Indonesia Usulkan Tiga Cagar Biosfer Baru di ICC MAB UNESCO

Reading time: 2 menit
cagar biosfer
Foto: LIPI

Jakarta (Greeners) – Indonesia akan mengusulkan tiga cagar biosfer baru dalam sidang “30th Session of the International Co-ordinating Council (ICC) of the Man and the Biosphere Programme (MAB)-UNESCO”, yang akan diselenggarakan di Palembang, Sumatera Selatan pada 23-28 Juli 2018 mendatang. Tiga cagar biosfer yang diajukan yaitu Berbak Sembilang (Sumatera Selatan-Jambi), Betung Kerihun Danau Sentarum, Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), dan Rinjani Lombok (Nusa Tenggara Barat).

Enny Sudarmonowati, Ketua Komite Nasional MAB UNESCO yang juga Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, mengatakan bahwa ketiga cagar biosfer ini memiliki keunikan masing-masing. Keunikan tersebut yaitu ekosistem gambut di Barbak Sembilang, biodiversitas khas danau di Danau Sentarum, dan ekosistem pegunungan di Rinjani.

“Kami berharap ketiganya dapat disetujui dan ditetapkan UNESCO saat sidang ke-30 di Indonesia pada Juli mendatang. Alasan kami memilih ketiga cagar tersebut ialah keunikan biodiversity dari masing-masing daerah dan komitmen pemerintah daerah,” ungkapnya.

BACA JUGA: Status Pulau Sempu Tetap Cagar Alam, Aktivitas Wisata Dilarang

Enny menyebutkan, sidang ICC MAB UNESCO memberi kesempatan bagi Indonesia untuk membuktikan adanya pengakuan dan peran Indonesia sebagai negara kaya sumber daya alam hayati di dunia. Utamanya adalah dalam mengembangkan cagar biosfer sebagai wahana penerapan pembangunan berkelanjutan dengan tetap melestarikan keanekaragaman hayati dan pemanfaatan iptek.

“Sebagai tuan rumah, Indonesia perlu mengambil peran dengan mengusulkan rekomendasi berupa Palembang Recommendation untuk disetujui di sidang dan diacu dunia. Rekomendasi tersebut terkait dengan salah satu nominasi Cagar Biosfer baru Indonesia, yakni Berbak Sembilang. Untuk itu, pemerintah memilih Palembang sebagai kota untuk tuan rumah penyelenggaraan, selain juga karena komitmen pemerintah daerah setempat yang baik dalam cagar biosfer, ” ujarnya.

Jumlah cagar biosfer dunia saat ini sebanyak 669 yang tersebar di 120 negara. Indonesia sendiri hingga kini memiliki 11 cagar biosfer dan mengusulkan nominasi tiga cagar biosfer baru.

“Momen ini juga menjadi ajang promosi keunggulan Indonesia dalam pengembangan cagar biosfer untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan kelestarian sumber daya hayati dan ekosistemnya, yang berbasis multipihak dan lintas sektoral,” kata Enny.

BACA JUGA: KLHK Berharap Asosiasi Pariwisata Alam Indonesia Meningkatkan Kinerja

Sebagai informasi, LIPI merupakan lembaga yang ditunjuk sebagai national focal point untuk memberikan masukan ilmiah terkait terlaksananya keseimbangan hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam. Sehubungan dengan peran ini dan juga persiapan pelaksanaan sidang ICC MAB UNESCO, LIPI yang didukung oleh Kementerian dan lembaga lainnya menyelenggarakan Launching “30th Session of the ICC of the MAB-UNESCO” pada 14 Mei 2018 di LIPI Pusat Jakarta.

Penyelengaraan sidang ICC MAB UNESCO kali ini juga istimewa bagi Indonesia karena Indonesia menjadi negara kelima di luar Perancis yang menjadi tuan rumah pertemuan tersebut. Sebelumnya, penyelenggaraan pertemuan di negara di luar Perancis pernah dilakukan di Jeju (Korea Selatan), Dresden (Jerman), Jönköping (Swedia), dan Lima (Peru).

Penulis: Dewi Purningsih

Top