Wildlife of Jakarta, Melihat Lebih Dekat Keanekaragaman Hayati Jakarta

Reading time: 2 menit
wildlife of jakarta
Foto: greeners.co

Judul: Wildlife of Jakarta
Tim Penyusun: Ady Kristanto, Ahmad Baihaqi, Agung Angkasa Adi, Dedy Istanto, Gusti Wicaksono, Willy Ekariyono
Penerbit: PT. Nawala Sakra Asia
Jumlah Halaman: 148 halaman
Cetakan pertama, 2017

Kota Jakarta menjadi magnet bagi sebagian besar warga untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Gedung-gedung bertingkat, jalan layang, sampai dengan pusat pertokoan menjalar sejak tahun 1970 di kota yang dahulu dikenal sebagai Sunda Kelapa, Jayakarta, Batavia, dan kemudian menjadi Jakarta ini.

Pesatnya perubahan dan pembangunan yang meluas membuat Jakarta melupakan kawasan hijau yang memiliki peran penting bagi sebuah kehidupan kota. Ruang Terbuka Hijau (RTH) memiliki peran penting bagi makhluk hidup tidak hanya bagi manusia, tetapi juga bagi tumbuhan dan satwa.

Kehadiran buku Wildlife of Jakarta yang disusun oleh enam fotografer dari komunitas Indonesia Wildlife Photography (IWP) tidak hanya menambah referensi akan dokumentasi satwa dan tumbuhan liar yang turut menghuni Jakarta, tapi juga menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa keberadaan keanekaragaman hayati di Jakarta perlu diperhatikan dan dilestarikan.

wildlife of jakarta

Dari kiri ke kanan: Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Ali Maulana Hakim, Environment Manager Tetra Pak Indonesia Reza Andreanto, Ketua Bike to Work Indonesia Putut Soedarjanto, dan Pemimpin Redaksi Greeners.co yang juga Ketua Pelaksana Hello Nature 2017 Syaiful Rochman (tidak terlihat) menandatangani sampul buku ‘Wildlife of Jakarta’ di hari kedua pelaksanaan Hello Nature 2017, Sabtu (25/11). Foto: greeners.co/Renty Hutahaean

Dalam buku ini terdapat 11 foto puspa dan 111 foto satwa yang berhasil diabadikan di berbagai lokasi di kawasan Jakarta. Beberapa diantara foto tersebut bahkan terdapat puspa dan satwa yang tergolong langka dan dilindungi. Misalnya, salak condet (Salacca edulis cognita). Tanaman buah ini merupakan flora asli Jakarta dan menjadi buah identitas provinsi DKI Jakarta. Selain itu, ada bulus (Amyda cartilaginea) yang kini status konservasinya adalah Rentan (Vulnerable).

“Membaca buku ini seperti mengamati setiap kehidupan dari puspa dan satwa tersebut. Diharapkan warga Jakarta dapat mengenal keanekaragaman hayati yang hidup berdampingan dengan manusia dan ikut melestarikannya,” ujar Ady Kristanto, salah satu tim penyusun buku Wildlife of Jakarta dan pendiri Indonesia Wildlife Photography.

Buku yang dicetak dengan sampul keras (hard cover) dan menggunakan art paper ini memerlukan tiga tahun dalam pengerjaannya. Secara resmi buku ini telah diluncurkan dalam acara Hello Nature 2017 yang berlangsung di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta, pada tanggal 25 November lalu. Turut hadir dalam acara ini Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Ali Maulana Hakim.

Penulis: Renty Hutahaean

Top