptakan tempat kerja yang lebih dinamis, produktif, serta lebih sehat.

Jam Kerja Berlebih

Bekerja 61 hingga 70 jam seminggu meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 42 persen. Foto: shutterstock.com

Di beberapa negara seperti Jerman dengan ekonomi terbesar di Eropa, rata-rata pekerjanya menghabiskan 35,6 jam per minggu untuk bekerja. Sementara perusahaan Swedia memperkenalkan hari kerja yang lebih pendek. Hasilnya tenaga kerja lebih bahagia, sehat, dan produktif. Namun, implementasi bekerja enam jam dalam seminggu menghasilkan tinjauan beragam.

Beberapa karyawan dengan jadwal kerja ketat enam jam mengeluh karena identik seperti robot. Sebab hanya memiliki sedikit waktu istirahat, tidak ada waktu untuk media sosial, dan tidak ada waktu sosial dengan rekan kerja.

Baca juga: Ini Buah-Buahan yang Baik untuk Jantung

Pada awalnya, bekerja kurang dari 40 jam mungkin tampak tidak realistis. Namun ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mewujudkannya. Pertama, tidur lebih banyak di malam hari. Ini akan memberi energi untuk menjadi lebih produktif di siang hari dan membuat keluar dari kantor lebih cepat.

Selanjutnya, membuat daftar tugas yang terorganisir setiap hari. Periksa setiap item ketika selesai untuk memberi diri motivasi menjalani hari agar lebih efisien. Bekerja lebih sedikit juga akan memberi lebih banyak waktu luang dan mengurangi ancaman kesehatan. Sehingga menghasilkan kualitas hidup yang lebih tinggi dalam jangka panjang.

Penulis: Ridho Pambudi

Top