Joshua Jackson: Malu Jika Tidak Jaga Laut!

Reading time: 3 menit
Joshua Jackson
Joshua Jackson. Foto: greeners.co/Sarah R. Megumi

Bali (Greeners) – Aktor Hollywood ternama era 90-an Joshua Jackson ikut menghadiri Our Ocean Conference (OOC) 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Senin (29/10/2018). Aktor sekaligus aktivis laut ini hadir untuk menyuarakan kepeduliannya terhadap laut dunia melalui organisasi konservasi laut global Oceana.

Joshua mengaku antusias menghadiri OOC 2018. Menurutnya konferensi ini merupakan forum yang sangat baik untuk mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan agar bersatu dalam upaya penjagaan laut dunia.

“Kita telah membuat polusi pada lautan kita, mengambil ikan berlebihan, dan membunuh terlalu banyak spesies berharga dan kehidupan di bawah laut. Sehingga saya pikir adanya Our Ocean Conference ini sangat baik. Forum ini mengumpulkan seluruh stakeholder mulai dari level non government organization (NGO), pemerintahan dan akademisi yang peduli akan laut dan mengimplementasikan gerakannya di seluruh dunia,” ungkap Joshua kepada Greeners saat ditemui dalam acara OOC 2018.

Terkait permasalahan sampah kemasan plastik, Joshua mengungkapkan bahwa setiap orang memiliki kebiasaan masing-masing dalam menggunakan kemasan plastik. “Setiap makanan yang kita makan, minuman yang kita minum, semua hal tersebut dikemas dalam kemasan plastik. Untuk menanggulangi sampah plastik jujur saja itu susah. Bagi saya kurang tepat caranya jika menyuruh masyarakat untuk langsung mengurangi kebiasaan menggunakan kemasan plastik, karena sulit untuk mencari alternatif lain,” kata Joshua.

BACA JUGA : Jokowi: OOC Harus Menjadi Motor Penggerak Revolusi Mental Global untuk Merawat Laut 

Dalam OOC 2018, Joshua justru mendorong perusahaan-perusahaan yang memproduksi kemasan plastik untuk bertanggung jawab dengan kemasan yang mereka buat. “Perubahan itu justru harus datang dari perusahaan-perusahaan yang memproduksi kemasan plastik. Disamping itu, pemerintah juga harus mempunyai kebijakan dan regulasi yang kuat terkait permasalahan sampah,” katanya.

Joshua Jackson

Joshua Jackson sedang berpidato dalam OOC 2018. Foto: greeners.co/Renty Hutahaean

Saat diwawancara, Joshua mengekspresikan kekagumannya terhadap keindahan alam yang ada di Indonesia. “Sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga alam apalagi jika tinggal di tempat seindah Indonesia. Kita akan sangat malu jika membuat negara secantik ini menjadi wilayah yang kotor. Saya pernah ke Bali sebelumnya dan Bali memiliki keindahan alam yang luar biasa. Saya juga pernah ke Raja Ampat beberapa waktu lalu dan itu adalah hal yang paling indah yang pernah saya lihat. Kita akan malu jika kita tidak dapat menjaga keindahan panorama lautnya,” ujar aktor yang turut ambil bagian dalam film dokumenter Years of Living Dangerously ini.

Joshua juga menceritakan bahwa semasa kecilnya ia hidup berdekatan dengan laut. “Saya tinggal berdekatan dan tumbuh besar dengan laut. Saya menikmati setiap waktu dengan laut dan saat saya kecil saya senang melakukan scuba diving,” katanya.

Tetapi sudah banyak perubahan pada laut dunia. Joshua mengatakan bahwa ancaman terbesar alam datang dari manusia itu sendiri. Ia mengungkapkan bahwa alam harus dijaga demi generasi mendatang. “Setiap langkah kecil yang dilakukan untuk alam itu terhitung. Kita harus menjaganya, jika tidak manusia tidak dapat bertahan,” tutup Joshua.

BACA JUGA: Hamish Daud, Patah Hati karena Sampah Plastik

Sebagai informasi, Oceana didirikan pada tahun 2001 atas kerjasama beberapa yayasan terkemuka yaitu The Pew Charitable Trust, Oak Foundation, Marisla Foundation (sebelumnya Homeland Foundation), dan Rockefeller Brothers Fund.

Lembaga ini didirikan atas dasar sebuah penelitian yang dilakukan sebelumnya dan menemukan bahwa kurang dari 0,5 persen dari semua sumber donasi dana yang dikeluarkan oleh para kelompok nirlaba lingkungan di Amerika Serikat disalurkan untuk perlindungan laut, yang artinya tidak ada organisasi yang bekerja secara eksklusif untuk melindungi dan memulihkan lautan dalam skala global. Untuk mengisi kesenjangan tersebut, Oceana hadir menjadi sebuah organisasi internasional yang hanya berfokus pada konservasi laut sedunia.

Penulis: Sarah R. Megumi

Top